Kamis, 01 Juli 2010

REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN



REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN

A. Sistem Reproduksi
Sebagian besar serangga membiak secara seksual, bagian yang lain secara aseksual atau partenogenetik. Sistem reproduksi jantan berfungsi memproduksi dan menyampaikan atau mengantarkan spermatozoa. Sistem reproduksi betina berfungsi memproduksi dan menyimpan telur, menyimpan spermatozoa, sebagai tempat pembuahan, dan meletakkan telur atau melahirkan larva atau nimfa.
B. Sistem Reproduksi Jantan
1. Sistem reproduksi jantan terdapat di bagian belakang abdomen, terdiri dari dari sepasang gonad yang disebut sebagai testes (ganda; testis = tunggal), yang dihubungkan oleh tabung-tabung yang bermuara dalam aedeagus atau penis.
2. Pada dasarnya sistem ini sama pada semua serangga, meskipun bervariasi menurut jenisnya.
3. Testis ada sepasang (dua), bilateral, namun ada yang menyatu (fusi) di tengah (misal pada Lepidoptera).
4. Tiap testis terdiri dari sejumlah folikel, terbungkus oleh jaringan alat (connective tissue).
5. Tiap folikel terbungkus oleh selapis sel-sel epitel.
6. Spermatogenesis atau produksi spermatozoa terjadi di dalam folikel, oleh sel-sel lembaga (germ cells) melalui pembagian sel meiosis.
7. Tiap folikel dari ujung sampai pangkalnya dapat dibagi dalam beberapa zona yang menunjukkan fase-fase spermatogenesis :
a. Bagian paling ujung adalah germarium atau zona spermatogenia terdiri dari sel-sel lembaga atau spermatogenia.
b. Zona berikutnya adalah zona pertumbuhan atau zona spermatosit : pada bagian ini spermatogenia membagi secara mitosis beberapa kali membentuk spermatosit primer berkelompok-kelompok terbungkus oleh sel-sel somatik.
c. Zona berikutnya adalah zona reduksi dan pematangan : di bagian ini spermatosit primer (2n) mengalami meiosis (2n ® 1n) menjadi sel-sel haploid, menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder ini kemudian menjadi spermatik.
d. Zona terakhir (pangkal folikel) adalah zona transformasi : di sini spermatid berkembang menjadi spermatozoa.
C. Sistem Reproduksi Betina
1. Sistem reproduksi betina terdiri dari sepasang gonand atau ovari (ovary), yang dihubungkan oleh tabung-tabung ke vagina yang mempunyai bukaan di luar.
2. Ovari memproduksi telur dan terdiri dari beberapa sampai banyak ovariol, yang merupakan unit yang fungsional.
3. Pada ujung ovari terdapat benang terminal (terminal filament) yang merupakan kumpulan dari benang-benang ovariol.
4. Pada dasar ovariol ada saluran pendek-kecil disebut pedisel (pedicel). Tiap ovariol dari ovari (satu ovari) bermura di kaliks (calyx) dan kaliks berhubungan dengan saluran telur lateral (lateral duct).
5. Dua saluran telur lateral, masing-masing dari ovari kiri dan kanan, bertemu menyatu di saluran telur bersama (common oviduct).
6. Saluran telur bersama berhubungan dengan bursa kopulatriks (bursa copulatrix) atau vagina yang mempunyai bukaan di luar.
7. Spermateka (spermatheca) atau kantung sperma umumnya tidak berpasangan, bermuara di vagina atau saluran telur bersama.
8. Kelenjar penyerta dapat berpasangan atau hanya satu juga bermuara di vagina atau di saluran telur bersama. Umumnya memproduksi bahan likat untuk menempelkan telur pada substrat atau bahan pembungkus telur-telur menjadi paket telur, misalnya ooteka belalang sembah (Mantidae), belalang lapangan (Acrididae) dan lipas (Blattidae).
9. Oogenis merupakan pembentukan telur terjadi di dalam ovariol.
10. Proses oogenesis ini dapat terselesaikan sebelum atau sesudah serangga menjadi imago.
11. Germarium terdapat di ujung ovariol dan vitelarium di pangkalnya. Germarium mengandung sel-sel lembaga disebut oogonia yang membagi diri secara mitosis dan menjadi oosit nantinya.
12. Tiap oosit yang sedang berkembang diselubungi oleh sel epitel folikel; oosit dan lapisan sel epitel itu adalah folikel.
13. Jika sel telur telah matang maka telur itu bergerak ke luar dari ovariol; proses ini disebut ovulasi. Sel-sel epitel tertinggal di dalam ovariol dan akhirnya hancur.
D. Telur dan Pembuahan Telur
1. Telur yang matang diletakkan, dan bentuknya beragam mulai dari yang pipih, bulat telur (oval), seperti tong sampai bulat.
2. Sebagian besar telur bagian terbesar telur terisi oleh kuning telur (yolk) atau deutoplasma (deutoplasm), sitoplasma dan inti hanya menempati bagian kecil dari telur.
3. Kuning telur mengandung karbohidrat, protein dan lipida. Protein adalah bagian yang terbanyak. Sitoplasma terdapat di sekitar inti (sitoplasma inti) dan sekitar tepi kuning telur (periplasma atau sitoplasma korteks = cortical cytoplasm).
4. Telur dapat terbungkus oleh dua membran: membran vitelin yang merupakan membran sel telur dan korion (chorion) atau kulit telur.
5. Korion berfungsi seperti kutikula pada serangga betinanya, melindungi terhadap gangguan fisik, terhadap penguapan air, dan juga untuk ventilasi (pernapasan) telur.
6. Telur-telur jenis serangga tertentu yang diletakkan di tempat lembab dapat menyerap air dari lingkungannya.
7. Spermatozoa dapat masuk ke dalam telur melalui satu atau lebih saluran khusus disebut mikropil, yang merupakan perforasi, pada korion yang terdapat di bagian tertentu dari telur.
8. Pembuahan telur terjadi setelah ovulasi, dimulai dengan transfer sperma dari serangga jantan ke serangga betina di dalam sistem reproduksinya pada waktu kopulasi.
9. Sperma yang ditransfer itu bebas atau dalam spermatofor.
10. Spermatofor biasanya diletakkan dalam bursa kopulatriks atau vagina, jarang di dalam spermateka.
11. Spermatozoa, apapun kondisinya waktu ditransfer ke serangga betina akhirnya berkumpul di spermateka.
12. Proses pembuahan adalah sebagai berikut:
(1) pelepasan sejumlah spermatozoa dari spermateka,
(2) masuknya spematozoa ke dalam telur melalui mikropil (micropyle), dan
(3) fusi pronuklei telur dan spermatozoa menjadi zigot.
E. Penentuan Kelamin dan Pembiakan Partenogenetik
1. Hampir semua serangga adalah biseksual: organ reproduksi atau organ seks jantan dan betina masing-masing terdapat pada individu yang berbeda.
2. Berbagai spesies serangga dari kelompok berbeda (misalnya famili Aphididae (Hemiptera) dan famili-famili dari subordo Apocrita (Hymenoptera)) dapat berbiak partenogenetik (tanpa ada pembuahan telur).
3. Ada juga serangga hermafrodit (hermaphrodite), yaitu organ jantan dan betina terdapat pada satu individu. Kutu putih Icerya purchasi dan beberapa jenis kerabatnya adalah jenis-jenis yang sudah dipastikan hermafrodit.
4. Penentuan kelamin (seks) pada serangga seksual tergantung dari keseimbangan antara gen-gen sifat jantan dan gen-gen sifat betina.
5. Pada sebagian besar kelompok serangga jantan adalah heterogamet dan betina homogamet.
F. Embriogenesis (Perkembangan Embrio)
1. Embriogenesis mencakup perkembangan sejak terjadinya zigot dan keluarnya individu yang sudah berkembang penuh dari telur.
2. Proses individu keluar dari telur ini disebut penetasan atau eklosi (eclosion).
3. Morfogenesis adalah perkembangan sejak terjadi zigot sampai menjadi serangga dewasa.
4. Embriogenesis antara kelompok-kelompok serangga beragam, ulasan umumnya dapat disajikan sebagai berikut.
Lapisan sel pertama yang terbentuk adalah blastoderm, yang terdiri dari lapis tunggal sel-sel, yaitu blastomer. Proses terbentuknya blastomer berbeda pada satu jenis binatang dengan jenis yang lainnya, hal ini berhubungan dengan banyaknya bahan kuning telur di dalam telur. Namun pada sebagian besar serangga, telurnya mempunyai bahan kuning telur yang banyak. Pada kebanyakan serangga nukleus yang berfungsi dengan sitoplasmanya, berperilaku seperti individu sel dan membelah diri (cleavage) secara mitosis. Nukleus-nukleus baru yang terjadi bergerak ke daerah tepi telur dan membentuk blastoderm. Selama proses itu berlangsung, tiap nukleus membentuk sel lengkap dengan selaput selnya.
Sel-sel hasil pembelahan di atas sebagian tetap di bagian kuning telur, atau sebagian yang sudah di tepi kembali ke kuning telur; sel-sel ini disebut vitofag (vitellophages) atau sel-sel kuning telur (yolk cells). Vetelofag ini berperan dalam pencernaan awal kuning telur, sehingga memudahkan pengasimilasian oleh sel-sel embrio lain.
Pada waktu bersamaan terjadinya blastoderm, beberapa sel hasil pembelahan berubah menjadi sel-sel lembaga (germ cells) (Gambar ..), yang nantinya berkembang menjadi gamet atau sel-sel reproduktif pada tahap larva tua, pupa atau dewasa.
Setelah pembentukan blastoderm selesai, sel-sel pada satu sisi telur berubah bentuk menjadi kolumnar (columnar) (artinya seperti tiang besar) sepanjang garis tengah-longitodinal telur, ke arah dua sisi dari garis ini sel-sel itu secara berurutan kurang kolumnar, akhirnya bersatu dengan sel-sel blastoderm yang tersisa, yang cenderung menjadi pipih (sequamous). Daerah yang menebal dari blastoderm terdiri dari sel-sel kolumnar itu adalah pita lembaga (germ band), yang kemudian memanjang dan berkembang menjadi embrio. Sel-sel lain ikut dalam pembentukan selaput atau membran ekstraembrio. Pada sebagian besar serangga lipatan pada daerah di luar pita lembaga tumbuh ke arah atas pita lembaga, nantinya bertemu sepanjang garis tengah longitudinal. Lapis luar dan dalam dari satu lipatan bersatu dengan lapis yang sama dan lipatan lainnya. Lipatan dalam membentuk amnion (amnion) di sekeliling embrio yang berkembang dan lapis luar membentuk serosa yang mengelilingi kuning telur, ammon dan embrio. Pada beberapa serangga selaput ekstraembrio terbentuk dari invaginasi (Apterigota) atau involusi embrio (Odonata, beberapa Orthoptera dan Homoptera).
Pada waktu pembentukan ammnion dan serosa, terjadi juga proses gastrulasi, yang dimulai dengan invaginasi (melekuk ke dalam) bagian bawah (venter) pita lembaga. Nantinya invaginasi itu mendatar ke arah keluar dan pinggir-pinggir luarnya bertemu dan bersatu membentuk pita longitudinal dari sel-sel (lapis dalam atau mesentoderm) yang dikelilingi oleh lapis luar, disebut ektoderm. Tipe lain pembentukan lapisan dalam ialah mengendapnya pita longitudinal bawah ke dalam kuning telur, yang kemudian tertumbuhi oleh sel-sel pita lembaga yang tertinggal. Tipe yang lain lagi, lapisan dalam itu berkembang dari proliferasi pita lembaga. Kemudian lapisan dalam berkembang menjadi dua pita longitudinal lateral (mesoderm) dan untingan tengah (median strands) dengan massa sel pada ujung anterior dan posterior. Untingan tengah bagian massa sel di kedua ujungnya akan menjadi endorm.
Pada tahap perkembangan ini -yaitu mulai adanya mesoderm dan endorm -terjadi alur-alur melintang sehingga embrio terbagi-bagi menjadi satu seri ruas-ruas, 20 jumlahnya. Segmentasi atau peruasan ini adalah proses bertahap (gradual), mulai dari bagian depan dan berlanjut ke belakang. Pada saat yang sama terjadi juga evaginasi ektoderm, yang membentuk berbagai embelan (appendages) tubuh. Apabila segementasi embrio itu telah sempurna dan semua dasar-awal (rudiments) dari embelan telah terbentuk, bagian-bagian embrio yang akan membentuk ketiga tagmata tubuh serangga sudah dapat terlihat. Setelah pembentukan tiga lapis lembaga (germ layers) (endorm, mesoderm, ektoderm), masing-masing berkembang lebih lanjut yang nantinya membentuk berbagai jaringan dan organ-organ. Proses ini disebut organogenesis.
Otot-otot, jantung dan aorta (pembuluh dorsal, jaringan lunak dan organ reproduksi berasal dari perkembangan mesoderm. Mesenteron adalah endodermal, sedang stomodeum dan proktodeum ektodermal, otak, sistem saraf, sistem trakea dan integumen juga ektodermal.
G. Tipe-tipe Perkembangan Embrio
Perkembangan embrio pada serangga dapat dikelompokkan dalam tiga tipe utama, yaitu :
1. Ovipar
Serangga betina meletakkan telur yang telah matang baik dibuahi maupun tidak. Perkembangan embrio terjadi diluar tubuh induknya dan embrio memperoleh makanan dari kuning telur. Kebanyakan serangga memiliki perkembangan ovipar.
2. Vivipar
Pada perkembangan vivipar serangga betina tidak meletakkan telur tapi melahirkan larva atau nimfa muda dalam bentuk individu yang tidak terbungkus kulit telur (korion) . Perkembangan embrio berlangsung dalam tubuh induknya dan embrio memperoleh makanan langsung dari tubuh induknya.
3. Ovovivipar
Telur mengandung cukup kuning telur untuk memberi makan embrio yang sedang berkembang dan diletakkan oleh induknya segera setelah menetas. Istilah ovovivipar juga digunakan untuk serangga-serangga yang meletakkan telur yang mengandung embrio yang telah berkembang (telur telah siap menetas).
Selain ketiga tipe utama di atas, serangga juga memiliki beberapa tipe perkembangan embrio yang lain, yaitu :
1. Poliembrioni
Pada poliembrioni setiap telur yang sedang berkembang dapat membelah secara mitosis dan menjadi beberapa sampai banyak embrio. Tipe perkembangan ini biasanya terdapat pada Hymenoptera.
Telur pada serangga polimbrioni berbeda dari serangga non-poliembrioni, sebagai berikut: (1) telurnya sangat kecil, (2) tidak ada kuning telur, (3) karion, jika ada, sangat tipis dan permeabel.
2. Paedogenesis
Serangga pradewasa memiliki alat kelamin yang telah matang dan dapat menghasilkan keturunan. Beberapa jenis Coleoptera memiliki perkembangan paedogenesis.
3. Partenogenesis
Sel telur berkembang menjadi embrio tanpa mengalami pembuahan. Partenogenesis dapat terjadi pada serangga ovipar maupun vivipar.
H. Peletakan Telur dan Eksklosi
Peletakan telur (oviposition) terjadi setelah telur matang dan terjadi ovulasi. Telur umumnya diletakkan di tempat-tempat yang sesuai untuk kehidupan keturunan. Telur dapat diletakkan dalam kelompok atau satu-satu, tergantung spesiesnya. Organ atau struktur untuk peletakan telur dapat terdiri dari embelan-embelan khusus yang membentuk alat peletak telur atau ovipositor, atau abdomen dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat dijulurkan seperti tabung sehingga berfungsi sebagai ovipositor. Struktur ini umum disebut ovitubus dan dapat ditemui pada trips (Thysanoptera), lalat (Diptera) dan lainnya.
Telur diletakkan secara beragam, beberapa serangga menyatukan telurnya secara pasif, misalnya pada Plasmida (walkingstick), yang lain menempelkan telur pada substratnya satu-satu atau dalam kelompok. Serangga parasitoid menggunakan ovipositornya untuk "menyuntikkan" telurnya dalam tubuh inangnya, pada serangga akuatik telurnya diliputi oleh bahan gelatin. Serangga-serangga yang memarasit mamalia kerapkali meletakkan telur pada rambut-rambut inangya.
Eklosi (eclosion) adalah proses penetasan atau keluar dari telur; kadang-kadang diartikan sebagai munculnya imago dari fase pradewasa. Eklosi umumnya melibatkan penegukan (swallowing) cairan amnion dan difusi udara ke dalam telur.

PENCEMARAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN DESA MARTADAH PELAIHARI

Latar Belakang
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya yang sangat banyak dan bervariasi karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat unsur hara dan lingkungan yang kaya akan hasil alam.
Namun seiring berjalannya waktu, Sumber Daya Alam dan lingkungan Indonesia banyak yang digunakan tidak sesuai aturan yang berlaku, dieksploitasi dan dicemarkan oleh berbagai aktifitas pengolahan berbagai usaha, produksi, maupun pertambangan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tersebut. Salah satu diantaranya, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian atau perkebunan dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian atau perkebunan, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian atau perkebunan, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian atau perkebunan dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian atau perkebunan tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup. Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.

Rumusan Masalah

1. Apa yang menjadi sumber pencemar dari polusi udara, tanah, dan air ?
2. Apa jenis pencemar dari polusi udara, tanah, dan air ?
3. Apa keluhan masyarakat di sekitar tempat penambangan ?
4. Apakah ada upaya pengelolaan dari pengelola pertambangan ?
5. Bagaimana solusi atau saran terhadap masalah pencemaran ?




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Desa Martadah Baru
Pada praktek lapangan yang telah dilakukan di desa Martadah Baru ini sebenarnya sudah mengalami pencemaran yaitu berupa pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran tersebut dilakukan oleh para pengusaha tambang dan pada kesempatan kali ini kami melihat secara langsung bagaimana dampak pencemaran yang telah dilakukan.
Pada pencemaran air misalnya air yang ada disekitar pertambangan dapat dilihat dengan jelas tercemarnya karena kotor dan berwarna keruh, disekitar sungai mengalami pendangkalan. Pada pencemaran tanah dapat dilihat juga ceceran oli dan minyak dari mesin pertambangan tersebut sehingga mengotori tanah dan mencemari tanah sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah yang ada disekitar pertambangan, tetapi pada saat pengamat kami melihat bahwa tumbuhan masih bisa bertahan hidup disekitar tambang emas tersebut hal ini mungkin dikarenakan kadar dari pencemaran tanah belum seberapa sehingga tumbuhan masih bisa hidup, yang kami takutkan kalau dibiarkan begitu saja tidak ada tindakan akan mengakibatkan tumbuhan serta mahluk hidup yang berada disekitarnaya tidak dapat hidup lagi. Sedangkan pencemaran udara berasal dari mesin yang mengeluarkan asap karbon monoksida (CO) dan suara yang bising yang juga berasal dari mesin pertambangan tersebut.
Upaya pengelolaan dari pihak pertambangan hanya ala kadarnya yang hanya dialokasikan pada suatu yang bsa dikatakan semacam kolam yang kemudian tanpa penyarigan di salurkan lansung ke sungai sehingga sungai mengalami pendangkalan.

2.2 Pencemaran Semestinya
Pencemaran lingkungan adalah masuknya benda asing ke dalam lingkungan yang menyebabkan perubahan sususan/komposisi lingkungan dari keadaan normalnya. Pencemaran yang terjadi di lingkungan masyarakat sekarang ini disebabkan karena tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambah jumlah bahan anorganik pada tanah, perairan dan udara.
A.Pencemaran Udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.
1) Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari udara.

B. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir sehingga kesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
C. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya zat pencemara kedalam suatu kadar air yang mneybabkanair ini berubah bentuk dari fungsi asalnya. Indikator pencemaran air meliputi :
1. Perubahan suhu air, bila suhu naik kadar oksigen akan menurun
2. Perubahan pH
3. Perubahan warna air, mempengaruhi kecerahan air yang menyebabkan penetrasi cahaya berkuang.
4. Zat-zat terlarut dan koloid di dalam perairan.
5. Adanya mikroorganisme di dalam perairan.
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Kebanyakan pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksida¬oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang(SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida.


BAB III
3.2. Analisis Data
Pencemaran lingkungan
3.2.1 Polusi udara
Berdasarkan hasil pengamataan yang telah di lakukaan dan dari hasil wawancara dengan sumber pembicara/responden yaitu mas Adi dan mas Roni dihasilkan data bahwa sumber pencemaraan yaitu berasal dari 2 mesin desel yang bertipe R 175 dan S 110 yang mengeluarkan asap berupa CO yang dimana kedua mesin tersebut menyebabkan suara bising sehingga menurut analisa kami termasuk dalam katagori polusi suara yang saling berketerkaitan dengan polusi udara. Ditinjau dari pustaka yang kami dapatkan bahwa Udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan dalam golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol), golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida), golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon), dan golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap). Jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga. Pertama, mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah. Kedua, bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene. Ketiga, makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing. Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu pencemaran udara bebas dan pencemaran udara ruangan. Sehingga dari hasil pengamatan dan dari tinjauan pustaka jenis pencemaran udara yang terjadi di desa Martadah termasuk jenis pencemaran polusi udara bebas yaitu adanya unsure CO dan suara bising yang keluar dari mesin.
Masyarakat disana tidak ada tanggapan dan keluhan terhadap polusi udara yang ditimbulkan oleh tambang emas tersebut karena lokasinya yang sangat jauh dari pemukiman penduduk sekitar. Karena tidak ada tanggapan dari masyarakat sekitar maka tidak ada upaya pengelolaan dari pihak tambang emas tersebut. Menurut pendapat kelompok kami karena tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar terhadap polusi udara. Jadi, kami menyimpulkan polusi udara tersebut tidak terlalu bermasalah karena letaknya yang cukup jauh dari pemukiman masyarakat sekitar.

3.2.2 Polusi Tanah
Berdasarkan pengamataan yang kami lakukan di lapangan maka dapat kami simpulkan bahwa sumber dari pencemaraan berupa oli, potas, karbon dan minyak solar. Oli dan minyak tersebut berasal dari mesin domping yang ketika beroperasi mengalami kebocoran sehingga mengotori dan mengaliri tanah sekitar pertambangan, sedangkan potas dan karbon sendiri adalah bahan campuran, dari bahan dasar berupa lumpur yang akan di olah untuk mendapatkan emas, ketika dalam masa proses pengolahan dalam proses pembuangan potas dan karbon tidak ikut terambil sepenuhnya ketempat pembuangan sehingga dikategorikan jenis pencemaran tanah. Dari hasil pengaamatan yang dilakukan sesuai dengan pustaka yang kami dapatkan yaitu pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah daritempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Pihak pertambangan tidak melakukan upaya pengelolaan limbah. Sehingga zat-zat yang tertinggal jelas terlihat dan mencemari tanah yang berada disekitar pertambangan. Adapun untuk keluhan masyarakat tentang pencemaran tanah yang berada di sekitar tambang tesebut tidak ada respon yang berarti hal ini disebabkan karena lokasi yang cukup jauh dari perumahan penduduk serta upaya pengelolaan tanah belum ada. Solusi atau saran yang kami berikan yaitu lebih diperhatikannya masalah mesin sehingga tidak ada lagi kebocoran, serta ditingkatkannya lagi perawataan mesin dan pengecekan mesin secara rutin.

3.2.3 Polusi Air
Berdasarkan hasil pengamatan kami dilapangan sumber pencemaran berupa oli, potas, karbon serta Lumpur yang mana dialirkan pada satu saluran tersebut bermuara ke sungai. Pada tepian danau terdapat endapan Lumpur yang bercampur minyak dan oli yang sangat memprihatinkan dan dari pustaka yang kami dapatkan Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, bahan pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksida¬oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang(SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, dimana pencemaran air yang terjadi pada penambangan di daerah desa Martadah diakibatkan oleh tercemarnya air (danau yang bermuara ke sungai)oleh logam berat buangan dari sisa hasil penambangan.
Beradasarkan narasumber dia menyatakaan bahwa tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar terhadap pencemaran polusi air ini karena masyarakat menggunakan air untuk keperluaan sehari-hari yang bersumber dari sumur.
Upaya pengelolaan dari pihak pertambangan hanya sebatas mengalokasikan limbah sisa produksi tersebut tetapi tidak mengolahnya sampai betul-betul aman untuk dibuang dan di alirkan, sehingga bisa mengakibatkan tercemarnya sungai sekitar yang terlihat dari air sungai yang berwarna keruh.
Solusi dari kelompok kami yang dapat kami berikan sebaiknya dari pihak pabrik benar-benar mengelola limbah akhir hasil pertambangan sehingga tidk ada lagi pencemaraan air.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan dari tinjauan pustaka yang didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa di desa Martadah baru terdapat aktifitas pertambangan yang membuat pencemaran terhadap lingkungan sekitar yang terbagi atas:
1. Polusi Udara,
Sumber pencemaran berupa asap. Pencemaran berupa pencemaan udara , tidak ada keluhan dari masyarakat, Tidak ada upaya pengelolaan,
2. Polusi Tanah
Sumber pencemaran berasal dari mesin dan berupa oli,minyak, potasdan karbon. Jenis pencemaran berupa pencemaran tanah, Tidak ada keluhan dari masyarakat sehingga tidak ada upaya pengelolaan.
3. Polusi Air
Sumber pencemaraan berupa oli, karbon, Lumpur dan potas, jenis pencemaran berupa pecemaraan air, tidak ada kelohaan dari masyarakat, tidak ada upaya penggelolaan , dibiarkan begitu saja.

4.2. Saran
1. Terhadap polusi udara yaitu hendaknya di lakukan pengecekan mesin secara rutin.
2. Terhadap polusi tanah yaitu sebaiknya dilakukan perawataan mesin secara rutin sehingga tidak erjadi kebocoraan
3. Terhadap polusi air yaitu hendaknya pihak pabrik mengelola limbah dan tidak dialirkan kesungai, memiliki penampingan sendiri



BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Bachri, Moch. “Geologi Lingkungan”. CV. Aksara, Malang, 1995.
http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. diakses 12 Januari 2009.

Welcome to my Activity

disini aq nampilin segala macam aktivitasku dan suasana hatiku baik senang, sedih, galau, gundah, gulana dll.

Total Tayangan Halaman