Rabu, 15 Februari 2012

“BAHAYA PENCEMARAN TIMBAL PADA MAKANAN DAN MINUMAN BESERTA KOMENTARNYA”





  TUGASMATA KULIAH 
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN



“BAHAYA PENCEMARAN TIMBAL PADA MAKANAN DAN MINUMAN BESERTA KOMENTARNYA”



Dosen pengasuh :
Drs. H. Hardiansyah,M.Si
Drs. Bunda Halang, M.T

Oleh :
SOPHIA NIRMALIDA
(A1C208010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN


Bahaya Pencemaran Timbal pada Makanan dan Minuman

Sumber: Pikiran Rakyat, 19 Agustus 2004
TIMBAL (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian utama dalam segi kesehatan, karena dampaknya pada sejumlah besar orang akibat keracunan makanan atau udara yang terkontaminasi Pb memiliki sifat toksik berbahaya. Timbal bisa terkandung di dalam air, makanan, dan udara. Pb di atmosfer berasal dari senyawa hasil pembakaran bensin reguler dan premium yang tidak sempurna.
Percepatan pertumbuhan di sektor transportasi dapat dilihat dan dirasakan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, khususnya di wilayah Kota Bandung. Kepadatan arus lalu lintas disebabkan tingginya volume kendaraan yang tidak sesuai dengan ketersediaan ruas jalan yang ada. Kondisi tersebut merupakan faktor utama penyebab kemacetan arus lalu lintas. Dampak negatif yang didapatkan adalah tingginya tingkat polusi udara lingkungan kota, sebagai hasil emisi gas pembuangan kendaraan bermotor.
Dilihat dari sumbernya, pencemaran udara terbesar memang berasal dari asap buangan kendaraan bermotor, khususnya di Kota Bandung. Hasil dari berbagai observasi menyebutkan, kontribusi pencemaran udara dari transportasi mencapai 66,34% dari total pencemaran, sementara kegiatan industri menyumbang 18,90%, permukiman 11,12% dan kegiatan persampahan 3,68%.
Asap kendaraan bermotor dapat mengeluarkan partikel Pb yang kemudian dapat masuk/mencemari ke dalam makanan yang dijajakan di pinggir jalan atau dapat terserap manusia secara langsung melalui pernapasan. Pb dapat merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunkan kemampuan belajar dan membuat anak-anak hiperaktif. Anak-anak yang menjadi paling menderita akibat pencemaran udara, karena paru-parunya belum berkembang sempurna dan daya tahan tubuhnya belum kuat.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang tubuhnya telah terkontaminasi Pb sampai 10 mikrogram bisa menurun atau menjadi idiot. Pada ibu hamil yang terkontaminasi Pb dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan, keguguran atau paling tidak, sel otak jabang bayi menjadi tidak bisa berkembang. Bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan. Cukup memprihatinkan, ternyata anak-anak Bandung tercatat 50% kadar timbal dalam darah anak itu tinggi, seperti yang telah dilaporkan Dr. Puji Lestari, staf pengajar dan peneliti Teknik Lingkungan ITB, dari hasil penelitiannya terhadap 90 orang anak sekolah di Kota Bandung ("PR", 12/7).
 

Sumber pencemaran Pb
Biasanya kadar Pb dalam tanah berkisar 5-25 ppm, dalam air tanah 1-60 ppm dan agak lebih rendah dalam air permukaan. Air minum dapat tercemar cukup tinggi oleh Pb karena penggunaan pipa berlapis Pb, peralatan makanan keramik berglasur merupakan sumber Pb yang lain. Bagi kebanyakan orang, sumber utama asupan timbal adalah makanan yang biasanya mengandung 100-300 mikrogram/hari. Makanan/minuman yang dikemas dalam kaleng, terutama yang bersifat asam, terbukti dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Kadar Pb dalam kemasan kaleng tersebut sebesar 637,64 + 94,25 ppm dan kadar Pb yang bermigrasi ke dalam makanan/minuman bisa mencapai 0,171 + 0,02 ppm, dengan kecepatan reaksi pelepasan Pb sebesar 5,56 x 10-5 bpj/jam.
Hasil penelitian The National Foof Processors Association mengungkapkan, kehadiran partikel Pb merupakan salah satu sumber kontaminasi di dalam produk makanan/minuman yang dikalengkan. Keberadaan partikel Pb ini dapat berasal dari kaleng yang dilakukan pematrian pada proses penyambungan antara kedua bagian sisi dari tin plate untuk membentuk badan kaleng atau antara bagian badan kaleng dan tutupnya yang dipatri.
Sumber pencemaran Pb yang lain yaitu dari makanan/minuman jajanan yang dijual di pinggir jalan, seperti hasil penelitian yang telah dilakukan mahasiswa dan dosen Jurusan Teknologi Pangan FT-Unpas. Dilaporkan, dari sepuluh jenis makanan/minuman jajanan yang dijual di pinggir jalan di sekitar wilayah Kiaracondong dan Cicadas, tujuh jenis di antaranya mengandung Pb (jumlah sampel 50), seperti yang terlihat pada tabel.
Dampak kesehatan                                                                           
Gejala dan tanda-tanda secara klinis akibat terpapar Pb yang timbul akan berbeda, seperti tersebut di bawah ini :
1. Terpapar secara akut
Timbal di udara yang dihirup manusia dapat menimbulkan gejala-gejala gastrointestinal, seperti kram perut, kolik, dan biasanya diawali dengan sembelit, mual, muntah-muntah. Sedangkan manifestasi secara neurologi adalah encephalophaty seperti sakit kepala, bingung atau pikiran kacau, sering pingsan dan koma. Pada beberapa kasus akibat terpapar Pb, oliguria dan gagal ginjal yang akut dapat berkembang dengan cepat.
Pada anak-anak nafsu makan berkurang, sakit perut dan muntah, bergerak terasa kaku, kelemahan , tidak ingin bermain, peka terhadap rangsangan, sulit berbicara dan gangguan pertumbuhan otak dan koma.


2. Terpapar secara kronis
Intoksikasi Pb secara kronis berjalan lambat. Kelelahan, kelesuan, iritabilitas dan gangguan gastrointestinal merupakan tanda awal dari intoksikasi Pb secara kronis. Secara epidemiologi paparan dengan dosis rendah sudah menimbulkan efek yang merugikan pada perkembangan dan fungsi dari sistem saraf pusat. Gejala lainnya adalah kehilangan libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi, serta aborsi spontan pada wanita.
Upaya pencegahan
Berbagai upaya dan tindakan pengamanan perlu dilakukan dalam rangka mencegah dan mengurangi pencemaran Pb, baik yang berasal dari hasil pembakaran mesin mobil/motor maupun hasil industri atau dari makanan/minuman yang tercemar Pb. Upaya-upaya tersebut di antaranya adalah :
1. Melalui tes medis (misal tes kandungan Pb dalam darah), terutama bagi seseorang/pekerja yang terpapar Pb.
2. Selalu mewaspadai terhadap pencemaran Pb dengan menghindari atau tidak berada lama di tempat-tempat yang udaranya terkena polusi gas buangan kendaraan maupun industri, khususnya bagi anak-anak dan ibu hamil.
3. Mengontrol lingkungan sebagai tempat beradanya unsur Pb bebas di udara, dan penggunaan bensin tanpa Pb merupakan salah satu alternatif yang perlu segera direalisasikan.
4. Memberikan informasi/penyuluhan tentang bahaya cemaran Pb terhadap kesehatan kepada para pedagang makanan/minuman jajanan dan harus selalu dalam keadaan tertutup rapat pada produk dagangannya.
5. Menghindari penggunaan peralatan-peralatan dapur atau tempat makanan/minuman yang diduga mengandung Pb (misalnya keramik berglasur, wadah yang dipatri atau mengandung cat, dan lain-lain).
6. Pemantauan terhadap kadar Pb di udara maupun dalam makanan/minuman secara berkesinambungan, dengan melibatkan instansi yang terkait dan suatu lembaga-lembaga penelitian.***
Wisnu Cahyadi, Ir., M.Si., Dosen Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik Unpas. Mahasiswa Program Doktor, Departemen Farmasi, Pascasarjana ITB.


KOMENTAR DARI ARTIKEL MENGENAI “BAHAYA PENCEMARAN TIMBAL PADA MAKANAN DAN MINUMAN”

            Selain kontaminasi Pb pada minuman, juga ditemukan kontaminasi Pb pada makanan olahan atau makan kaleng. Makanan yang telah diasamkan dapat melarutkan Pb dari wadah atau alat-alat pengolahannya. Beberapa studi terbatas juga telah menemukan Pb pada daun tumbuhan. Senyawa Pb yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman akan diikutkan dalam proses metabolisme tubuh. Namun demikian jumlah Pb yang masuk bersama makanan dan atau minuman ini masih mungkin ditolerir oleh lambung disebabkan asam lambung (HCL) mempunyai kemampuan untuk menyerap logam Pb. Tetapi walaupun asam lambung mempunyai kemampuan untuk menyerap keberadaan logam Pb ini, pada kenyataannya Pb lebih banyak dikeluarkan oleh tinja.
            Pada pengamatan yang dilakukan terhadap para pekerja yang bekerja menangani senyawa Pb, tidak ditemukan keracunan kronis berat. Gejala keracunan kronis ringan yang ditemukan berupa insomnia dan beberapa macam gangguan tidur lainnya. Sedangkan gejala pada kasus keracunan akut ringan adalah menurunnya tekanan darah dan berat badan. Keracunan akut yang cukup berat dapat mengakibatkan koma dan bahkan kematian.
            Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat, disimpulkan bahwa pemasukan Pb sehari-hari ke dalam tubuh dan digolongkan pada tingkat keterpaparan normal adalah dalam kisaran 330 ug per hari, dengan tingkatan variasi antara 100 ug sampai dengan 2000 ug. Pada manusia dewasa jumlah kandungan atau konsentrasi Pb dalam darah tidak sama.

(Palar, Haryando. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta: Jakarta)

1 komentar:

Pengobatan Alami Limpa Bengkak mengatakan...

teriamakasih banyak, sangat menarik sekali pembahasannya...

Welcome to my Activity

disini aq nampilin segala macam aktivitasku dan suasana hatiku baik senang, sedih, galau, gundah, gulana dll.

Total Tayangan Halaman