LAPORAN PENELITIAN
FISIOLOGI TUMBUHAN
(AHYT 252)
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Cabe Rawit
“(Capsicum frustescens) “
Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. Noorhidayati, M. Si
Dra. Hj. Noor Ichsan Hayani, MP
Oleh :
Sophia Nirmalida
A1C208010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
DESEMBER 2010
PENELITIAN
Topik : Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman Cabe rawit (Capsicum frustescens)
Tujuan : Untuk mengamati dan memahami
bagaimana pertumbuhan dan perkembangan cabe
rawit(Capsicum frustescens).
Waktu : Kamis, 8 Oktober 2010 sampai Senin 30 November 2010
Tempat : Gang Rahim no 1 Kayu tangi Banjarmasin
I. ALAT DAN BAHAN
1.1 Alat
1.
Pot tanaman
2.
Penggaris
3.
Kamera handphone
4.
Alat tulis
5.
Mangkuk kecil
1.2 Bahan
1. Bibit cabe rawit (Capsicum
frustescens )
2.
Tanah pupuk
3.Air
II. CARA KERJA
1. Mengisi air ke dalam mangkuk kecil
plastik.
2. Merendam bibit tanaman cabe rawit (Capsicum frustescens) ke dalam mangkuk kecil plastik
tersebut selama semalaman (± 24 jam).
3. Menyiapkan tanah pupuk jadi kemudian
membuatnya ke dalam pot.
4. Mengambil beberapa bibit tanaman cabe rawit (Capsicum frustescens)
yang bagus dan meletakkannya ke dalam pot yang sudah berisi tanah tadi.
5. Menyiram tanaman tersebut setiap 2
kali/hari yaitu pagi sebelum jam 07.00 Wita dan sore sebelum jam 19.00 Wita.
6. Melakukan pengamatan terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe
rawit tersebut selama ± 2 bulan.
10. Menganalisa hasil
pengamatan yang dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan laporan hasil
pengamatan.
III. TEORI DASAR
Fisiologi
tumbuhan adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena penting di
dalam tumbuhan. Dalam kajian ini dipelajari proses dan fungsi yang menyangkut
tanggapan tumbuhan terhadap perubahan-perubahan lingkungan, dan pertumbuhan
serta perkembangannya sebagai hasil dari respon tersebut. Proses berarti suatu
kejadian di alam yang terjadi secara berkesinambungan. Contoh proses yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan misalnya fotosintesis, respirasi, penyerapan
ion, angkutan, membuka dan menutupnya stomata, asimilasi, transpirasi,
perbungaan dan pembentukan biji. Fungsi menunjukkan aktivitas benda-benda di
alam, apakah itu sel, jaringan, organ, bahan-bahan kimia atau apa saja. Tugas
kedua fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan menjelaskan fungsi setiap jenis
organ, jaringan, sel dan organ seluler dalam tumbuhan dan juga fungsi setiap
komponen kimia, apakah itu ion, molekul atau makromolekul. Tetapi oleh karena
itu proses-proses dan fungsi-fungsi tersebut sangat tergantung dan termodifikasi
oleh faktor-faktor lingkungan seperti cahaya dan suhu, maka tugas ketiga
fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan menjelaskan bagaimana proses-proses
dan fungsi-fungsi tadi dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungan
(Sastamihardja, 1996).
Inti sari
dari semua sasaran fisiologi tumbuhan adalah untuk menyusun secara detil dan
luas (comprehensive) semua kejadian alam yang terjadi dalam tumbuhan sehingga
kita mengerti pertumbuhan, perkembangan dan gerak yang terjadin pada tumbuhan.
Cabe merupakan
tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum frustescens. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah
Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk
Negara Indonesia. Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk
buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara
asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe
rawit dan paprika. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin.
Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan
Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah
tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya,
Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.
A. SYARAT TUMBUH TANAMAN CABE
- Di tanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl.
- Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
- Dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air.
- pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.
- pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
B. PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA CABE
Tahap awal budidaya cabe Yaitu :
- membuat persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan.
- media semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup nutrisi.
- bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut.
- setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang telah terisi media.
- mengatur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan sinar matahari sehingga tidak mengalami etiolasi.
- Langkah selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih. Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram / liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi perlakuan pestisida.
- Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit, benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang disiram terlebih dahulu
- Setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan, semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc / liter.
- Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai tanpa diperam terlebih dahulu.
- syarat pupuk kandang yang baik adalah
§ tidak berbau
§ tidak panas
§ berwarna kehitam hitaman , dan benar –
benar sudah matang
- jarak tanaman cabe rawit sebagai berikut
§ 50 x 100 cm
§ 60 x 70 cm
§ 50 x 90 cm
- cara pembuatan jarak tanaman
§ pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar
dengan panjang bedeng , kira-kira 10 cm dari tepi bedeng
§ ukur jarak tanaman yang diinginkan pada
sepanjang tali kencana tersebut
§ buat lubang tanaman sesuai dengan jarak
tanaman tersebut , kemudian beri pupuk besar
§ campurkan ketiga pupuk buatan hingga rata
dan masukan pada setiap lubang yang telah dibuat
- syarat pupuk kandang yang baik
- jarak tanaman cabe rawit yaitu 50 x 100
cm, 60 x 70 cm, 50 x 90 cm
- cara pembuatan jarak tanaman
C. TEKNIK PENANAMAN
·
Jarak
tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk
jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag.
·
Pembuatan
lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang
pada mulsa yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang
dianjurkan .
·
Pembuatan
lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan menggunakan
kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara
menugal tanah sedalam 8 – 10 cm.
·
Bibit
cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4
daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan
insektisida 1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan
penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam
·
Seleksi
dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu
panas, dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan
langsung dimasukkan pada lubang tanam.
·
Kemudian
lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.
D. PEMELIHARAAN TANAMAN
Setelah
tanaman berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal atau
mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian. Jika
pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara
mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit
dengan menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat
aplikasi nozelnya perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai
tanaman cabe.
Pengikatan
dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang berada
dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat
tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga
pada saat pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.
E. PEMUPUKAN SUSULAN
. Pupuk
yang diberikan adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha. Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan
dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian
setempat. Berikut salah satu alternatif :
Jenis Pupuk
|
Pemupukan Susulan (kg/ha)
|
|||
Umur 15 hari
|
Umur 25 hari
|
Umur 35 hari
|
Umur 45 hari
|
|
Urea
|
75
|
75
|
75
|
75
|
SP-36
|
50
|
-
|
-
|
-
|
KCl
|
-
|
75
|
100
|
75
|
F. PENGAIRAN
Pengairan
dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara
menggenangi atau leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus
dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng
tanaman.
IV. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan
hasil sebagai berikut :
A. Tabel Hasil Pengamatan
Hari ke-
|
Hari/Tanggal
|
Perlakuan dan perubahan yang terjadi
|
1
|
Kamis, 8 Oktober 2010
|
Melakukan perendaman bibit cabe rawit untuk
memilih bibit yang baik.
|
2
|
Jum’at, 9 Oktober 2010
|
Menyemai bibit ke tanah pupuk yang sudah jadi.
|
3
|
Sabtu, 10 Oktober 2010
|
Tidak ada
perubahan
|
4
|
Minggu, 11 Oktober 2010
|
Tidak ada
perubahan
|
5
|
Senin, 12 Oktober 2010
|
Tidak ada
perubahan
|
6
|
Selasa, 13 Oktober 2010
|
Tidak ada
perubahan
|
7
|
Rabu, 14 Oktober 2010
|
Tidak ada
perubahan
|
8
|
Kamis, 15 Oktober 2010
|
Tidak ada
perubahan
|
9
|
Jum’at, 16 Oktober 2010
|
Tidak ada
perubahan
|
10
|
Sabtu, 17 Oktober 2010
|
Biji nampak mulai memecah dengan diawali
tumbuhnya bintil akar.
|
11
|
Minggu, 18 Oktober 2010
|
Biji tetap dalam keadaan sama namun ada biji
lain yang mulai berjamur.
|
12
|
Senin, 19 Oktober 2010
|
Ujung permukaan kulit biji terlihat berwarna
putih.
|
13
|
Selasa, 20 Oktober 2010
|
Mulai muncul kecambah, dan bakal batang berwarna
putih kehijauan.
|
14
|
Rabu, 21 Oktober 2010
|
Bakal batang dan bakal daun mulai nampak lebih
jelas.
|
15
|
Kamis, 22 Oktober 2010
|
Bakal batang dan bakal daun mulai bertambah
lebih jelas darihari sebelumnya.
|
16
|
Jum’at, 23 Oktober 2010
|
Bakal batang pada biji mulai memanjang dengan
panjang 0,4 cm.
|
17
|
Sabtu, 24 Oktober 2010
|
Tidak ada perubahan
|
18
|
Minggu, 25 Oktober 2010
|
Daunnya mulai membuka, dan bakal batang mulai
terlihat lebih jelas lagi.
|
19
|
Senin, 26 Oktober 2010
|
Panjang batangnya 1,2 cm
|
20
|
Selasa, 27 Oktober 2010
|
Panjang batangnya 1,2 cm, daun membuka lebar
|
21
|
Rabu, 28 Oktober 2010
|
Panjang batang tidak ada perubahan.
|
22
|
Kamis, 29 Oktober 2010
|
Daunnya mulai terlihat jelas
|
23
|
Jum’at, 30 Oktober 2010
|
Jumlah daun ada 2 helai
|
24
|
Sabtu, 31 Oktober 2010
|
Panjang batangnya bertambah menjadi 2,2 cm.
|
25
|
Minggu, 1 November 2010
|
Tinggi batang 3 cm dan warna daun hijau
|
26
|
Senin, 2 November 2010
|
Tinggi batang bertambah menjadi 3,1. untuk
daunnya tidak ada perubahan
|
27
|
Selasa, 3 November 2010
|
Tidak ada perubahan baik pada batang maupun pada
daunnya
|
28
|
Rabu, 4 November 2010
|
Jumlah daun ada 4 dan terlihat ada daun muda
yang akan menjadi daun
|
29
|
Kamis, 5 November 2010
|
Tinggi batang bertambah menjadi 3,2. untuk
daunnya terlihat daun muda berjumlah 2
|
30
|
Jum’at, 6 November 2010
|
Daun muda terlihat agak lebih jelas
|
31
|
Jum’at, 6 November 2010
|
Panjang batangnya 3,3 cm
|
32
|
Sabtu, 7 November 2010
|
Daunnya berjumlah 4 helai, 2 agak besar dan 2
kecil.
|
33
|
Minggu, 8 November 2010
|
Bakal daun pada pucuk menjadi mulai membesar,
jumlah daun 4 helai dan panjang batangnya 3,3 cm.
|
34
|
Senin, 9 November 2010
|
Panjang batangnya 3,5 namun pada daunnya tidak
ada perubahan.
|
35
|
Selasa, 10 November 2010
|
Tidak ada perubahan
|
36
|
Rabu, 11 November 2010
|
Jumlah daunnya berjumlah 5. panjang batang 4 cm.
|
37
|
Kamis, 12 November 2010
|
Pucuk daun mulai tumbuh yang nantinya akan
menjadi bakal daun
|
38
|
Jum’at, 13 November 2010
|
Pucuk baru mulai nampak jelas tumbuh.
|
40
|
Sabtu, 14 November 2010
|
Jumlah daun ada 7 helai panjang batangnya 4,1 cm.
|
41
|
Minggu, 15 November 2010
|
Jumlah daun 7 helai , Panjang batang 4,4 cm
|
42
|
Senin, 16 November 2010
|
Tidak ada perubahan
|
43
|
Selasa, 17 November 2010
|
Jumlah daun tetap 7 helai namun ada daunnya yang
mulai nampak layu. Tinggi batangnya 4,5 cm.
|
44
|
Rabu, 18 November 2010
|
Muncul pucuk baru yang bakal menjadi daun.
Tinggi batangnya tetap 4,5 cm. Dan daun yang layu nampak segar kembali.
|
45
|
Kamis, 19 November 2010
|
Jumlah daun ada 8 helai 7 yang besar dan 1 yang agak kecil. Tinggi
batangnya menjadi 4,8 cm.
|
46
|
Jum’at, 20 November 2010
|
Jumlah daun tetap 8 helai, namun tinggi
batangnya menjadi 5 cm.
|
47
|
Sabtu, 21 November 2010
|
Tidak ada perubahan ynag terjadi.
|
48
|
Minggu, 22 November 2010
|
Jumlah daun tetap masih 8 helai, panjang
batangnya menjadi 5,5 cm.
|
49
|
Senin, 23 November 2010
|
Sebagian daun ada yang mulai nampak layu, tinggi
batang tetap tidak ada perubahan.
|
50
|
Selasa, 24 November 2010
|
Jumlah tetap 8 helai, daun yang layu nampak
segar karena disiram air. Tinggi batang menjadi 6,3 cm.
|
51
|
Rabu, 25 November 2010
|
Muncul bakal daun, tinggi batangnya menjadi 6,5
cm.
|
52
|
Kamis, 26 November 2010
|
Tidak ada perubahan
|
53
|
Jum’at, 27 November 2010
|
Daun berjumlah 9, tetapi tidak lebar. Panjang
batang menjadi 7,4 cm. Namun sangat kurus.Tidak terlihat subur.
|
54
|
Sabtu, 28 November 2010
|
Ada daun yang melipat kebatang, daun tetap
berjumlah 9 dan panjang batangnya derastis bertambah menjadi 8 cm.
|
55
|
Minggu, 29 November 2010
|
Tinggi batang 9,3 cm, daun tetap saja 9 helai.
Ada daun yang terlihat layu.
|
56
|
Senin, 30 November 2010
|
Tinggi batang 9,5 cm namun kurus, panjang daunnya 3,1 cm
sedangkan lebar daunnya 1,5 dengan jumlah daun seluruhnya 9 daun. Ada daun
yang melipat kebatang.
|
V. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan terlihat jelas bahwa tanaman cabe rawit (Capsicum frustescens)
yang di tanam kurang subur dikarenakan pada percobaan ini tanaman cabe di tanam
di dalam pot. Sudah terlihat jelas pada tabel diatas bahwa pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman cabe rawit kurang subur. Mungkin dikarenakan kurang
perwatan yang efektif. Seharusnya tanaman cabe ditanam pada tanah sawah maupun
tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah
yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10
derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah
yang optimal antara 5,5 sampai 7. Tanaman cabe rawit merupakan tanaman
perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum frustescens.
Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi
50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal,
bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing,
pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5
cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang,
bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih
kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang
merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang
1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda
berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna
merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna
kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang
buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba
(cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna
putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda
berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai
sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan..Cabal rawit dapat diperbanyak dengan
biji.
Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin,
karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin
memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah
serta pematirasa kulit. Biji
mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan
steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik. Cabai
rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas.
Tumbuhan ini berkhasiat tonik, stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah,
antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu
makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan
rasa panas. Jadi, digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut
(karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur, dan peluruh kencing
(diuretik). Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan
Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20
mcg/ml nistatin dalam formamid (Tyas Ekowati Prasetyoningsih, FF UNAIR, 1987).
Auksin
merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol beserta derivatnya. Zat ini
merupakan hormon pertumbuhan yang memacu perpanjangan sel, dan berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh yang akan ditimbulkan hormon akusin
adalah :
1. Meningkatkan penyerapan air dan mineral,
karena merangsang perkembangan akar lateral dan serabut.
2. Menyebabkan pertumbuhan pada vaskuler
sekunder, karena merangsang pembelahan sel kambium vaskuler.
3. Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan
buah.
4. Menyebabkan deferensiasi sel menjadi xilem
(hingga dapat meningkatkan transportasi air dan mineral).
5. Dapat mempengaruhi pembengkokan batang.
Giberelin
merupakan hormon tumbuhan yang sangat berpengaruh terhadap pemanjangan dan
pembelahan sel. Disamping itu berpengaruh pula terhadap perkembangan embrio dan
kecambah. Fungsi giberalin antara lain :
1. Merangsang aktivitas kambium.
2. Menyebabkan tanaman berbunga sebelum
waktunya
3. Menyebabkan tanaman tumbuh raksasa.
4. Menyebabkan terbentuknya buah yang besar
dan tidak berbiji.
Hormon
sitokinin pada tumbuhan berfungsi untuk menggiatkan pembelahan sel,
mempengaruhi pertumbuhan tunas dan mempengaruhi pertumbuhan akar.
Sedangkan
dilihat dari faktor lingkungan (luar), hal ini mungkin dipengaruhi oleh :
a. Suhu
b. Cahaya.
c. Kelembaban
e. Hama
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassi : Asteriidae
Ordo : Solanales
Familia :
Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frustescens
(Sumber: Cronquist ; 1981).
VI. KESIMPULAN
- Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman cabe kecil (Capsicum frustescens) yaitu di tanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl, dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi, ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air., pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7, pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
- Dalam persemaian hal-hal yang harus diperhatikan yaitu syarat pupuk kandang yang baik, jarak tanaman cabe rawit yaitu 50 x 100 cm, 60 x 70 cm, 50 x 90 cm, dan cara pembuatan jarak tanaman
- Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe kecil (Capsicum frustescens) ini sama halnya seperti proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman lainnya, yaitu mulai dari proses dormansi biji, kemudian perkecambahan, pertumbuhan organ tanaman, perkembangan generatif tanaman, pembuahan, penuaan, sampai akhirnya pada proses kematian.
- Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang.
- Daun akan mengalami tahap-tahap perubahan warna dari hijau muda, hijau, hijau tua, hijau kekuning-kuningan, kuning, kuning kecoklatan, coklat tua dan akhirnya layu dan gugur atau memasuki proses penuaan.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. http://guruprofesional.wordpress.com/materi-seni-budaya/mulok-pertanian-bertanam-cabai-rawit/.
Diakses pada tanggal 22 Oktober 2009
Anonim. 2009. http://id.answers.yahoo.com/question/;_ylt=Apz7zk4b
D25MilZhgXqrXAhrbBV.;_ylv=3?link=ask. Diakses pada tanggal 22 Oktober
2009.
Anonim.2009.http://petaniwahid.blogspot.com/2008/08/bertanamcabaihibrida.html.
Diakses pada tanggal 22 Oktober 2009
Dasuki, Ahmad, Drs Undang,
dkk. 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Universitas ITB. Bandung.
Dwidjoseputro. D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia
Pustaka : Jakarta.
Sasmitahardja, Dradjat,
dkk. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan
Biologi PMIPA ITB. Bandung.
Steenis, C.G.G.van. 2003. Flora.
Jakarta : Pradnya Paramita
3 komentar:
siip artikel bagus..
Untuk tips cabai merah/keriting ada ngak?
mati ajing
Posting Komentar