Rabu, 15 Februari 2012

PENGGUNAAN PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMP KELAS VII PADA KONSEP-KONSEP IPA


BAB I
PENDAHULUAN

      1.1    Latar Belakang
Sebagian siswa menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian pada suatu pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi di meja belajar. Kegiatan itu hampir dirasakan sebagai beban daripada upaya aktif untuk memperdalam ilmu. Siswa banyak yang tidak menemukan kesadaran untuk mengerjakan seluruh tugas-tugas sekolah. Banyak diantara siswa yang mengganggap mengikuti pelajaran tidak lebih sekedar rutinitas untuk mengisi daftar hadir, mencari nilai, melewati jalan yang harus ditempuh dan tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan ataupun mengasah keterampilan. Peristiwa yang menonjol adalah siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak punya inisiatif serta konstributif baik secara intelektual maupun emosional, pertanyaan dari siswa, gagasan, ataupun pendapat yang muncul. Kalaupun ada pendapat yang muncul jarang diikuti oleh gagasan lain sebagai respon.
Masalah pembelajaran dapat diatasi dengan memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga diharapkan dapat  menjadikan pelajaran lebih bermakna bagi siswa.       Proses pembelajaran bisa dilaksanakan di luar lingkungan seperti di pekarangan sekolah, taman, hutan dan sekitar tempat tinggal siswa. Pendekatan yang mungkin dapat digunakan dalam pembelajaran seperti ini adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan. Meskipun pendekatan ini dianggap sebagai inovasi dalam proses pembelajaran, namun akan lebih bermakna jika dikolaborasikan dengan pendekatan lain yang diarahkan untuk mengorganisasikan siswa dalam proses belajar, salah satunya adalah pendekatan kooperatif.
Telah hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan lingkungan yang dilakukan. Wahid (2009) mengemukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan pemahaman pada konsep ekosistem dengan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tapin Tengah. Mulkani (2009) melaporkan hasil penelitian bahwa pendekatan lingkungan dapat mengoptimalkan pemahaman siswa kelas VII SMPN 1  Batumandi pada konsep keanekaragaman hayati. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan lingkungan yang juga dapat meningkatkan pemahaman siswa SMP kelas VII B SMP Negeri 1 Tapin Selatan pada konsep ciri- ciri makhluk hidup (Bulkis ,2009).
Dari penelitian-penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan pemahaman siswa SMP dalam berbagai konsep IPA walaupun hasilnya berbeda-beda. Pada konsep Ekosistem ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan. Pada siklus 1 hasil ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil pre test sebesar 46,66% menjadi 73,33% pada post test, dan pada siklus 2 dari 53,33% pada pre test menjadi 93,33% pada post test. Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 tergolong kategori cukup baik dan siklus 2 tergolong kategori baik. Pada  konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup, dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar post test pada siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1 persentase post test sebesar 70% dan pada siklus 2 persentase post test sebesar 95%. Sedangkan hasil selama proses pembelajaran yang diperoleh dari kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS pada siklus 1 dan siklus 2 sebesar 79% dan 84% dan tergolong pada kategori baik. Sedangkan pada konsep Keanekaragaman Hayati persentase hasil belajar siswa yakni ketuntasan klasikal pada post tes siklus 1 ada 100%, pada siklus 2 juga telah mencapai hasil ketuntasan klasikal pada post tes nya yaitu sebesar 100%. Peningkatan ini sudah melebihi batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yakni 80%.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menelusuri lebih jauh tentang pendekatan lingkungan ini dan aspek-aspeknya berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Oleh karena itulah penulisan membuat makalah yang berjudul ”Penggunaan Pendekatan Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa SMP Kelas VII pada Konsep-konsep IPA”.

      1.2    Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1.   Bagaimana cara penerapan pendekatan lingkungan?
2.   Seberapa besar tingkat keberhasilan pendekatan ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa?
3.   Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilannya?

      1.3    Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Kajian hasil penelitian hanya mencakup tentang konsep Ekosistem, Ciri-ciri makhluk hidup dan Keanekaragaman hayati.
  2. Pemahaman yang dimaksud dilihat dari hasil belajar, hasil selama proses belajar dan aktivitas selama pembelajaran, baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Indikator keberhasilan sesuai dengan yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan sebagai target penelitian.
a.       Hasil belajar diperoleh dari kemampuan siswa mengerjakan soal-soal tes (pre tes dan pos tes) yang diberi skor berdasarkan ketuntasan belajar ketuntasan  klasikal (≥ 80%) dari seluruh siswa yang telah mencapai ketuntasan individual (skor ≥ 60). (Arikunto, 1998).
b.      Hasil selama proses pembelajaran diperoleh dari kemampuan siswa mengerjakan LKS diberi skor secara kategorikal yakni baik (76-100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%), dan buruk (<40%) (Arikunto, 1998).
c.       Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran direkam dengan menggunakan format kinerja guru dan siswa diadaptasi dari Borich (Borich, 1994 dalam Supramono, 2005).
  1. Pembelajaran IPA dilaksanakan di sekolah menengah pertama (SMP) kelas VII

      1.4    Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui cara penerapan dari pendekatan lingkungan.
2.      Mengungkapkan tingkat keberhasilan pendekatan lingkungan terhadap pembelajaran pada konsep IPA.
3.      Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendekatan lingkungan terhadap pembelajaran pada konsep IPA.

      1.5    Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perorangan maupun institusi di bawah ini:
  1. Bagi guru, dapat menambah informasi dalam penerapan metode pembelajaran untuk pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan lingkungan.
  2. Bagi sekolah, merupakan kontribusi terhadap perbaikan pembelajaran khususnya pada konsep IPA.
  3. Sebagai masukan dalam memakai pendekatan pembelajaran, cara penerapannya dan aspek-aspek yang terkait dalam pendekatan tersebut.

      1.6    Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cara studi pustaka dengan mengkaji hasil-hasil penelitian tentang penggunaan pendekatan lingkungan terhadap siswa SMP pada berbagai konsep IPA dan dengan mengambil referensi dari berbagai buku dan sumber yang relevan.
 

BAB II
PENGGUNAAN PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMP KELAS VII PADA KONSEP-KONSEP IPA

2.1    Pendekatan Lingkungan dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan (approach) menurut Winataputra & Rosita (1995) berarti penghampiran, jalan, tindakan mendekati. Sedangkan lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu di sekitar kita yang terdiri dari faktor biotik dan abiotik serta dipengaruhi oleh budaya manusia. Pendekatan lingkungan dapat diartikan sebagai jalan yang digunakan oleh guru atau pembelajar untuk menciptakan suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan lingkungan di sekitarnya.
Menurut Sertain dalam Dalyono (1997) lingkungan dibedakan atas lingkungan alami (luar), lingkungan dalam, dan lingkungan sosial/masyarakat. Lingkungan tersebut sangat berperan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga sudah selayaknya harus dijaga kelestariannya. Menurut United Nation Environmental Program (UNEP) menjaga kelestarian lingkungan sejalan dengan tujuan konservasi yaitu menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis, melindungi keanekaragaman hayati, dan menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies serta ekosistemnya (Fandeli, 2000). Untuk mencapai tujuan ini diperlukan suatu pendekatan yang mampu mewujudkan hal-hal yang diinginkan, yakni pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.
Alasan-alasan pemanfaatan lingkungan (pendekatan lingkungan) yang diintegrasikan dalam pembelajaran biologi menurut Susilo (2003) adalah karena melalui pendidikan mengenai lingkungan siswa akan dapat memperoleh hal-hal sebagai berikut:
(1)         Memahami istilah “lingkungan” sebagai suatu konsep.
(2)         Memahami peranan indera untuk mempelajari lingkungan.
(3)         Mengidentifikasi komponen-komponen alam, sosial/budaya, buatan dan ruang dalam lingkungan.
(4)         Mengenal dan memahami bahwa terdapat perbedaan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang di suatu lingkungan.
(5)         Memahami dampak positif adanya pengelolaan lingkungan secara tradisional oleh masyarakat terhadap pengawetan lingkungan.
(6)         Memahami bahwa ada berbagai cara yang dapat dipilih untuk mengelola sumberdaya agar memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan manusia, dan masing-masing cara ini memiliki dampak tertentu terhadap lingkungan.
(7)         Memahami bahwa perubahan teknologi memiliki potensi untuk meningkatkan dampak terhadap orang dan lingkungan.
(8)         Memahami bahwa ada berbagai bentuk tindakan yang dapat mereka lakukan untuk mempengaruhi keputusan mengenai lingkungan.
(9)          Memahami isu-isu lingkungan dan cara memecahkan masalahnya.
(10)     Memahami bahwa tindakan individu, kelompok, dan organisme dapat memperbaiki atau merusak lingkungan saat kini dan yang akan datang.

Pendekatan lingkungan berarti mengajak siswa belajar langsung ke lapangan tentang konsep pelajaran. Tang (2002) mengemukakan adanya hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan hubungan yang saling mempengaruhi sehingga lahir interaksi. Pendekatan lingkungan berpangkal pada adanya hubungan antara perkembangan fisik manusia dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Pendekatan lingkungan diwujudkan dengan cara menampilkan contoh-contoh penerapan biologi dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat di lingkungan siswa serta dengan cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Pendekatan ini diwujudkan dengan cara menampilkan contoh-contoh penerapan biologi pada kehidupan sehari-hari yang terdapat di lingkungan siswa serta dengan cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan lingkungan tidak melakukan eksploitasi alam tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, dan dalam menggunakan pendekatan lingkungan, materi pelajaran hendaknya memiliki hubungan dengan lingkungan yang meliputi semua benda atau keadaan yang mempengaruhi siswa.
Ada 3 jenis sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan, yaitu siswa itu sendiri, sumber belajar di sekitar atau di luar sekolah, dan peristiwa silam yang terjadi secara teratur maupun kebetulan. Jadi pendekatan lingkungan terdiri dari 2 cara pembelajaran, yakni siswa belajar langsung ke lingkungan dan siswa belajar di dalam ruangan dengan pembelajaran yang berorientasi ke lingkungan atau hal-hal nyata yang terjadi di lingkungan.
Belajar melalui pendekatan lingkungan bukan berarti melakukan eksploitasi terhadap alam, akan tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan. Menggunakan pendekatan lingkungan menuntut konsep pelajaran agar disesuaikan dengan lingkungan sebagai konteks pembelajaran, baik berupa benda, peristiwa, atau keadaan yang dapat mempengaruhi siswa sebagai subyek pebelajar.
Berdasarkan hal-hal di atas, pendekatan lingkungan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
(1)         tidak melakukan eksploitasi terhadap alam
(2)         memanfaatkan lingkungan sebagai tempat menguji kebenaran materi
(3)         lingkungan sebagai tempat menerapkan konsep-konsep yang dipelajari di sekolah, dan merupakan laboratorium alam
(4)         lingkungan menjadi tempat menemukan masalah untuk diangkat menjadi topik pembahasan kelompok
(5)         lingkungan sebagai tempat menemukan contoh-contoh langsung yang sesuai, dan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan lebih bermakna bila dikombinasikan dengan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran ini siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Menurut Nur (2000) kelompok-kelompok belajar yang dibentuk melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok beranggotakan empat atau lima orang heterogen menangani tugas-tugas tertentu. Kemudian mereka menyerahkan hasil kelompok dan menerima pujian dan ganjaran berdasarkan pada hasil kelompok tersebut. Metode ini menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim sebelum siswa memulai bekerja sama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh mereka berhasil dalam bekerja sama. Menurut Slavin (1997) langkah-langkah pembelajaran kooperatif yaitu:
(1)         Menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2)         Menyajikan informasi kepada siswa melalui peragaan atau berupa teks.
(3)         Menjelaskan kepada siswa tata cara membentuk kelompok belajar.
(4)         Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas.
(5)         Melakukan tes kepada siswa tentang isi materi pelajaran.
(6)         Memberikan penghargaan, baik terhadap usaha mereka maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Pendekatan lingkungan pada dasarnya memiliki kesamaan dengan pendekatan keterampilan proses, yaitu merupakan pendekatan yang memungkin-kan siswa untuk belajar fakta dan konsep. Perbedaan antara keduanya terletak pada waktu penggunaan pendekatan tersebut. Pendekatan lingkungan bersifat lebih khusus yaitu berorientasi ke lingkungan atau konsep-konsep yang bernuansa lingkungan. Tidak semua konsep pada mata pelajaran biologi dapat digunakan dengan pendekatan ini. Sebaliknya pendekatan keterampilan proses bersifat lebih umum karena tidak berorientasi pada satu cara seperti pendekatan lingkungan.
Penggunaan pendekatan lingkungan mempunyai banyak keuntungan. Menurut Zaidin (2000) keuntungan dari upaya pemberdayaan lingkungan untuk kepentingan pembelajaran adalah:
(1)   Memberikan perubahan iklim dan suasana baru dalam pembelajaran.
(2)   Memberikan kesempatan siswa melakukan praktik ke alam obyek sebenarnya.
(3)   Mengurangi kesenjangan teori dan praktek.
(4)   Memungkinkan siswa belajar mandiri.
(5)   Memperluas wawasan siswa tentang berbagai fakta keilmuan di alam nyata.

Mason (1980) dalam Lisowski & Disinger (1987) menjelaskan bahwa sejumlah faktor pembatas pengajaran di luar kelas diantaranya adalah kurangnya perencanaan waktu, kurangnya sumber daya masyarakat yang membantu, kesalahan sekolah dalam mengantisipasi resiko perjalanan dan kurangnya dana.


2.2    Penggunaan Pendekatan Lingkungan pada Berbagai Konsep IPA
Penelitian tentang peningkatan pemahaman siswa SMP kelas VII pada konsep Ekosistem, Ciri-ciri makhluk hidup dan Keanekaragaman hayati melalui pendekatan lingkungan telah memperoleh hasil belajar baik kuantitatif maupun kualitatif.
1.   Data Kuantitatif pada Siklus 1 dan siklus 2
Data kuantitatif pada siklus 1 dan siklus 2 terdiri dari hasil pre test, post test dan hasil selama proses pembelajaran. Pre test diberikan pada awal pembelajaran dan post test diberikan pada akhir pembelajaran, sedangkan hasil selama proses pembelajaran diperoleh dari kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS.
Ringkasan ketuntasan klasikal (%) hasil pre test dan post test pada siklus 1 dan 2 pada berbagai konsep IPA dengan menggunakan pendekatan lingkungan seperti Tabel  1: 
Tabel 1.     Ringkasan ketuntasan klasikal (%) Hasil Pre Test dan Post Test Siklus 1 dan 2 pada berbagai konsep IPA dengan menggunakan pendekatan lingkungan


Ekosistem
Ciri-ciri makhluk hidup
Keanekaragaman hayati
Siklus
Pre  test
Post test
Pre  test
Post test
Pre  test
Post test
1
46,66 %
73,33 %
45 %
70 %
85,29 %
100 %
2
53,33 %
93,33 %
55 %
95 %
70,59 %
100 %

Hasil selama proses pembelajaran diperoleh dari kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS, ringkasan nilai rata-rata kelompok selama proses pembelajaran seperti pada Tabel 2.
Tabel 2.     Ringkasan nilai rata-rata kelompok Selama Proses Pembelajaran  pada Siklus 1 pada berbagai konsep IPA dengan menggunakan pendekatan lingkungan

Siklus
Ekosistem
Ciri-ciri makhluk hidup
Keanekaragaman hayati
1
71,67%
79 %
71,67 %
2
80 %
84 %
73,33 %

Pada konsep Ekosistem pada pre test siklus 1 dan siklus 2 hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan klasikal, karena nilai ketuntasan klasikalnya hanya sebesar 46,66% dan 53,33%. Sedangkan ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil post test pada siklus 1 juga belum mencapai ketuntasan klasikal karena ketuntasannya sebesar 73,33% dan pada siklus 2 sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu >80% karena ketuntasan klasikalnya sebesar 93,33%. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena sudah ada pengalaman belajar yang berasal dari siklus 1.
Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dengan persentase sebesar 71,67% dan tergolong kategori cukup baik sedangkan siklus 2 dengan persentase sebesar 80,00% dan tergolong kategori baik. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan lingkungan pada konsep Ekosistem hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan dan terjadi peningkatan pada hasil belajar tersebut.
Pada konsep Ciri-ciri makhluk hidup, pada siklus 1 persentase post test yang dicapai sebesar 70%, hal ini belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan yaitu sebesar > 80%, tidak tercapainya indikator keberhasilan penelitian tersebut diduga karena siswa kurang memahami tentang materi yang telah dipelajari dan siswa dalam mengerjakan soal post test tidak sungguh-sungguh. Sedangkan pada siklus 2 persentase post test yang dicapai sebesar 95%, hal ini telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan. Tercapainya indikator keberhasilan penelitian tersebut diduga karena siswa sudah memahami tentang materi yang telah dipelajari dan siswa telah memperoleh pengalaman dari siklus 1. Indikator keberhasilan penelitian pada post test siklus 1 dengan persentase sebesar 70% dan post test pada siklus 2 sebesar 95%, persentase ini terjadi peningkatan sebesar 25%.  Untuk hasil selama proses pembelajaran yang diperoleh dari LKS, pada siklus 1 dengan persentase sebesar 79% dan tergolong kategori baik sedangkan pada siklus 2 dengan persentase sebesar 84% dan tergolong kategori baik. Berdasarkan hasil dari pre test dan post test serta hasil selama proses pembelajaran melalui LKS, diperoleh hasil belajar siswa pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan menggunakan pendekatan lingkungan telah mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yang berarti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan data kuantitatif, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dengan setting kooperatif pada konsep Keanekaragaman Hayati dapat  meningkatkan pemahaman siswa, hal ini ditandai dengan pembelajaran pada siklus 2 berakhir telah mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan. Persentase hasil belajar siswa yakni ketuntasan klasikal pada post tes siklus 1 ada 100%, pada siklus 2 juga telah mencapai hasil ketuntasan klasikal pada post tes nya yaitu sebesar 100%. Peningkatan ini sudah melebihi batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yakni 80%.

2. Data Kualitatif pada  Siklus 1 dan siklus 2

Data Kualitatif pada siklus 1 dan siklus 2 terdiri dari aktivitas guru dan aktivitas siswa  dalam pembelajaran.
a. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 1 dan siklus 2         
Aktivitas guru pada pembelajaran siklus 1  dan siklus 2 pada konsep-konsep IPA seperti  pada  Tabel 3.
Tabel 3. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Siklus 1 dan siklus 2  pada konsep IPA

Konsep
Siklus
Parameter yang diamati (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
Ekosistem
1
12,50
12,50
22,50
10,00
7,50
10,00
15,00
12,00
2
11,76
29,41
17,65
23,53
0
5,88
11,76
0
Ciri-ciri makhluk hidup
1
9,38
21,88
6,25
21,88
12,5
9,38
9,38
9,38
2
15,15
18,18
15,15
15,15
6,06
9,09
12,12
9,09
Keanekaragaman Hayati
1
12,1
12,1
12,1
18,2
6,05
11,0
15,2
15,2
2
12,5
12,5
12,5
15,6
9,3
9,3
15,6
12,5

Keterangan parameter:
1.       Membimbing siswa memahami LKS
2.       Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan
3.       Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan KBM.
4.       Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru
5.       Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan.
6.       Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru.
7.       Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan
8.       Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran

Berdasarkan tabel 3 diatas, aktivitas guru pada pembelajaran konsep-konsep IPA melalui pendekatan lingkungan telah menunjukkan hasil yang maksimal karena dari 8 parameter yang teramati terdapat beberapa parameter yang mengalami penurunan dan ada juga yang mengalami peningkatan. Parameter yang mengalami penurunan yaitu parameter 1 (membimbing siswa memahami LKS), parameter 2 (membimbing siswa melakukan pengamatan), parameter 3 (membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran), parameter 4 (membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru), parameter 5 (membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan), parameter 6 (mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru), parameter 7 (membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan) dan parameter 8 (membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran). Penurunan dominasi aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran disebabkan siswa telah mempunyai pengalaman pada pembelajaran siklus 1 sehingga guru bisa mengurangi dominansi aktivitasnya selama proses pembelajaran.
Menurunnya dominansi aktivitas guru dalam proses pembelajaran  diduga karena adanya upaya perbaikan pembelajaran setelah melakukan refleksi pada siklus 1 dan karena siswa juga sudah mendapat pengalaman belajar pada siklus 1 sehingga pada siklus 2 ini siswa tidak terlalu banyak memerlukan bimbingan dari guru sehingga guru dapat mengurangi dominansi aktivitasnya selama proses pembelajaran.

b. Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Siklus 1 dan siklus 2
Aktivitas siswa dalam pembelajaran  siklus 1 dan siklus 2 pada konsep-konsep IPA seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran  Siklus 1 dan Siklus 2 pada konsep-konsep IPA

Responden
Siklus
Parameter yang diamati (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Konsep Ekosistem
A.Marzuki
1
7,69
0
11,54
7,69
15,38
15,38
15,38
19,23
7,69
2
9,37
15,63
12,5
0
15,63
12,5
12,5
12,5
9,37
Hartamun
1
7,50
12,50
15,00
12,50
15,00
10,00
7,50
10,00
10,00
2
10,00
12,50
17,5
10
12,50
12,50
7,50
7,50
10,00
Risma
1
10,00
10,00
15,00
12,50
15,00
10,00
10,00
10,00
7,50
2
10
10
15
15
17,5
7,5
5
10
10
Risky Maulana
1
11,76
0
14,71
17,65
8,82
14,67
8,82
11,76
11,76
2
10,53
10,53
18,42
10,53
18,42
7,89
7,89
7,89
7,89
Tasmilah
1
11,11
8,33
13,89
8,33
13,89
11,11
16,67
8,33
8,33
2
12,5
17,5
10,00
7,5
10,00
7,5
15,00
10,00
10,00

Konsep Ciri-ciri makhluk hidup
Muthia Chandra
1
5,26
18,42
18,42
13,16
15,79
5,26
10,53
7,89
5,26
2
11,43
8,57
11,43
17,14
14,29
5,71
17,14
8,57
5,71
Nurasih
1
2,63
13,16
18,42
5,26
18,42
15,79
10,53
10,53
5,26
2
2,56
12,82
10,26
15,38
20,51
7,69
15,38
10,26
5,13
A. Rizky
1
5
12,5
22,5
10
22,5
7,5
10
5
5
2
5,26
5,26
10,53
13,16
23,08
18,42
13,16
5,26
5,26
Arif
1
5,13
15,38
15,38
12,82
17,95
10,26
12,82
5,13
5,13
2
15
7,5
17,5
5
20
7,5
7,5
20
0

Konsep Keanekaragaman Hayati
Elfa Norjanah
1
15,4
7,7
8,3
23
15,4
8,3
3,8
7,5
7,6
2
17,3
8,6
13,1
13,1
13,1
13,1
4,3
4,3
13,1
Marlina
1
4,8
9,5
14,3
14,3
9,5
9,5
4,8
14,3
9,5
2
4,5
9
13,6
13,6
18,2
9
9
13,6
9
Liyuli Rahmat
1
4,8
14,3
9,5
14,3
9,5
9,5
4,8
14,3
14,3
2
4,7
14,2
14,2
14,2
9,5
9,5
4,7
14,2
14,2
Ferdi Rahman
1
8,6
8,6
8,6
13
13
13
8,6
8,6
8,6
2
10
10
10
15
15
15
5
10
10
Rifki saputra
1
8,6
8,6
21,7
13
0
13
13
13
8,6
2
10
10
25
15

10
5
15
10













Keterangan parameter:
1.       Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain.
2.       Membaca LKS atau buku-buku yang relevan.
3.       Melakukan pengamatan/percobaan.
4.       Menulis hal-hal yang relevan dengan KBM.
5.       Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru.
6.       Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan.
7.       Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru.
8.       Menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan.
9.       Membuat/menulis rangkuman pelajaran.

Aktivitas siswa pada pembelajaran konsep Ekosistem melalui pendekatan lingkungan telah menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, dari 9 parameter aktivitas siswa yang teramati ada 5 parameter menunjukkan adanya peningkatan. Kelima parameter tersebut yaitu parameter 1 (memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain), 2 (membaca LKS atau buku-buku yang relevan) , parameter 3 (melakukan pengamatan atau percobaan), parameter 5 berdiskusi antara siswa atau kelompok lain) dan parameter 9 (membuat atau menulis rangkuman pelajaran).
Aktivitas siswa pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan menggunakan pendekatan lingkungan telah menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, dari 9 parameter yang teramati, terdapat  5 parameter yang menunjukkan peningkatan. Kelima parameter tersebut adalah parameter 1 (memperhatikan penjelasan guru dan siswa lain), parameter 4 (menuliskan hal-hal yang relevan dengan KBM), parameter 5 (berdiskusi antar siswa/kelompok/guru), parameter 7 (bertanya kepada siswa lain atau kepada guru), dan parameter 8 (menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil pengamatan).
Adanya peningkatan aktivitas siswa ini berarti indikator penelitian telah tercapai yaitu dengan persentase >75% dengan kriteria baik dan pembelajaran telah berpusat pada siswa. Semua peningkatan ini diduga karena adanya upaya perbaikan pembelajaran setelah melakukan refleksi pada siklus 1.
Penurunan aktivitas siswa dan peningkatan aktivitas guru pada siklus 1 dikarenakan masih ada siswa melakukan aktivitas di luar yang seharusnya. Selain itu, adanya kelemahan dari peneliti dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar.
Aktivitas siswa secara keseluruhan dalam proses pembelajaran sudah berpusat kepada siswa, namun masih ada kecenderungan, hal ini ditunjukkan ada 3 parameter aktivitas siswa mengalami penurunan yaitu parameter 3, 4 dan 6.

2.3    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Indikator Keberhasilan Penggunaan Pendekatan Lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian indikator keberhasilan penggunaan pendekatan lingkungan pada konsep-Konsep IPA adalah sebagai berikut :
1.      Faktor Internal
Faktor internal ini adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor-faktor tersebut dapat berupa kemampuan mengingat siswa yang baik, tingkat pengetahuan awal siswa yang sudah cukup tinggi, minat dan ketertarikan terhadap konsep pembelajaran yang cukup besar serta keaktifan dalam proses pembelajaran.

2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini bisa berasal dari guru misalnya tingkat penguasaan materi dan kemampuan mengelola pembelajaran yang baik serta kemampuan untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran yang baik. Faktor eksternal yang lain adalah dari lingkungan itu sendiri sebagai sumber belajar, misalnya pemilihan lingkungan yang sesuai dengan konsep yang diajarkan serta menarik perhatian siswa sehingga siswa menjadi termotivasi dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan dan presentase ketuntasan pada setiap konsep dengan menggunakan pendekatan lingkungan berbeda-beda.
2.      Pendekatan lingkungan cocok untuk diterapkan pada konsep Ekosistem, ciri-ciri makhluk hidup dan Keanekaragaman Hayati.
3.      Berdasarkan data hasil pengamatan secara kuantitatif pendekatan lingkungan lebih cocok diterapkan pada konsep keanekaragaman hayati, hal tersebut terlihat pada ketuntasan klasikal yang mencapai 100%.
4.      Berdasarkan data hasil pengamatan secara kualitatif pendekatan lingkungan dapat memaksimalkan proses pembelajaran pada konsep-konsep IPA tersebut.
5.      Aktivitas siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan lingkungan.
6.      Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran telah mengalami penurunan.

3.2    Saran-saran
Saran-saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
  1. Pendekatan lingkungan merupakan pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas, jadi sebaiknya hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam pembelajaran Biologi, karena pendekatan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa.
  2. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan memerlukan waktu yang relatif lama, maka waktu harus diatur dan diperhatikan dengan  sebaik-baiknya.
 
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.  Rineka Cipta, Jakarta.

Bulkis, Siti. 2009. Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Tapin Selatan pada Materi Ciri- ciri Makhluk Hidup melalui Pendekatan Lingkungan Skripsi. STKIP-PGRI Banjarmasin (tidak dipublikasikan).

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.

Fandeli, C. 2000. Pusat Informasi Lingkungan. Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata.http://www.pusat informasi lingkungan indonesia/ensiklopedi. htm.

Lisowski, Marylin. 1987. Cognetive Learning in the Environment: Secondary Student. http:// www.ed.gov/ databases/ ERIC_Digests/ed.320777.html

Mulkani. 2009. Penggunaan Pendekatan Lingkungan dengan Setting Kooperatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII C pada Konsep Keanekaragaman Hayati Di SMPN 1 Batumandi Skripsi. STKIP-PGRI Banjarmasin (tidak dipublikasikan).

Slavin, Robert, r, 1997. Education Psychology Theory and Practice Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Supramono. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran & Penerapannya dalam KBM dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar & Keterampilan Berpikir Siswa SD. Disertasi Universitas Negeri Malang. (tidak dipublikasikan).

Susilo, H. 2003. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Penerbitan UT, Jakarta.

Tang, M. 2002. Sampah Dapur Moluska Indikasi Perolehan Makanan Musiman pada Situs Liang Pattae Kabupaten Maro. Jurnal UNHAS. http://www.arkeologi.net./journal/unhas.muhammad-tang.html

Wahid, Abdul. 2009. Peningkatan Pemahaman Konsep Ekosistem dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tapin Tengah Skripsi. STKIP-PGRI Banjarmasin (tidak dipublikasikan).

Winataputra, U. & Tita Rosita. 1995. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud, Jakarta.
  
Zaidin, M.H. 2000. Sekolah Masa Depan, Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. Pelangi Pendidikan 3: 44-46.

Nur, M. & Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Tidak ada komentar:

Welcome to my Activity

disini aq nampilin segala macam aktivitasku dan suasana hatiku baik senang, sedih, galau, gundah, gulana dll.

Total Tayangan Halaman