BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian siswa menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan,
duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian pada suatu pokok bahasan, baik
yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi di meja belajar.
Kegiatan itu hampir dirasakan sebagai beban daripada upaya aktif untuk
memperdalam ilmu. Siswa banyak yang tidak menemukan kesadaran untuk mengerjakan
seluruh tugas-tugas sekolah. Banyak diantara siswa yang mengganggap mengikuti
pelajaran tidak lebih sekedar rutinitas untuk mengisi daftar hadir, mencari
nilai, melewati jalan yang harus ditempuh dan tanpa diiringi kesadaran untuk
menambah wawasan ataupun mengasah keterampilan. Peristiwa yang menonjol adalah
siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak punya inisiatif serta
konstributif baik secara intelektual maupun emosional, pertanyaan dari siswa,
gagasan, ataupun pendapat yang muncul. Kalaupun ada pendapat yang muncul jarang
diikuti oleh gagasan lain sebagai respon.
Masalah
pembelajaran dapat diatasi dengan memberikan suasana baru dalam pembelajaran
sehingga diharapkan dapat menjadikan
pelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran bisa dilaksanakan di luar lingkungan seperti di pekarangan
sekolah, taman, hutan dan sekitar tempat tinggal siswa. Pendekatan yang mungkin
dapat digunakan dalam pembelajaran seperti ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan lingkungan. Meskipun pendekatan ini dianggap sebagai
inovasi dalam proses pembelajaran, namun akan lebih bermakna jika
dikolaborasikan dengan pendekatan lain yang diarahkan untuk mengorganisasikan
siswa dalam proses belajar, salah satunya adalah pendekatan kooperatif.
Telah hasil
penelitian dengan menggunakan pendekatan lingkungan yang dilakukan. Wahid
(2009) mengemukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat
meningkatkan pemahaman pada konsep ekosistem dengan pada siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Tapin Tengah. Mulkani (2009) melaporkan hasil penelitian bahwa
pendekatan lingkungan dapat mengoptimalkan pemahaman siswa kelas VII SMPN 1 Batumandi pada konsep keanekaragaman hayati.
Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan lingkungan yang juga dapat
meningkatkan pemahaman siswa SMP kelas VII B SMP Negeri 1 Tapin Selatan pada konsep ciri- ciri
makhluk hidup (Bulkis ,2009).
Dari
penelitian-penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan pendekatan
lingkungan dapat meningkatkan pemahaman siswa SMP dalam berbagai konsep IPA
walaupun hasilnya berbeda-beda. Pada konsep Ekosistem ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dan
mencapai batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan. Pada siklus 1 hasil
ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil pre test sebesar 46,66% menjadi 73,33%
pada post test, dan pada siklus 2 dari 53,33% pada pre test menjadi 93,33% pada
post test. Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 tergolong kategori
cukup baik dan siklus 2 tergolong kategori baik. Pada konsep Ciri-ciri Makhluk
Hidup, dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar post test pada
siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1 persentase post test sebesar 70% dan pada
siklus 2 persentase post test sebesar 95%. Sedangkan hasil selama proses
pembelajaran yang diperoleh dari kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS pada
siklus 1 dan siklus 2 sebesar 79% dan 84% dan tergolong pada kategori baik.
Sedangkan pada konsep
Keanekaragaman Hayati persentase hasil belajar siswa yakni ketuntasan klasikal
pada post tes siklus 1 ada 100%, pada siklus 2 juga telah mencapai hasil
ketuntasan klasikal pada post tes nya yaitu sebesar 100%. Peningkatan ini sudah
melebihi batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yakni 80%.
Berdasarkan
uraian diatas penulis tertarik untuk menelusuri lebih jauh tentang pendekatan
lingkungan ini dan aspek-aspeknya berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan. Oleh karena itulah penulisan membuat makalah yang berjudul ”Penggunaan Pendekatan Lingkungan Dalam Upaya
Meningkatkan Pemahaman Siswa SMP Kelas VII pada Konsep-konsep IPA”.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara penerapan pendekatan
lingkungan?
2. Seberapa besar tingkat
keberhasilan pendekatan ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keberhasilannya?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Kajian hasil penelitian hanya mencakup tentang konsep Ekosistem, Ciri-ciri makhluk hidup dan Keanekaragaman hayati.
- Pemahaman yang dimaksud dilihat dari hasil belajar, hasil selama proses belajar dan aktivitas selama pembelajaran, baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Indikator keberhasilan sesuai dengan yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan sebagai target penelitian.
a. Hasil belajar diperoleh dari kemampuan
siswa mengerjakan soal-soal tes (pre tes dan pos tes) yang diberi skor
berdasarkan ketuntasan belajar ketuntasan
klasikal (≥ 80%) dari seluruh siswa yang telah mencapai ketuntasan
individual (skor ≥ 60). (Arikunto, 1998).
b. Hasil selama proses pembelajaran diperoleh
dari kemampuan siswa mengerjakan LKS diberi skor secara kategorikal yakni baik (76-100%), sedang (56-75%), kurang
(40-55%), dan buruk (<40%) (Arikunto, 1998).
c. Aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran direkam dengan
menggunakan format kinerja guru dan siswa diadaptasi dari Borich (Borich, 1994
dalam Supramono, 2005).
- Pembelajaran IPA dilaksanakan di sekolah menengah pertama (SMP) kelas VII
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara penerapan dari pendekatan
lingkungan.
2. Mengungkapkan tingkat keberhasilan
pendekatan lingkungan terhadap pembelajaran pada konsep IPA.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pendekatan lingkungan terhadap pembelajaran pada
konsep IPA.
1.5 Manfaat Penulisan
Tulisan ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi perorangan maupun institusi di bawah ini:
- Bagi guru, dapat menambah informasi dalam penerapan metode pembelajaran untuk pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan lingkungan.
- Bagi sekolah, merupakan kontribusi terhadap perbaikan pembelajaran khususnya pada konsep IPA.
- Sebagai masukan dalam memakai pendekatan pembelajaran, cara penerapannya dan aspek-aspek yang terkait dalam pendekatan tersebut.
1.6 Metode Penulisan
Metode
penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cara studi pustaka dengan
mengkaji hasil-hasil penelitian tentang penggunaan pendekatan lingkungan
terhadap siswa SMP pada berbagai konsep IPA dan dengan mengambil referensi dari
berbagai buku dan sumber yang relevan.
BAB II
PENGGUNAAN PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMP KELAS VII PADA KONSEP-KONSEP IPA
2.1 Pendekatan
Lingkungan dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan (approach) menurut Winataputra &
Rosita (1995) berarti penghampiran, jalan, tindakan mendekati. Sedangkan
lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu di sekitar kita yang terdiri
dari faktor biotik dan abiotik serta dipengaruhi oleh budaya manusia.
Pendekatan lingkungan dapat diartikan sebagai jalan yang digunakan oleh guru
atau pembelajar untuk menciptakan suasana yang memungkinkan siswa belajar
dengan memanfaatkan lingkungan di sekitarnya.
Menurut Sertain
dalam Dalyono (1997) lingkungan dibedakan atas lingkungan alami (luar),
lingkungan dalam, dan lingkungan sosial/masyarakat. Lingkungan tersebut sangat
berperan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga sudah selayaknya harus
dijaga kelestariannya. Menurut United
Nation Environmental Program (UNEP) menjaga kelestarian lingkungan sejalan
dengan tujuan konservasi yaitu menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis,
melindungi keanekaragaman hayati, dan menjamin kelestarian dan pemanfaatan
spesies serta ekosistemnya (Fandeli, 2000). Untuk mencapai tujuan ini
diperlukan suatu pendekatan yang mampu mewujudkan hal-hal yang diinginkan,
yakni pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.
Alasan-alasan
pemanfaatan lingkungan (pendekatan lingkungan) yang diintegrasikan dalam
pembelajaran biologi menurut Susilo (2003) adalah karena melalui pendidikan
mengenai lingkungan siswa akan dapat memperoleh hal-hal sebagai berikut:
(1)
Memahami
istilah “lingkungan” sebagai suatu konsep.
(2)
Memahami
peranan indera untuk mempelajari lingkungan.
(3)
Mengidentifikasi
komponen-komponen alam, sosial/budaya, buatan dan ruang dalam lingkungan.
(4)
Mengenal
dan memahami bahwa terdapat perbedaan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang
akan datang di suatu lingkungan.
(5)
Memahami
dampak positif adanya pengelolaan lingkungan secara tradisional oleh masyarakat
terhadap pengawetan lingkungan.
(6)
Memahami
bahwa ada berbagai cara yang dapat dipilih untuk mengelola sumberdaya agar
memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan manusia, dan masing-masing cara ini
memiliki dampak tertentu terhadap lingkungan.
(7)
Memahami
bahwa perubahan teknologi memiliki potensi untuk meningkatkan dampak terhadap
orang dan lingkungan.
(8)
Memahami
bahwa ada berbagai bentuk tindakan yang dapat mereka lakukan untuk mempengaruhi
keputusan mengenai lingkungan.
(9)
Memahami isu-isu lingkungan dan cara
memecahkan masalahnya.
(10) Memahami bahwa tindakan individu,
kelompok, dan organisme dapat memperbaiki atau merusak lingkungan saat kini dan
yang akan datang.
Pendekatan
lingkungan berarti mengajak siswa belajar langsung ke lapangan tentang konsep
pelajaran. Tang (2002) mengemukakan adanya hubungan antara manusia dengan
lingkungan merupakan hubungan yang saling mempengaruhi sehingga lahir
interaksi. Pendekatan lingkungan berpangkal pada adanya hubungan antara
perkembangan fisik manusia dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Pendekatan
lingkungan diwujudkan dengan cara menampilkan contoh-contoh penerapan biologi
dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat di lingkungan siswa serta dengan cara
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Pendekatan
ini diwujudkan dengan cara menampilkan contoh-contoh penerapan biologi pada
kehidupan sehari-hari yang terdapat di lingkungan siswa serta dengan cara
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan lingkungan tidak
melakukan eksploitasi alam tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, dan dalam menggunakan pendekatan lingkungan,
materi pelajaran hendaknya memiliki hubungan dengan lingkungan yang meliputi
semua benda atau keadaan yang mempengaruhi siswa.
Ada 3 jenis
sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan, yaitu siswa itu
sendiri, sumber belajar di sekitar atau di luar sekolah, dan peristiwa silam
yang terjadi secara teratur maupun kebetulan. Jadi pendekatan lingkungan
terdiri dari 2 cara pembelajaran, yakni siswa belajar langsung ke lingkungan
dan siswa belajar di dalam ruangan dengan pembelajaran yang berorientasi ke
lingkungan atau hal-hal nyata yang terjadi di lingkungan.
Belajar
melalui pendekatan lingkungan bukan berarti melakukan eksploitasi terhadap alam,
akan tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat di sekitarnya untuk
memenuhi kebutuhan pengetahuan. Menggunakan pendekatan lingkungan menuntut
konsep pelajaran agar disesuaikan dengan lingkungan sebagai konteks
pembelajaran, baik berupa benda, peristiwa, atau keadaan yang dapat
mempengaruhi siswa sebagai subyek pebelajar.
Berdasarkan hal-hal di atas, pendekatan lingkungan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
(1)
tidak
melakukan eksploitasi terhadap alam
(2)
memanfaatkan
lingkungan sebagai tempat menguji kebenaran materi
(3)
lingkungan
sebagai tempat menerapkan konsep-konsep yang dipelajari di sekolah, dan merupakan
laboratorium alam
(4)
lingkungan
menjadi tempat menemukan masalah untuk diangkat menjadi topik pembahasan
kelompok
(5)
lingkungan sebagai tempat menemukan
contoh-contoh langsung yang sesuai, dan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan lebih bermakna bila dikombinasikan dengan
pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran ini siswa bekerja bersama dalam
kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Menurut Nur (2000) kelompok-kelompok
belajar yang dibentuk melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok
beranggotakan empat atau lima orang heterogen menangani tugas-tugas tertentu. Kemudian
mereka menyerahkan hasil kelompok dan menerima pujian dan ganjaran berdasarkan
pada hasil kelompok tersebut. Metode ini menekankan pada kegiatan-kegiatan
pembinaan kerjasama tim sebelum siswa memulai bekerja sama dan melakukan
diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh mereka berhasil dalam
bekerja sama. Menurut Slavin (1997) langkah-langkah pembelajaran kooperatif
yaitu:
(1)
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
(2)
Menyajikan informasi kepada
siswa melalui peragaan atau berupa teks.
(3)
Menjelaskan kepada siswa tata
cara membentuk kelompok belajar.
(4)
Membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mengerjakan tugas.
(5)
Melakukan
tes kepada siswa tentang isi materi pelajaran.
(6)
Memberikan
penghargaan, baik terhadap usaha mereka maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Pendekatan
lingkungan pada dasarnya memiliki kesamaan dengan pendekatan keterampilan
proses, yaitu merupakan pendekatan yang memungkin-kan siswa untuk belajar fakta
dan konsep. Perbedaan antara keduanya terletak pada waktu penggunaan pendekatan
tersebut. Pendekatan lingkungan bersifat lebih khusus yaitu berorientasi ke
lingkungan atau konsep-konsep yang bernuansa lingkungan. Tidak semua konsep pada
mata pelajaran biologi dapat digunakan dengan pendekatan ini. Sebaliknya
pendekatan keterampilan proses bersifat lebih umum karena tidak berorientasi
pada satu cara seperti pendekatan lingkungan.
Penggunaan
pendekatan lingkungan mempunyai banyak keuntungan. Menurut Zaidin (2000)
keuntungan dari upaya pemberdayaan lingkungan untuk kepentingan pembelajaran
adalah:
(1) Memberikan perubahan iklim dan suasana
baru dalam pembelajaran.
(2) Memberikan kesempatan siswa melakukan
praktik ke alam obyek sebenarnya.
(3)
Mengurangi kesenjangan teori
dan praktek.
(4)
Memungkinkan siswa belajar
mandiri.
(5)
Memperluas wawasan siswa
tentang berbagai fakta keilmuan di alam nyata.
Mason
(1980) dalam Lisowski & Disinger (1987) menjelaskan bahwa sejumlah faktor
pembatas pengajaran di luar kelas diantaranya adalah kurangnya perencanaan
waktu, kurangnya sumber daya masyarakat yang membantu, kesalahan sekolah dalam
mengantisipasi resiko perjalanan dan kurangnya dana.
2.2 Penggunaan
Pendekatan Lingkungan pada Berbagai Konsep IPA
Penelitian
tentang peningkatan pemahaman siswa SMP kelas VII pada konsep Ekosistem,
Ciri-ciri makhluk hidup dan Keanekaragaman hayati melalui pendekatan lingkungan
telah memperoleh hasil belajar baik kuantitatif maupun kualitatif.
1. Data
Kuantitatif pada Siklus 1 dan siklus 2
Data
kuantitatif pada siklus 1 dan siklus 2 terdiri dari hasil pre test, post test
dan hasil selama proses pembelajaran. Pre test diberikan pada awal pembelajaran
dan post test diberikan pada akhir pembelajaran, sedangkan hasil selama proses
pembelajaran diperoleh dari kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS.
Ringkasan
ketuntasan klasikal (%) hasil pre test dan post test pada siklus 1 dan 2
pada berbagai konsep IPA dengan menggunakan pendekatan lingkungan seperti
Tabel 1:
Tabel 1. Ringkasan ketuntasan
klasikal (%) Hasil Pre Test dan Post Test Siklus 1 dan 2 pada berbagai konsep
IPA dengan menggunakan pendekatan lingkungan
|
Ekosistem
|
Ciri-ciri makhluk hidup
|
Keanekaragaman hayati
|
|||
Siklus
|
Pre test
|
Post test
|
Pre test
|
Post test
|
Pre test
|
Post test
|
1
|
46,66 %
|
73,33 %
|
45 %
|
70 %
|
85,29 %
|
100 %
|
2
|
53,33 %
|
93,33 %
|
55 %
|
95 %
|
70,59 %
|
100 %
|
Hasil selama proses pembelajaran diperoleh dari kemampuan
siswa dalam mengerjakan LKS, ringkasan nilai rata-rata kelompok selama proses
pembelajaran seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Ringkasan nilai rata-rata kelompok Selama Proses
Pembelajaran pada Siklus 1 pada berbagai konsep IPA
dengan menggunakan pendekatan lingkungan
Siklus
|
Ekosistem
|
Ciri-ciri makhluk hidup
|
Keanekaragaman hayati
|
1
|
71,67%
|
79 %
|
71,67 %
|
2
|
80 %
|
84 %
|
73,33 %
|
Pada konsep
Ekosistem pada pre test siklus 1 dan siklus 2 hasil yang diperoleh belum
mencapai ketuntasan klasikal, karena nilai ketuntasan klasikalnya hanya sebesar
46,66% dan 53,33%. Sedangkan ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil post
test pada siklus 1 juga belum mencapai ketuntasan klasikal karena ketuntasannya
sebesar 73,33% dan pada siklus 2 sudah mencapai ketuntasan klasikal yang
ditetapkan yaitu >80% karena ketuntasan klasikalnya sebesar 93,33%.
Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena sudah ada pengalaman belajar
yang berasal dari siklus 1.
Hasil
selama proses pembelajaran pada siklus 1 dengan persentase sebesar 71,67% dan
tergolong kategori cukup baik sedangkan siklus 2 dengan persentase sebesar
80,00% dan tergolong kategori baik. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan
menggunakan pendekatan lingkungan pada konsep Ekosistem hasil belajar siswa
telah mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan dan terjadi
peningkatan pada hasil belajar tersebut.
Pada konsep
Ciri-ciri makhluk hidup, pada siklus 1 persentase post test yang dicapai
sebesar 70%, hal ini belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang
ditetapkan yaitu sebesar > 80%, tidak tercapainya indikator keberhasilan
penelitian tersebut diduga karena siswa kurang memahami tentang materi yang
telah dipelajari dan siswa dalam mengerjakan soal post test tidak
sungguh-sungguh. Sedangkan pada siklus 2 persentase post test yang dicapai
sebesar 95%, hal ini telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang
ditetapkan. Tercapainya indikator keberhasilan penelitian tersebut diduga
karena siswa sudah memahami tentang materi yang telah dipelajari dan siswa
telah memperoleh pengalaman dari siklus 1. Indikator keberhasilan penelitian
pada post test siklus 1 dengan persentase sebesar 70% dan post test pada siklus
2 sebesar 95%, persentase ini terjadi peningkatan sebesar 25%. Untuk hasil selama proses pembelajaran yang
diperoleh dari LKS, pada siklus 1 dengan persentase sebesar 79% dan tergolong
kategori baik sedangkan pada siklus 2 dengan persentase sebesar 84% dan
tergolong kategori baik. Berdasarkan hasil dari pre test dan post test serta
hasil selama proses pembelajaran melalui LKS, diperoleh hasil belajar siswa
pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan menggunakan pendekatan lingkungan
telah mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yang berarti
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan
data kuantitatif, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dengan
setting kooperatif pada konsep Keanekaragaman Hayati dapat meningkatkan pemahaman siswa, hal ini
ditandai dengan pembelajaran pada siklus 2 berakhir telah mencapai ketuntasan
klasikal yang telah ditetapkan. Persentase hasil belajar siswa yakni ketuntasan
klasikal pada post tes siklus 1 ada 100%, pada siklus 2 juga telah mencapai
hasil ketuntasan klasikal pada post tes nya yaitu sebesar 100%. Peningkatan ini
sudah melebihi batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yakni 80%.
2. Data Kualitatif pada Siklus 1 dan siklus 2
Data
Kualitatif pada siklus 1 dan siklus 2 terdiri dari aktivitas guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran.
a. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 1 dan siklus 2
Aktivitas guru
pada pembelajaran siklus 1 dan siklus 2
pada konsep-konsep IPA seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Siklus 1 dan siklus 2 pada konsep IPA
Konsep
|
Siklus
|
Parameter yang diamati (%)
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||
Ekosistem
|
1
|
12,50
|
12,50
|
22,50
|
10,00
|
7,50
|
10,00
|
15,00
|
12,00
|
2
|
11,76
|
29,41
|
17,65
|
23,53
|
0
|
5,88
|
11,76
|
0
|
|
Ciri-ciri makhluk hidup
|
1
|
9,38
|
21,88
|
6,25
|
21,88
|
12,5
|
9,38
|
9,38
|
9,38
|
2
|
15,15
|
18,18
|
15,15
|
15,15
|
6,06
|
9,09
|
12,12
|
9,09
|
|
Keanekaragaman Hayati
|
1
|
12,1
|
12,1
|
12,1
|
18,2
|
6,05
|
11,0
|
15,2
|
15,2
|
2
|
12,5
|
12,5
|
12,5
|
15,6
|
9,3
|
9,3
|
15,6
|
12,5
|
Keterangan parameter:
1.
Membimbing siswa memahami LKS
2.
Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan
3.
Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan KBM.
4.
Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru
5.
Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi
proses penyelidikan.
6.
Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada
guru.
7.
Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil
penyelidikan
8.
Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran
Berdasarkan tabel 3 diatas, aktivitas guru pada pembelajaran konsep-konsep IPA melalui
pendekatan lingkungan telah menunjukkan hasil yang maksimal
karena dari 8 parameter yang teramati terdapat beberapa parameter yang
mengalami penurunan dan ada juga yang mengalami peningkatan. Parameter yang mengalami
penurunan yaitu parameter 1 (membimbing siswa memahami LKS), parameter 2
(membimbing siswa melakukan pengamatan), parameter 3 (membimbing siswa menulis
hal-hal yang relevan dengan pembelajaran), parameter 4 (membimbing siswa berdiskusi
antar siswa/kelompok/guru), parameter 5 (membimbing siswa melakukan refleksi
dan mengevaluasi proses penyelidikan), parameter 6 (mendorong siswa bertanya
kepada siswa lain atau kepada guru), parameter 7 (membimbing siswa
menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan) dan parameter 8
(membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran). Penurunan dominasi aktivitas guru dalam
pengelolaan pembelajaran disebabkan siswa telah mempunyai pengalaman pada pembelajaran siklus 1 sehingga guru
bisa mengurangi dominansi aktivitasnya selama proses pembelajaran.
Menurunnya
dominansi aktivitas guru dalam proses pembelajaran diduga karena adanya upaya perbaikan
pembelajaran setelah melakukan refleksi pada siklus 1 dan karena siswa juga
sudah mendapat pengalaman belajar pada siklus 1 sehingga pada siklus 2 ini
siswa tidak terlalu banyak memerlukan bimbingan dari guru sehingga guru dapat
mengurangi dominansi aktivitasnya selama proses pembelajaran.
b. Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Siklus 1 dan siklus 2
Aktivitas siswa dalam
pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 pada
konsep-konsep IPA seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2 pada
konsep-konsep IPA
Responden
|
Siklus
|
Parameter yang diamati (%)
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
|||
Konsep Ekosistem
|
|||||||||||
A.Marzuki
|
1
|
7,69
|
0
|
11,54
|
7,69
|
15,38
|
15,38
|
15,38
|
19,23
|
7,69
|
|
2
|
9,37
|
15,63
|
12,5
|
0
|
15,63
|
12,5
|
12,5
|
12,5
|
9,37
|
||
Hartamun
|
1
|
7,50
|
12,50
|
15,00
|
12,50
|
15,00
|
10,00
|
7,50
|
10,00
|
10,00
|
|
2
|
10,00
|
12,50
|
17,5
|
10
|
12,50
|
12,50
|
7,50
|
7,50
|
10,00
|
||
Risma
|
1
|
10,00
|
10,00
|
15,00
|
12,50
|
15,00
|
10,00
|
10,00
|
10,00
|
7,50
|
|
2
|
10
|
10
|
15
|
15
|
17,5
|
7,5
|
5
|
10
|
10
|
||
Risky Maulana
|
1
|
11,76
|
0
|
14,71
|
17,65
|
8,82
|
14,67
|
8,82
|
11,76
|
11,76
|
|
2
|
10,53
|
10,53
|
18,42
|
10,53
|
18,42
|
7,89
|
7,89
|
7,89
|
7,89
|
||
Tasmilah
|
1
|
11,11
|
8,33
|
13,89
|
8,33
|
13,89
|
11,11
|
16,67
|
8,33
|
8,33
|
|
2
|
12,5
|
17,5
|
10,00
|
7,5
|
10,00
|
7,5
|
15,00
|
10,00
|
10,00
|
||
|
|||||||||||
Konsep Ciri-ciri makhluk hidup
|
|||||||||||
Muthia Chandra
|
1
|
5,26
|
18,42
|
18,42
|
13,16
|
15,79
|
5,26
|
10,53
|
7,89
|
5,26
|
|
2
|
11,43
|
8,57
|
11,43
|
17,14
|
14,29
|
5,71
|
17,14
|
8,57
|
5,71
|
||
Nurasih
|
1
|
2,63
|
13,16
|
18,42
|
5,26
|
18,42
|
15,79
|
10,53
|
10,53
|
5,26
|
|
2
|
2,56
|
12,82
|
10,26
|
15,38
|
20,51
|
7,69
|
15,38
|
10,26
|
5,13
|
||
A. Rizky
|
1
|
5
|
12,5
|
22,5
|
10
|
22,5
|
7,5
|
10
|
5
|
5
|
|
2
|
5,26
|
5,26
|
10,53
|
13,16
|
23,08
|
18,42
|
13,16
|
5,26
|
5,26
|
||
Arif
|
1
|
5,13
|
15,38
|
15,38
|
12,82
|
17,95
|
10,26
|
12,82
|
5,13
|
5,13
|
|
2
|
15
|
7,5
|
17,5
|
5
|
20
|
7,5
|
7,5
|
20
|
0
|
||
|
|||||||||||
Konsep Keanekaragaman Hayati
|
|||||||||||
Elfa Norjanah
|
1
|
15,4
|
7,7
|
8,3
|
23
|
15,4
|
8,3
|
3,8
|
7,5
|
7,6
|
|
2
|
17,3
|
8,6
|
13,1
|
13,1
|
13,1
|
13,1
|
4,3
|
4,3
|
13,1
|
||
Marlina
|
1
|
4,8
|
9,5
|
14,3
|
14,3
|
9,5
|
9,5
|
4,8
|
14,3
|
9,5
|
|
2
|
4,5
|
9
|
13,6
|
13,6
|
18,2
|
9
|
9
|
13,6
|
9
|
||
Liyuli Rahmat
|
1
|
4,8
|
14,3
|
9,5
|
14,3
|
9,5
|
9,5
|
4,8
|
14,3
|
14,3
|
|
2
|
4,7
|
14,2
|
14,2
|
14,2
|
9,5
|
9,5
|
4,7
|
14,2
|
14,2
|
||
Ferdi Rahman
|
1
|
8,6
|
8,6
|
8,6
|
13
|
13
|
13
|
8,6
|
8,6
|
8,6
|
|
2
|
10
|
10
|
10
|
15
|
15
|
15
|
5
|
10
|
10
|
||
Rifki saputra
|
1
|
8,6
|
8,6
|
21,7
|
13
|
0
|
13
|
13
|
13
|
8,6
|
|
2
|
10
|
10
|
25
|
15
|
|
10
|
5
|
15
|
10
|
||
Keterangan parameter:
1.
Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain.
2.
Membaca LKS atau buku-buku yang relevan.
3.
Melakukan pengamatan/percobaan.
4.
Menulis hal-hal yang relevan dengan KBM.
5.
Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru.
6.
Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan.
7.
Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru.
8.
Menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan.
9.
Membuat/menulis rangkuman pelajaran.
Aktivitas siswa pada pembelajaran konsep Ekosistem melalui pendekatan lingkungan telah menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, dari 9 parameter
aktivitas siswa yang teramati ada 5 parameter menunjukkan adanya peningkatan. Kelima parameter tersebut yaitu parameter
1 (memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain), 2 (membaca LKS atau
buku-buku yang relevan) , parameter 3 (melakukan pengamatan atau percobaan),
parameter 5 berdiskusi antara siswa atau kelompok lain) dan parameter 9
(membuat atau menulis rangkuman pelajaran).
Aktivitas
siswa pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan menggunakan pendekatan
lingkungan telah menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, dari 9
parameter yang teramati, terdapat 5
parameter yang menunjukkan peningkatan. Kelima parameter tersebut adalah
parameter 1 (memperhatikan penjelasan guru dan siswa lain), parameter 4 (menuliskan
hal-hal yang relevan dengan KBM), parameter 5 (berdiskusi antar
siswa/kelompok/guru), parameter 7 (bertanya kepada siswa lain atau kepada
guru), dan parameter 8 (menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil pengamatan).
Adanya
peningkatan aktivitas siswa ini berarti indikator penelitian telah tercapai
yaitu dengan persentase >75% dengan kriteria baik dan pembelajaran telah
berpusat pada siswa. Semua peningkatan ini diduga karena adanya upaya perbaikan
pembelajaran setelah melakukan refleksi pada siklus 1.
Penurunan
aktivitas siswa dan peningkatan aktivitas guru pada siklus 1 dikarenakan masih
ada siswa melakukan aktivitas di luar yang seharusnya. Selain itu, adanya
kelemahan dari peneliti dalam merancang dan melaksanakan proses belajar
mengajar.
Aktivitas siswa
secara keseluruhan dalam proses pembelajaran sudah berpusat kepada siswa, namun
masih ada kecenderungan, hal ini ditunjukkan ada 3 parameter aktivitas siswa
mengalami penurunan yaitu parameter 3, 4 dan 6.
2.3 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pencapaian Indikator Keberhasilan Penggunaan Pendekatan
Lingkungan
Berdasarkan
hasil penelitian diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian indikator
keberhasilan penggunaan pendekatan lingkungan pada konsep-Konsep IPA adalah
sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Faktor internal ini adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri. Faktor-faktor tersebut dapat berupa kemampuan mengingat siswa yang
baik, tingkat pengetahuan awal siswa yang sudah cukup tinggi, minat dan
ketertarikan terhadap konsep pembelajaran yang cukup besar serta keaktifan
dalam proses pembelajaran.
2. Faktor Eksternal
Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini bisa
berasal dari guru misalnya tingkat penguasaan materi dan kemampuan mengelola
pembelajaran yang baik serta kemampuan untuk memotivasi siswa dalam proses
pembelajaran yang baik. Faktor eksternal yang lain adalah dari lingkungan itu
sendiri sebagai sumber belajar, misalnya pemilihan lingkungan yang sesuai
dengan konsep yang diajarkan serta menarik perhatian siswa sehingga siswa
menjadi termotivasi dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas
ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan dan presentase ketuntasan pada setiap
konsep dengan menggunakan pendekatan lingkungan berbeda-beda.
2. Pendekatan lingkungan cocok untuk diterapkan pada konsep Ekosistem,
ciri-ciri makhluk hidup dan Keanekaragaman Hayati.
3. Berdasarkan data hasil pengamatan secara kuantitatif pendekatan lingkungan
lebih cocok diterapkan pada konsep keanekaragaman hayati, hal tersebut terlihat
pada ketuntasan klasikal yang mencapai 100%.
4. Berdasarkan data hasil pengamatan secara kualitatif pendekatan lingkungan
dapat memaksimalkan proses pembelajaran pada konsep-konsep IPA tersebut.
5. Aktivitas siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan lingkungan.
6. Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran telah
mengalami penurunan.
3.2 Saran-saran
Saran-saran dalam
penelitian ini sebagai
berikut:
- Pendekatan lingkungan merupakan pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas, jadi sebaiknya hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam pembelajaran Biologi, karena pendekatan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa.
- Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan memerlukan waktu yang relatif lama, maka waktu harus diatur dan diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.
Bulkis, Siti. 2009. Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Tapin Selatan
pada Materi Ciri- ciri Makhluk Hidup melalui Pendekatan Lingkungan Skripsi. STKIP-PGRI Banjarmasin (tidak dipublikasikan).
Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta,
Jakarta.
Fandeli, C. 2000. Pusat Informasi Lingkungan. Pengertian
dan Konsep Dasar Ekowisata.http://www.pusat informasi lingkungan indonesia/ensiklopedi.
htm.
Lisowski, Marylin. 1987. Cognetive Learning in the Environment: Secondary Student. http:// www.ed.gov/ databases/ ERIC_Digests/ed.320777.html
Mulkani. 2009. Penggunaan Pendekatan Lingkungan dengan
Setting Kooperatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII C pada Konsep
Keanekaragaman Hayati Di SMPN 1 Batumandi Skripsi.
STKIP-PGRI Banjarmasin (tidak dipublikasikan).
Slavin, Robert,
r, 1997. Education Psychology Theory and Practice Fifth Edition. Boston:
Allyn and Bacon.
Supramono. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran & Penerapannya
dalam KBM dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan
Hasil Belajar & Keterampilan Berpikir Siswa SD. Disertasi Universitas
Negeri Malang. (tidak dipublikasikan).
Susilo, H. 2003. Kapita Selekta
Pembelajaran Biologi. Penerbitan
UT, Jakarta.
Tang, M. 2002. Sampah Dapur Moluska Indikasi Perolehan Makanan
Musiman pada Situs Liang Pattae Kabupaten Maro. Jurnal UNHAS. http://www.arkeologi.net./journal/unhas.muhammad-tang.html
Wahid, Abdul. 2009. Peningkatan
Pemahaman Konsep Ekosistem dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 2 Tapin Tengah Skripsi. STKIP-PGRI
Banjarmasin (tidak dipublikasikan).
Winataputra, U. & Tita Rosita. 1995. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud, Jakarta.
Zaidin, M.H. 2000. Sekolah Masa Depan, Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. Pelangi
Pendidikan 3: 44-46.
Nur, M. & Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah Universitas
Negeri Surabaya, Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar