Rabu, 17 Februari 2010

लापोरण प्रक्तिकुम पेंग्लिंग SPP (SNAKMA)

BAB I

Topik : SPP (SNAKMA)
Tujuan : Mengenal pengetahuan tentang jenis-jenis hewan vertebrata yang ada di SPP (SNAKMA) Pelaihari
Hari/Tanggal : Sabtu/8 Desember 2007
Tempat : Kawasan Sekolah Pertanian dan Pembangunan (Sekolah Peternakan Masyarakat) Pelaihari

I. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Alat dokumentasi
2. Alat tulis
3. Buku-buku literatur
Bahan : Spesies-spesies hewan vertebrata yang ada di sekitar SPP SNAKMA Pelaihari

II. CARA KERJA
1. Melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar SPP (SNAKMA) dan ruang insatalasi klinik hewan dan reproduksi hewan yang ada di SPP (SNAKMA).
2. Mengamati hewan-hewan apa saja yang terdapat di SPP (SNAKMA).
3. Menyiapkan alat tulis dan mencatat penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh narasumber.
4. Mendokumentasikan aspek-aspek penting yang ada di SPP (SNAKMA) pelaihari dan jenis-jenis hewan yang ada.
5. Membuat hasil pengamatan dan analisis yang berkaitan dengan SPP (SNAKMA).

III. DASAR TEORI
Sekolah Pertanian dan Pembangunan (Sekolah Peternakan Masyarakat) atau yang disingkat dengan SPP (SNAKMA), merupakan salah satu sarana pendidikan yang didirikan untuk mengenal lebih dalam tentang ilmu peternakan dan melakukan pengembangan-pengembangan terhadap ternak-ternak yang dikelola. SNAKMA berlokasi di daerah kawasan Pelaihari. Sekolah ini menampung banyak siswa dan siswi yang ingin belajar dan memajukan dunia peternakan.
Di tempat ini banyak terdapat hewan-hewan ternak yang dipelihara, terutama dari classis Mamalia. Hewan-hewan yang ada di SNAKMA diantaranya yaitu:
a. Classis Aves, berupa ayam kate
b. Classis Mamalia, berupa kuda dan bermacam-macam jenis sapi.
Selain itu di SNAKMA ini juga terdapat kandang-kandang dan ruangan-ruangan dengan fasilitas yang cukup lengkap. Di antaranya ruang kelas untuk pengajaran, ruang laboratorium, ruang pelengkapan, kandang-kandang hewan yang memadai dan ruang instalasi klinik hewan dan reproduksi hewan.
Ruang instalasi klinis hewan dan reproduksi hewan ini merupakan salah satu tempat yang sangat berperan penting di SNAKMA. Ruang instalasi klinis hewan dan reproduksi hewan ini terbagi atas 2 bagian. Ruang yang pertama adalah ruang kantor dan obat dan di sebelahnya terdapat ruang bedah atau kamar bedah. Ruang bedah ini biasanya digunakan untuk melakukan operasi pada hewan, terutama hewan-hewan yang ukurannya lebih kecil dari pada sapi dan kuda, misalnya ayam, anjing, kucing atau kambing.


V. ANALISIS DATA
1. SPP (Sekolah Pertanian dan Pembangunan) / SNAKMA.
- Yang memberikan materi :
1) Bapak Drh. Komarodin dan Sukirman
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di SPP (klinik hewan) bersama Drh. Komarudin bahwa perkawinan hewan-hewan ternak disana, khususnya selain dengan cara alamiah juga diusahakan perkembangbiakan dengan 'kawin suntik' dan 'transfer embrio'. Namun, yang dilaksanakan disana hanyalah perkawinan dengan 'kawin suntik' dan secara alamiah. Sedangkan transfer embrio belum pernah dilaksanakan karena keterbatasan jumlah sapi betina dan teknologi yang belum memungkinkan untuk melakukan transfer embrio disana.
Jenis hewan-hewan vertebrata yang ada pada lingkungan sekitar SPP cukup banyak, diantaranya ayam, sapi, kuda dan kambing. Namun, spesies hewan yang paling banyak ditemukan di areal inin adalah ayam.
Klinik hewan dan reproduksi hewan tereletak dibagian belakang areal SPP. Klinik ini baisanya digunakan : 1) Untuk melakukan bedah bangkai pada hewan-hewan yang telah mati untuk mengetahui penyebab kematian hewan tersebut. 2) Memberikan vaksinasi dan pengobatan pada hewan-hewan peliharaan.
Jenis-jenis penyakit yang sering diderita hew3an-hewan ternak disana menurut nara sumber diantaranya :
1. Penyakit pada sapi : SE, jembrana, flu, demam dan septisemia (septisemia ini dapat menular pada hewan-hewan lainnya).
2. Penyakit pada ayam : ND, polurum (penyakit pada saluran pencernaan), CRD (penyakit yang menyebabkan rusaknya kantong udara), dan combru (penyakit pada hewan ternak terutama menyerang bagian hati).
Diagnosa yang dilakukan dalam mengetahui penyakit :
1. Gejala klinis, yang terlihat pada hewan tersebut.
2. Patologi anatomi / bedah bangkai.
3. Uji laboratorium.
4. Uji Biologis, di uji pada hewan percobaan.
Cara perkembangbiakan sapi perah dengan 'kawin suntik' yaitu :
1. Kita harus mengetahui terlebih dahulu apakah hewan / sapi betina sedang mengalami birahi. Birahi biasanya berlangsung selama 10 jam. Ciri-ciri sapi betina sedang mengalami birahi dapat dilihat dari tanda-tanda sebagai berikut :
a) Sapi betina tersebut mengeluarkan suara-suara khusus (menge'mbok').
b) Nafsu makan turun.
c) Biasanya sering menaiki temannya yang berada disekitarnya.
d) Pada alat kelaminnya terlihat : abu (vulvanya membengkak), angat (terasa hangat), dan abang (vulvanya berwarna merah).
e) 2 B = berlendir dan bengak-bengok.
2. Setelah kita mengetahui bahwa hewan tersebut birahi, maka waktu 10 jam tadi harus benar-benar diperhatikan. Dibagi menjadi : 6 jam 1, 6 jam 2, dan 6 jam 3. Waktu yang paling baik untuk melakukan kawin suntik yaitu pada 6 jam ke-2.
3. Alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan suntik (misalnya : stro, kontainer, pistolit dan gunting serta tisu) harus dibersihkan / disterilkan terlebih dahulu.
4. Stro kemudian diisi dengan sperma sapi jantan, kemudian stro tersebut dimasukkan ke dalam pistolit.
5. Ujung dari stro tersebut dipotong  5 ml baru kemudian disuntikkan pada sapi betina tersebut.
Perhitungan waktu kebuntingan dilakukan setelah esok harinya. Masa kehamilan sapi biasanya selama 280 hari. Setelah melahirkan, lama birahi selanjutnya 30 - 45 hari. Namun, boleh dikawinkan lagi setelah 2 bulan.
Batasan umur sapi yang boleh dikawinkan :
1. Pada sapi Bali, biasanya dikawinkan paling baik pada umur 21 bulan.
2. Pada sapi Ongole dan Barahman, bila telah berumur 30 bulan.
3. Pada sapi perah, umur yang baik untuk dikawinkan yantu pada 2 ½ tahun.
Untuk perkawinan pertama, sapi harus mengalami perkawinan secara alami. Apabila dilakukan penyuntikan pada perkawinan pertama maka akan terjadi proses kelahiran yang kurang normal, misalnya : anak besar.
Sedangkan melalui transfer embrio, prosesnya biasanya dilakukan setelah sapi birahi selama 7 hari. Proses transfer embrio dilakukan dikota Bogor. Pada kawin suntik, keunggulan yang paling dominan dihasilkan dari sapi jantan. Sedangkan pada transfer embrio keunggulan 100% (dari jantan dan betina).
Selain dengan kawin suntik dan transfer embrio, perkembangan yang lebih lanjut memungkinkan perkembangbiakan secara 'kloning'. Dimana sel telur (n - kromosom diisi oleh kromosom 2n).
Secara umum, perkawinan pada sapi hingga menghasilkan individu baru hampir sama dengan manusia.









VI. KESIMPULAN
1. SPP (Sekolah Pertanian dan Pembangunan) / SNAKMA merupakan suatu tempat / institusi pendidikan yang dibuat untuk mencetak tanaga-tenaga ahli di bidang pertanian dan peternakan.
2. Jenis hewan-hewan vertebrata yang ada pada lingkungan SPP diantaranya adalah ayam, sapi, kuda dan kambing.
3. Pada SPP ini ada suatu tempat yang dinamakan "Klinik Hewan dan Reproduksi Hewan" yang biasanya digunakan untuk :
a. Melakukan bedah bangkai pada hewan-hewan yang telah mati untuk mengetahui penyebab kematian tersebut.
b. Memberikan vaksinasi dan pengobatan pada hewan-hewan peliharaan.
4. Jenis penyakit yang sering diderita hewan ternak, diantaranya :
• Pada sapi : SE, jembrana, flu, demam dan setisemia.
• Pada ayam : ND, polurum, CRD dan combro.
5. Diagnosa yang dilakukan dalam mengetahui penyakit diantaranya dengan :
a) Melihat gejala klinis pada hewan tersebut.
b) Patologi anatomi / bedah bangkai.
c) Uji laboratorium.
d) Uji Biologis.

Tidak ada komentar:

Welcome to my Activity

disini aq nampilin segala macam aktivitasku dan suasana hatiku baik senang, sedih, galau, gundah, gulana dll.

Total Tayangan Halaman