Rabu, 17 Februari 2010

‘SUB CLASSIS DILLENIIDAE”

PRAKTIKUM IV

Topik : Sub classis Dilleniidae
Tujuan : Mengetahui ciri-ciri morfologi dan aspek botani beberapa tumbuhan yang termasuk dalam sub classis Dilleniidae
Hari, tanggal : Selasa, 13 November 2007
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN
1.1 Alat yang dipergunakan :
1. Baki/nampan
2. Pisau/silet/cutter
3. Lup
4. Alat-alat tulis (kertas, pensil, penggaris, dll)
1.2 Bahan yang dipergunakan :
1. Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
2. Coklat (Theobroma cacao L.)
3. Randu/kapuk (Ceiba pentandra Gaertn. Var indica Bakh.)
4. Pepaya (Carica papaya L.)
5. Tanjung (Mimusops elengi L.)

II. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengamati dan mencatat sifat-sifat (character) serta ciri-ciri dari specimen yang meliputi :
a. Perawakan tumbuhan
b. Periodisitas (umur)
c. Sifat-sifat akar
d. Sifat-sifat batang
e. Sifat-sifat daun
f. Sifat-sifat bunga
g. Sifat-sifat buah dan biji
h. Menentukan sifat-sifat lain seperti adanya derivat epidermis, sifat anatomi, pollen dan kandungan bahan kimia yang dapat merupakan sifat dalam determinasi tumbuhan.
3. Menggambar hasil pengamatan yang meliputi :
a. Tumbuhan lengkap atau cabang lengkap
b. Bagian-bagian dari tumbuhan (daun, bunga dan buah)
c. Irisan melintang atau membujur bunga
d. Irisan melintang atau membujur buah
4. Menentukan aspek botani atau nilai ekonomis dari setiap specimen yang diamati.
5. Melakukan pertelaan/determinasi untuk setiap specimen yang diamati.

III. TEORI DASAR
Tumbuhan yang termasuk sub classis Dillenidae mempunyai ginaesium sinkarpus, kecuali pada ordo Dilleniales yang apokarpus. Stamen masak secara sentrifugal dengan pollen yang binukleat kecuali pada famili Cruciferae yang trinukleat. Ovula unitegmik atau biregmik dengan endosperm yang “crassinucellate”. Kebanyakan yang termasuk anggota sub classis Dilleniidae merupakan tumbuhan berkayu.
Pollen yang mewakili sub classis Dilleniidae diketemukan berupa fosil dari sekitar 100 juta tahun yang lalu pada awal periode Kretaseus bawah. Sub classis Dilleniidae terdiri dari 13 ordo, 78 famili dan sekitar 25.000 species.
Suku Dilleniaceae berupa pohon, perdu atau liana. Biasanya mengandung falvonol mirisetin (yang jarang pada Magnoliidae), bertanin, biasanya dengan asam ellagat dan proantosianin, tanpa sel-sel minyak atsiri dan kebanyakan tanpa alkaloid. Daun tunggal, tersebar, jarang berhadapan, stipula tak ada atau seperti sayap menempel pada petiolus. Bunga tunggal atau dalam simosa atau rasemus, kuning atau putih, biseksual, sepal 5, imbrikatus, persisten, petal 5, imbrikatus, cepat jatuh, stamen banyak. Ginaesium dengan ovarium superus, beberapa sampai banyak karpel, ruang banyak, ovul 1 atau lebih tiap karpel. Buah baka atau folikulus, biji dengan endosperm.


V. ANALISIS DATA
1. Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) mempunyai habitus berupa perdu dengan tinggi antara 1-4 m. Periodisitasnya pirenial dengan sistem perakaran tunggang. Mempunyai batang yang berbentuk bulat dengan arah tumbuh yang tegak, permukaan batangnya kasar. Percabangan simpodial. Daunnya merupakan daun yang tidak lengkap karena tidak mempunyai pelepah daun. Mempunyai tata letak daun tersebar yang berselang-seling dan mempunyai stipula. Bentuk daun bulat telur meruncing, kebanyakan tidak berlekuk, dengan tepinya yang bergerigi kasar dan ujung yang meruncing sementara pangkal daunnya tumpul dengan pertulangan daun menyirip. Tekstur daunnya licin berwarna hijau tua. Daun penumpu berbentuk garis.
Bunga tunggal atau dalam pembungaan stimosa, berdiri sendiri di ketiak atau sedikit menggantung. Bunga berukuran cukup besar dan pada bagian luar lingkaran kelopak bunganya masih mempunyai daun-daun yang menyerupai kelopak yang disebut kelopak tambahan. Daun mahkota cukup lebar dengan jumlah yang lebih dari empat, bebas satu sama lain tetapi pada pangkal seringkali berlekatan dengan buluh yang merupakan perlekatan tangkai-tangkai sarinya. Daun mahkota berbentuk telur terbalik, bentuk baji dengan panjang 5,5-8,5 cm, berwarna merah dengan noda tua pada pangkal, berwarna daging, oranye atau kuning. Benang sarinya banyak dan berlekatan membentuk suatu kolom yang berongga yang menyelubungi putik. Tabung benang sari sama panjang dengan mahkota. Bakal buah beruang 5.
Aspek botani Kembang sepatu ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman obat.
Klasifikasi menurut (Cronquist.1981):
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species : Hibiscus rosa-sinensis L.
Kunci Determinasi Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) :
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119a-120b-128b-129b-135b-136b-139b-140b-142b-143a-144a Familia Malvaceae

2. Coklat (Theobroma cacao L.)
Coklat (Theobroma cacao L.) mempunyai habitus berupa pohon kecil. Periodisitasnya pirenial dengan sistem perakaran tunggang. Mempunyai batang yang berbentuk bulat dengan arah tumbuh yang tegak, permukaan batangnya kasar, dengan percabangan yang monopodial. Daun coklat bertangkai dan berbentuk jorong memanjang dengan ujung daun meruncing dan pangkal daunnya tumpul. Tekstur daunnya kasar, berwarna hijau muda.
Coklat mempunyai bagian bunga lengkap di mana bunganya berkelamin dua dan berbilang 5, terdapat dalam berkas di ketiak atau pada kayu yang tua. Daun kelopak berbentuk lanset panjang dan berwarna putih, kadang-kadang keunguan. Daun mahkota panjang (8-9 mm), kuku dari dalam dengan dua rusuk merah, helaiannya menggantung berwarna putih kuning atau kemerahan. Tabung benang sari berbentuk periuk dan tiap kali 2 benang sari yang seluruhnya bersatu, berseling dengan 1 staminodium yang berwarna ungu tua dengan ujung yang putih. Bakal buah beruang 5 dengan bakal biji yang banyak. Buah coklat merupakan buah buni yang berbentuk bulat telur memanjang dengan 5 pasang rusuk. Penampang melintang buah memperlihatkan eksokarpium, endokarpium dan salut biji.
Aspek botani Coklat merupakan tanaman industri yang buahnya dapat dimanfaatkan untuk membuat coklat olahan maupun jenis makanan lainnya.
Klasifikasi menurut (Cronquist.1981)
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Species : Theobroma cacao L.
Kunci Determinasi Coklat (Theobroma cacao L.) :
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-128b-129b-135b-136b-139b-140b-142b-143a-144b-145b
Familia Sterculiaceae

3. Randu/Kapuk (Ceiba pentandra Gaertn. Var indica Bakh.)
Randu mempunyai habitus berupa pohon yang tingginya antara 8-30 m dan menggugurkan bunga. Periodisitasnya pirenial dengan sistem perakaran tunggang. Mempunyai batang yang berbentuk bulat dengan arah tumbuh yang tegak lurus, permukaan batangnya licin, dengan percabangan yang monopodial. Terdapat alat-alat tambahan pada batang muda yang dilengkapi dengan duri berbentuk kerucut. Tajuk jarang dan cabang berada dalam tiga-tiga, menyimpang ke samping secara horizontal.
Daun randu ini merupakan daun majemuk yang bertipe menjari beranak daun tujuh karena mempunyai tujuh anak daun pada ujung ibu tangkainya. Daun randu ini mempunyai tangkai yang panjang. Anak daun mempunyai panjang antara 5-16 cm dengan susunan tulang daun yang menjari. Tekstur daunnya kasap berwarna hijau.
Bunga terkumpul di ketiak daun yang sudah rontok dekat dengan ujung ranting. Kelopak berbentuk lonceng, berlekuk 5 pendek. Daun mahkota berbentuk bulat telur terbalik memanjang dan pada pangkalnya bersatu, berwarna mentega dan dari luar berambut rapat. Benang sari yang berjumlah 5 buah bersatu membentuk tabung pendek. Bakal buah beruang 5 dengan bakal biji yang banyak. Tangkai putik berbentuk benang. Buah memanjang, menggantung dan membuka dari bawah ke atas dengan katup yang dilengkapi dengan rambut wol yang panjang. Di dalam buah itulah terdapat kapas dan biji.
Aspek botani Kapas buahnya dapat digunakan untuk bahan dasar membuat kasur.
Klasifikasi menurut (Cronquist.1981):
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Bombaceae
Genus : Ceiba
Species : Ceiba pentandra Gaertn. Var indica Bakh.
Kunci Determinasi Randu/Kapuk (Ceiba pentandra Gaertn. Var indica Bakh.) :
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-128b-129b-135b-136b-139b-140b-142b-143a-144b-145a
Familia. Bombaceae

4. Pepaya (Carica papaya L.)
Papaya mempunyai habitus berupa herba berkayu atau semak berbentuk pohon dengan batang yang lurus, dengan tipe batang yang herbaceus. Bentuk batang tanaman Pepaya bulat berongga serta bergetah dan terdapat bekas tangkai daun yang telah lepas pada permukaan kulit batangnya. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan percabangan yang monopodial.
Daun berjejal pada ujung batang batang, memilki tangkai daun yang panjang dengan bangun/helaian daun yang bulat. Ujung daunnya runcing sementara pangkal daunnya bulat, dengan tipe daun yang bercangap menyirip.
Pepaya merupakan tumbuhan poligami (polygamus) karena pada tumbuhan ini terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci secara bersama-sama. Tajuk bunga pada bunga jantan berbentuk terompet dan berwarna putih kekuningan. Tenda bunganya keras dan berjumlah lima buah dan dilengkapi dengan kelopak yang terletak pada lingkaran luar yang berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam. Bunga betina kebanyakan berdiri sendiri dengan daun mahkota yang lepas atau hampir lepas serta berwarna putih kekuningan. Bakal buahnya beruang satu.
Buah Pepaya berbentuk bulat telur memanjang, berdaging dan berisi cairan. Bijinya banyak dan dibungkus oleh selaput yang berisi cairan dan di dalamnya berduri tempel berjerawat. Daunnya yang muda dan terutama buah yang mentah berisi suatu enzim yang dinamakan papaine, yang mempunyai sifat melarutkan putih telur (menghancurkan).
Aspek botani Pepaya yaitu buah yang sudah masak dapat dimakan, rasanya manis bahkan ada pula yang terasa kurang manis/tawar, sementara buah yang masih muda, bunga, maupun daunnya dapat dijadikan sebagai sayuran.
Klasifikasi menurut (Cronquist.1981):
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
Kunci Determinasi Pepaya (Carica papaya L.) :
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120a-121b-124b-125a-126a Familia. Caricaceae


5. Tanjung (Mimusops elengi L.)
Tanjung mempunyai habitus berupa pohon yang tingginya bisa mencapai 15 m. Periodisitasnya pirenial dengan sistem perakaran tunggang. Mempunyai batang yang berbentuk bulat dengan arah tumbuh yang tegak lurus, permukaan batangnya kasar, dengan percabangan yang monopodial. Daunnya berbentuk jorong atau bulat telur memanjang. Mempunyai pangkal daun yang bulat dan ujung tumpul, dan tepi daunnya berombak. Urat daunnya menyirip dengan tekstur daun licin berwarna hijau tua.
Bunganya merupakan bunga tunggal atau dua dalam ketiak daun, menggantung, berkelamin dua dan berbau enak. Daun kelopak dalam 2 karangan empat yang perlahan-lahan menyempit. Mahkota sama panjangnya dengan kelopak, berwarna putih kotor dengan tabung lebar yang pendek dan sedikit banyak terletak dalam 2 karangan. Benang sari tertancap dalam leher yang berambut, berseling dengan staminodia yang ujungnya bergigi dan pipih. Tangkai putik tidak atau hampir tidak dapat menjulang di luar bunga. Buah memanjang, berwarna merah oranye dengan kelopak yang tidak rontok. Bijinya satu dengan sisi yang pipih, berwarna hitam coklat dan terdapat dalam daging buah yang berwarna muda.
Aspek botani Tanjung dapat ditanam sebagai tanaman pelindung dan dapat dimanfaatkan untuk membuat minyak wangi dan campuran kosmetik.
Klasifikasi menurut (Cronquist.1981):
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Dilleniidae
Ordo : Ebenales
Familia : Sapotaceae
Genus : Mimusops
Species : Mimusops elengi L.
Kunci Determinasi Tanjung (Mimusops elengi L.) :
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120a-121b-124b-125a-126b-127a- Familia Sapotaceae

VI. KESIMPULAN
1. Ciri-ciri morfologi dari beberapa tumbuhan yang termasuk dalam sub classis Dilleniidae adalah kebanyakan habitusnya berupa pohon, mempunyai ginaesium sinkarpus, stamen masak secara sentrifugal dengan pollen yang binukleat.
2. Tumbuhan yang termasuk dalam sub classis Dilleniidae antara lain: Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), Coklat (Theobroma cacao L.), Randu/kapuk (Ceiba pentandra Gaertn. Var indica Bakh.), Pepaya (Carica papaya L.), dan Tanjung (Mimusops elengi L.)
3. Aspek botani dari specimen yaitu : buah Coklat dan Pepaya dapat dikonsumsi oleh manusia, khususnya Coklat mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
4. Aspek botani Randu/kapuk digunakan sebagai bahan membuat kasur.
5. Aspek botani Kembang sepatu merupakan tanaman hias.
6. Aspek botani Tanjung ditanam sebagai tanaman pelindung dan dapat dimanfaatkan untuk membuat minyak wangi dan campuran kosmetik.

VII. DAFTAR PUSTAKA
Adrak, Adria Rifarin dan Sri Amintarti. 2007. Penuntun Praktikum Botani Tumbuhan Tinggi. FKIP UNLAM. Banjarmasin.

Dasuki, Undang Ahmad. !994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati. ITB.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1991. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Steenis, Van. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Welcome to my Activity

disini aq nampilin segala macam aktivitasku dan suasana hatiku baik senang, sedih, galau, gundah, gulana dll.

Total Tayangan Halaman