PRAKTEK KULIAH LAPANGAN TOKSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Judul/Topik : Pengamatan
stockpile batu bara PT. ...
I.
TUJUAN
PKL
1. Untuk mengetahui proses pembuangan limbah
stockpile batubara pada PT. ...
2. Untuk mengetahui jenis toksikan, sumber
toksikan, media transfer toksikan serta kemungkinan target/sasaran toksikan.
II.
TEORI SINGKAT
Toksikan adalah
studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan (adverse effects) dari zat-zat
kimia terhadap organisme hidup. Gabungan antara berbagai efek potensial yang
merugikan serta terdapatnya beraneka ragam bahan kimia di lingkungan kita
membuat toksikologi sebagai ilmu yang sangat luas. Sedangkan toksikologi
lingkungsn umumnys merupakan suatu studi tentang efek dari polutan terhadap
lingkungan hidup serta bagaimana hal ini dapat mempengaruhi ekosistem.
Toksikologi
merupakan salah satu pecahan dari bidang biologi. Terapan seperti kedokteran,
farmasi, ilmu lingkungan, sanitasi, dan lain-lain. Yang dibahas dalam
toksikologi adalah bahaya zat dalam lingkungan. Kajian peristiwa akotoksikologi
mencakup lingkungan udara, tanah, dan air.
Analisis
pemaparan zat :
1. Tidak sembarang masukan zat dan
konsentrasi zat mengakibatkan efek negatif.
2. Jika tidak ada ekspose/ekspote tidak
mengenal target, berarti tidak ada efek negatif
3. Meski ekspose mengenal target namun jumlah
dan konsentrasinya masih dapat dieleminasi target, maka tidak ada efek negatif.
4. Tidak sembarang konsentrasi zat dapat
dipakai sebagai dasar kajianekotoksikologi untuk menetapkan konsentrasi zat
diperlukan analisis pemaparan zat di lingkungan..
Sesuai dengan kriteria yang tercantum
dalam peraturan pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun, limbah B3 terbagi atas dua macam, yaitu yang spesifik
dan yang tidak spesifik. Perbedaan pokok antara limbah B3 spesifik dengan yang
tidak terletak pada cara penggolongan yaitu limbah spesifik digolongkan ke
dalam jenis industri, sumber pencemaran, asal limbah, dan pencemaran utama,
sedangkan yang tidak spesifik yaitu atas dasar kategori bahan pencemar.
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh
beberapa partikulat zat yang mengandung partikel (asap dan jelaga),
hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi),
karbon monoksida dan timah.
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil
usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Beberapa hal yang
berkaitan dengan pengertian dan kegiatan yang berhubungan dengan limbah cair
adalah :
·
Air adalah semua air yang terdapat di atas dan
di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan fosil.
·
Sumber air adalah wadah air yang terdapat di
atas dan bawah permukaan tanah seperti akuifer, mata air, sungai, rawa, dan
danau.
·
Pengelolaan kualitas air adalah upaya
pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukkannya untuk menjamin agar kualitas tetap dalam kondisi alamiahnya.
·
Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air
oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
·
Pengendalian pencemaran air adalah upaya
pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk
menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku
mutu air.
·
Limbah cair adalah limbah yang berbentuk air,
karena umumnya limbah cair yang dihasilkan oleh polluters baik limbah rumah
tangga maupun industri adalah dalam bentuk air yang dibuang ke sungai.
·
Baku
mutu limbah cair adalah ukuran batas atau kadar unsure pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber
air dari suatu usaha atau kegiatan.
Pada bahan galian tambang
kemungkinan yang jadi limbah adalah :
1. Limbah cair : ada material galian yang
mengandung besi (Fe). Kalau teroksidasi (kena hujan atau udara terbuka), maka
akan menjadi asam yang menyebabkan air menjadi asam, warna kehijauan dan
bersifat mematikan tanaman.
2. Limbah gas dari pengolahan pabrik atau
blasting / ledakan yang menghasilkan monoksida dan sulfur, dll.
3. Limbah padat : bahan sisa galian yang
tidak diolah di pabrik, berupa sisa-sisa batuan, tanah yang mengandung asam,
termasuk sisa bahan-bahan pabrik (kayu, besi, plastik, dll).
III.
ALAT/BAHAN
Alat : 1.
Water Sampler
2. Botol Aqua kosong 1,5 L
sebanyak 7 buah
3. Neraca Ohaus
4. Alat tulis
Bahan : 1. Air kolam
2. Air sungai
3. Kertas saring
IV.
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Jenis Toksikan : Limbah pertambangan batubara
2.
Sumber toksikan :
Batubara, Bahan bakar mesin pertambangan(crasher) dan pengolahan batubara
3. Media transfer toksikan : Air
4. Kemungkinan target/ : Lingkungan
sekitar air terutama sekitar sungai
sasaran toksikan
CARA KERJA :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Melakukan pengamatan pada kolam
pengendapan Stockpile I, II, III, dan
IV( keadaan fisik air, warna, bau, panjang dan lebar serta mengamati ada
tidaknya saluran pada kolma tersebut)
3. Menentukan titik sampel dan mengambil air
sampel dari kolam Stockpile I, II dan IV sebanyak 3 titik masing-masing 1,5
L dengan menggunakan Water sampler
4. Mengamati secara keseluruhan tata letak
Stickpile dan kolam pengendapan dan membuat sketsa denah tata letak Stockpile
dan kolam pengendapan
5. Mengamati saluran pembuangan yang melewati
mesin crasher
6. Mengambil sampel air sungai sebanyak 2
titik sampel dengan menggunakan Water sampler
7. Mengambil sampel air sungai dan air kolam
untuk diendapkan selama ± 20 jam
8. Menyiapkan kertas saring dan kemudian
dipotong menjadi lima bagian dengan bentuk persegi
9. Menimbang masing-masing kertas saring
tersebut dengan menggunakan Neraca ohaus dan mencatat berat kertas saring
tersebut
10. Melakukan penyaringan menggunakan corong
dan kertas saring terhadap air5 pada sampel 1-5
11. Mengering anginkan kertas saring tersebut
12. Menimbang berat kertas saring tersebut
13. Mencatat berat kertas saring dan
menghitung selisih berat kertas saring sebelum penyaringan dan sesudah
penyaringan
14. Untuk sampel air kolam dan air sungai yang
diendapkan setelah pengendapan lalu disaring seperti perlakuan di atas
15. Menyusun hasil pengamtan dan menganalisis
V.
HASIL PENGAMATAN
A.Data keadaan fisik air pada kolam pengendapan pada Stockpile I, dan II
1. STOCKPILE I
a.
Kolam 1
·
Warna
air : hijau
keruh ada endapan dan berminyak
·
Bau
air :
sedikit berbau asam
·
Panjang
dan lebar kolam : 10,5 m dan 8,5 m
·
Kedalaman :
1,5 m
·
Suhu
air : 29°C
·
Suhu
udara : 33°C
·
pH : 8,8
·
Ada
saluran yang menghubungkan dengan kolam 2 dan ada yang
menghubungkan kearah sungai
b.
Kolam 2
·
Warna
air : agak
kehijauan keruh dan tidak ada lapisan
minyak diatas permukaan air
·
Bau
air :
sedikit berbau asam
·
Panjang
dan lebar kolam : 10,5 m dan 8,5 m
·
Kedalaman :
1,5 m
·
Tidak
ada saluran yang menghubungkan kearah sungai
2. STOCKPILE II
a.
Kolam 1
Pada kolam 1 ini keadaan kolamnya dangkal sehingga
tidak dapat mengamati Warna air dan Bau
air
§ Warna air :
-
§ Bau air :
-
§ Panjang dan lebar kolam : 5 m dan
3 m
§ Kedalaman :
1,5 m
§ Ada saluran yang menghubungkan dengan
kolam 2
b.
Kolam 2
§ Warna air :
agak keruh terdapat endapan batu bara
dan
pada permukaan airnya terlihat
adanya minyak
§ Bau air
: sedikit berbau asam
§ Panjang dan lebar kolam : 12,5 m dan
6,5 m
§ Kedalaman : 1,5 m
§ Ada saluran yang menghubungkan kearah
kolam 3
c.
Kolam 3
·
Warna
air : hijau keruh
tidak ada endapan dan
berminyak diatas permukaan air
·
Bau
air : sedikit
berbau asam
·
Panjang
dan lebar kolam : 8 m dan 6 m
·
Kedalaman : 1,5 m
·
Ada
saluran yang menghubungkan dengan kolam 4
d.
Kolam 4
§ Warna air :
hijau keruh tidak ada endapan dan
sedikit berminyak diatas
permukaan air
§ Bau air :
sedikit berbau asam
§ Panjang dan lebar kolam : 11 m dan
7,5 m
§ Kedalaman : 1,5 m
§ Ada saluran yang menghubungkan langsung
menuju sungai
B.
Data hasil penyaringann sampel air
menggunakan kertas saring
No.
|
Sampel air
|
Berat kertas saring
|
Selisih
(gram/1,5 L)
|
|
Sebelum penyaringan
|
Ses S
Sesudah penyaringan
|
|||
1.
|
Air kolam stockpile I ( sampel 1)
|
2,7 gram
|
3,0 gram
|
0,3 gr/1,5L
|
2.
|
Air kolam stockpile II ( sampel 2)
|
2,75 gram
|
3,4 gram
|
0,65 gr/1,5L
|
3.
|
Air kolam stockpile IV ( sampel 3)
|
2,6 gram
|
2,95 gram
|
0,35
gr/1,5 L
|
4.
|
Air sungai titik sampel 1 ( sampel 4)
|
2,6 gram
|
3,05 gram
|
0,45
gr/1,5 L
|
5.
|
Air sungai titik sampel 2 ( sampel 5)
|
2,3 gram
|
2,85 gram
|
0,55 gr/1,5 L
|
6.
|
Air
sungai yang diendapkan selama ± 20 jam
|
1,039
gram
|
1,273
gram
|
0,234 gr/1,5 L
|
7.
|
Air kolam yang diendapkan selama ± 20
jam
|
1,034 gram
|
1,267 gram
|
0,233 gr/1,5 L
|
Menghitung selisih = Berat kertas saring sebelum penyaringan –
Berat kertas saring setelah penyaringan
VI.
ANALISIS DATA
A.
Keadaan fisik air pada kolam pengendapan
pada Stockpile I, dan II
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan pada Stockpile I terdapat 2 kolam pengendapan dan pada
Stockpile II terdapat 4 kolam pengendapan untuk menampung limbah batu bara yang
mengalir dari Stockpile yang dikarenakan oleh air hujan.
a.
Pada Stockpile I terdapat 2 kolam
- Kolam yang pertama keadaan fisiknya yaitu :
· Warna air
: hijau keruh ada endapan dan berminyak
· Bau air
: sedikit berbau asam
· Panjang dan lebar kolam: 10,5 m dan 8,5 m
· Kedalaman
: 1,5 m
·
Ada
saluran yang menghubungkan dengan kolam 2 dan ada yang
menghubungkan kearah sungai
Pada kolam pertama ini airnya tercemar
oleh limbah minyak, adanya limbah minyak pada kolam ini diduga karena adanya
polusi dari bahan bakar mesin yang digunakan (mesin crusher, angkutan/alat
berat). Pada kolam pertama ini ada saluran yang menghubungkan dengan kolam 2,
dan ada juga saluran yang menghubungkan ke arah sungai namun saluran tersebut
dangkal/hampir tidak ada air yang mengalir pada saluran ini.
- Kolam yang kedua keadaan fisiknya yaitu :
·
Warna
air : agak
kehijauan keruh dan tidak ada lapisan
minyak diatas permukaan air
·
Bau
air : sedikit
berbau asam
·
Panjang
dan lebar kolam: 10,5 m dan 8,5 m
·
Kedalaman : 1,5 m
· Tidak ada saluran yang menghubungkan kearah
sungai
Pada kolam
kedua ini tidak ditemukan limbah minyak diatas permukaan air dan airnya juga
kelihatan lebih jernih dikarenakan limbahnya tertampung pada kolam yang
pertama, pada kolam yang kedua ini tidak terdapat saluran lagi (buntu), hanya
ada saluran yang menghubungkan kekolam yang pertama sehungga pada kolam yang
kedua ini airnya tidak terlalu tercemar dibandingkan dengan kolam yang pertama.
Hal ini kemungkinan dikarenakan pada kolam pertama limbah dari Stockpile I
langsung mengalir kekolam yang pertama.
b.
Pada Stockpile II terdapat 4 kolam
Pada Stoskpile II, kolam yang pertama keadaan kolamnya dangkal bahkan tidak
ada terdapat air.hanya terdapat endapan batu bara. Adanya endapan pada kolam yang
pertama ini dikarenakan limbah pada stockpile I dan stockpile II. Pada
stockpile I dan stockpile II ada gorong-gorong yang saling berhubungan sehingga
endapan banyak terdapat pada kolam yang pertama pada stockpile II.
- Kolam yang pertama keadaan fisiknya
yaitu :
Pada kolam 1 ini keadaan kolamnya dangkal
sehingga tidak dapat mengamati Warna
air dan Bau air
§ Warna air
: -
§ Bau air
: -
§ Panjang dan lebar kolam: 5 m dan 3 m
§ Kedalaman
: 1,5 m
§ Ada saluran yang menghubungkan dengan
kolam 2
Kemudian pada kolam yang kedua ini warna airnya
kelihatan agak keruh terdapat endapan batu bara
dan pada permukaan airnya terlihat
adanya minyak. Minyak ini dikarenakan adanya polusi dari limbah bahan
bakar mesin yang digunakan (mesin crusher, angkutan/alat berat). Pada kolam
yang kedua ini ada saluran yang menghubunhkan kekolam ketiga.
- Kolam yang kedua keadaan fisiknya yaitu
:
§ Warna air : agak keruh terdapat
endapan batu bara
dan pada permukaan airnya
terlihat
adanya minyak
§ Bau air : sedikit berbau asam
§ Panjang dan lebar kolam : 12,5 m dan 6,5 m
§ Kedalaman : 1,5 m
§ Ada saluran yang menghubungkan kearah kolam
3
Selanjutnya pada kolam yang ketiga ini warna
airnya hijau keruh tidak ada endapan dan terdapat minyak diatas permukaan air.
Tidak adanya endapan dikarenakan endapannya tertinggal pada kolam yang pertama
dan kolam yang kedua sehingga pada kolam yang ketiga ini tidak terdapat endapan
adanya minyak dikarenakan adanya polusi dari limbah bahan bakar mesin yang
digunakan (mesin crusher, angkutan/alat berat). Pada kolam ketiga ini ada
saluran yang menghubungkan dengan kolam 4
- Kolam yang
ketiga keadaan fisiknya yaitu :
· Warna air : hijau keruh tidak ada endapan dan
berminyak diatas permukaan air
· Bau air : sedikit berbau asam
· Panjang dan lebar kolam : 8 m dan
6 m
· Kedalaman : 1,5 m
· Ada saluran yang menghubungkan dengan
kolam 4
Kemudian yang terakhir yaitu kolam yang keempat pad kolam yang keempat inii
ada saluran yang langsung menghubungkan kearah sungai. Antara sungai dan kolam
keempat ini terdapat saringan berupa kawat atau alat saring. Warna air pada
kolam keempat ini hijau keruh tidak ada
endapan dan sedikit berminyak diatas
permukaan air. Sama halnya dengan kolam yang ketiga pada kolam yang keempat ini
tidak terdapat endapan namun masih terdapat minyak diatas permukaan air namun tidak
terlalau banyak seperti pada kolam yang ketiga.
- Kolam yang
ketiga keadaan fisiknya yaitu :
§ Warna air : hijau keruh tidak ada endapan dan
sedikit berminyak diatas
permukaan air
§ Bau air : sedikit berbau asam
§ Panjang dan lebar kolam : 11 m dan 7,5 m
§ Kedalaman : 1,5 m
§ Ada saluran yang menghubungkan langsung
menuju sungai
B. Hasil penyaringann sampel
air menggunakan kertas saring
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pengambilan sampel air pada 7 titik
sampel yang berbeda, masing-masing sampel air sebanyak 1,5 L. Untuk sampel 1-5
air langsung disaring menggunakan kertas saring yang sebelumnya kertas saring
tersebut ditimbang terlebih dahulu dengan menggunakan Neraca Ohaus setelah
ditimbang lalu menyaring sampel air tersebut, kemudian dikering anginkan
setelah itu lalu ditimbang kembali. Dari hasil penimbangan yang telah dilakukan
dapat diketahui urutan selisih berat kertas saring dari yang terendah hingga
yang tertinggi yaitu Air kolam stockpile I ( sampel 1) sebanyak 0,3 gr/1,5L
; Air kolam stockpile IV ( sampel 3)
sebanyak 0,35 gr/1,5 L ; Air sungai
titik sampel 1 ( sampel 4) sebanyak 0,45
gr/1,5 L ; Air sungai titik sampel 2 ( sampel 5) sebnayak 0,55 gr/1,5 L
; Air kolam stockpile II ( sampel 2) sebanyak 0,65 gr/1,5L
Adanya
perbedaan selisih berat antara sampel air 1-5, hal ini menunjukkan karena
adanya partikel-partikel yang terkandung didalam air tersebut, bukan hanya itu
saja hal ini juga dapat dilihat dengan warna keruh dan bau air tersebut. Dari hasil,perhitungan
selisih antara 0,3 gr/1,5L - 0,65 gr/1,5L terlihat jelas tingkat kekeruhan air
sehingga air kolam maupun air sungai tidak layak untuk air minum karena
kekeruhan pada air molam maupun air sumngai disebabkan oleh limbah batu bara
dari stockpile yang mengalir menuju arah sungai. Secara umum Suhu air : 29°C, Suhu udara : 33°C dan
pH : 8,8
C. Sketsa tata letak
Stockpile dan kolam pengendapan
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada PT.Adiabara Bansatra dapat diketahui
bahwa pada daerah area batu bara terdapat stockpile I, stockpile II, stockpile
III, dan Stockpile IV. Dimana masing-masing stockpile tersebut mempunyai kolam-
kolam yang berfungsi sebagai tempat mengendapnya limbah dari batu bara agar
tidak mangalir langsung kesungai. Pada stockpile I terdapat 2 kolam yang saling
berhubungan dimana limbah dari stockpile I dapat mengalir kekolam dengan adanya
gorong-gorong yang menghubungkan ke kolam yang pertama. Pada kolam yang pertama
memiliki saluran yang menghubungkan kekolam yang kedua, sedangkan pada kolam
yang kedua tidak terdapat saluran lagi. Pada kolam yang pertama terdapat
saluran yang menghubungkan menuju sungai, namun saluran ini dangkal bahkan
tidak terdapat airnya. Kemudian diantara stockpile I dan stockpile III terdapat
mesin crusher yang berfungsi untuk mengolah batu bara menjadi lebih halus dan
layak untuk diperdagangkan.
Dimana
pada stockpile III terdapat gorong-gorong yang mengalirkan limbah kesaluran
yang ada disekitar mesin crusher Pada sekitar daerah mesin terdapat saluran
yang menuju kemuara sungai, sebelum saluran menuju muara sungai terdapat
gorong-gorong yang menghubungkan antara Stockpile I dan stockpile II. Pada stockpile II terdapat 4 kolam yang saling
berhubungan , pada kolam yang keempat terdapat saluran yang menuju kesungai,
sebelum air dari kolam 4 mengalir kesungai terdapat saringan /alat penyaring
pada saluran tersebut berfungsi agar air dari kolam tersebut lebih lambat
mengalir kesungai.
Kemudian
dari saluran dekat mesin crusher ada
saluran yang memiliki gorong-gorong yang menghubungkan ke stockpile IV, pada
stockpile IV ini terdapat 4 kolam yang saling berhubungan, disebelah kanan dari
stockpile terdapat saluran yang menghubungkan kekolam yang ke tiga dan pada
kolam yang keempat terdapat saluran yang menghubungkan kesungai. Saluran-saluran
yang menuju kekolam dan kearah sungai di buat berkelok-kelok serta adanya
pembuatan kolam dimasing-masing stockpile ini berfungsi untuk memperlambat
limbah batu bara agar tidak langsung mengalir menuju sungai. Proses pembuangan
limbah batu bara berlangsung dengan pemanfaatan kolam-kolam yang memiliki
saluran-saluran yang memiliki gorong-gorong yang saling menghubungkan antara
stockpile I, II, III, dan IV, yang sebelumnya limbah batu bara di endapkan
dikolam-kolam ynag telah ada sebelum menuju kesungai.
Pencemaran
yang terjadi didaerah sekitar sungai bukan hanya limbah yang keluar dari kolam,
tetapi pada saat berlangsungnya proses loading. Truck-truck batu bara langsung masuk
kedalam tongkang kemungkinan batu bara ada yang jatuh kesungai dan pada saat
truck berputar-putar debu batu bara akan berterbangan yang mengakibatkan polusi
VII.
KESIMPULAN DAN SARAN
§ Kesimpulan
1. proses pembuangan limbah batu bara sangat
penting dikelola untuk meminimalisis pencemaran lingkungan sekitar. Khususnya
pada lingkungan sungai yang merupakan sumber kehidupan makhluk hidup
2. Proses pembuangan limbah batubara
pada PT. ... melalui beberapa saluran yaitu pada stock pile
pertama, kedua, dan ketiga melewati saluran yang sama menuju 4 kolam yang
terdapat pada daerah yang lebih rendah daripada stock pile tersebut yang
akhirnya mengalir langsung ke sungai.
3. Jenis toksikan dari pertambanganbatu bara
berupa limbah yang mana sumbernya berasal dari batu bara, bahan bakar mesin
pertambangan, dan pengolahan batui bara itu sendiri. Media transport toksikan
berupa air dan sasaran toksikan adalah lingkungan sekitar air terutama daerah
sungai.
4. Kolam yang memiliki saluran- saluran yang
dibuat berkelok-kelok berfungsi untuk memperlambat dan mengendapkan limbah agar
tidak langsung mengalir kesungai, sehingga meminimalisir efek toksik
dilingkungan sekitar.
§ Saran
1. Peminimalisiran efek toksik bagi
lingkungan sekitar perlu diperhatikan karena berpengaruh pada proses kehidupan
makhluk hidup sekitar
2. Limbah yang dihasilkan dalam pertambangan
batu bara hendaknya di buang pada tempat yang semestinya sehingga lingkungan
sekitar tidak tercemar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar