Selasa, 17 Juli 2012

Uji Toksisitas Dengan Bayclin Pada Ikan Pepuyu



Topik               :  Uji Toksisitas Dengan Bayclin Pada Ikan Pepuyu
Tujuan             :  Untuk mengetahui pengaruh bayclin terhadap daya tahan tubuh ikan pepuyu

1.          ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan adalah :
1.        Bak plastik
2.        Saringan ikan
3.        Gelas ukur
4.        Suntikan
5.        Alat tulis
Bahan yang digunakan adalah :
1.        Ikan Pepuyu
2.        Bayclin
3.        Air
4.         Kertas label

II.          CARA KERJA

a.    Uji Pendahuluan
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Menyediakan 15 bak, memberi label A untuk pengulangan pertama, B untuk pengulangan kedua dan C untuk pengulangan ketiga.
3.      Mengisi air sebanyak 5,5 liter kedalam masing-masing bak.
4.      Memberi label pada 3 bak dengan huruf k sebagai control.
5.      Memasukkan bayclin sebanyak 1 ml kedalam kedalam bak A, B, dan C dan beri label 1 pada masing-masing bak.
6.      Memasukkan bayclin sebanyak 2 ml kedalam kedalam bak A, B, dan C dan beri label 2 pada masing-masing bak.
7.      Memasukkan bayclin sebanyak 3 ml kedalam kedalam bak A, B, dan C dan beri label 3 pada masing-masing bak.
8.      Memasukkan bayclin sebanyak 4 ml kedalam kedalam bak A, B, dan C dan beri label 4 pada masing-masing bak.
9.      Memasukkan ikan kedalam masing-masing bak.
10.  Mengamati reaksi yang terjadi pada ikan.
11.  Mencatat waktu setiap ikan dapat bertahan hidup.
                                    

III.    TEORI DASAR

Toksikologi merupakan salah satu pecahan dari bidang biologi terapan seperti kedokteran, farmasi, ilmu lingkungan sanitasi, dan lain sebagainya. Dalam bidang ilmu khusus ini dipelajari tentang racun (daya tacun dan keracunan) yang dapat ditimbulkan oleh sesuatu.
Toksikologi berasal dari kata toksik yang berarti racun dan logos yang berarti ilmu. Pengertian lain yang dikemukakan tentang toksikologi adalah semua substansi yang digunakan, dibuat atau hasil dari suatu formulasi dan produk untuk menimbulkan pengaruh-pengaruh negative bagi manusia. Ada beberapa bentuk aksi penyerangan dari suatu toksikan. Semua itu ditentukan bentuk toksisitas atau daya racun yang dimiliki oleh toksikan. Bentuk-bentuk toksisitas tersebut adalah:
-          Toksisitas fisika
-          Toksisitas kimia
-          Toksisitas fisiologi
Toksisitas pada toksikologi berkaitan erat dengan terjadinya pencemaran lingkungan. Masalah pencemaran lingkungan mulai terangkat kepermukaan dunia dan menjadi topic utama berkisar pada tahun 50-an. Tepatnya ketika ditemukan suatu penyakit mental dan kelainan pada syaraf (penyakit minamata) yang diderita oleh penduduk yang hidup di sekitar teluk Minamat di Jepang.
Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dan kondisi asal paa kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya mempunyai sifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organism hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan itulah yang kemuidan menjadi pemicu terjadinya pencemaran.
Lingkungan dapat diartikan sebagai media atau suatu areal, tempat atau wilayah yang didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk aktivitas yang berasal dari ornamen-ornamen yang saling mengikat, saling menyokong kehidupan mereka. Karena itu suatu tatanan lingkungan yang mencakup segala bentuk aktivitas dan interaksi di dalamnya disebut dengan ekosistem.
Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan itu. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kemasukan benda asing itu, memberikan pengaruh (dampak) buruk terhadap organism yang sudah ada dan hidup dengan baik dalam tatanan lingkungan tersebut. Sehingga pada tindak lanjut dalam arti bila lingkungan tersebut telah tercemar dalam tingkatan yang tinggi, dapat membunuh dan bahkan menghapuskan satu atau lebih jenis organism yang tadinya hidup normal dalam tatanan lingkungan itu. Jadi pencemaran lingkungan adalah terjadinya perubahan dalam suatu tatanan lingkungan asli menjadi suatu tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan aslinya.
Suatu substansi toksik atau suatu substansi racun yang secara demonstrative mempunyai kemampuan untuk menimbulkan kanker, tumor, atau pengaruh neoplastik pada manusia, ataupun pada hewan percobaan, juga mampu menyebabkan terjadinya perubahan permanen dari suatu keturunan atau perubahan genetis yang bersifat permanen pada keturunan baik pada manusia ataupun hewan, menyebabkan cacat fisik pada perkembangan janin manusia ataupun hewan dan bahkan dapat mengakibatkan terjadinya kematian bila substansi tersebut masuk ke dalam tubuh baik melalui jalur pernafasan, kulit, mata, mulut, ataupun jalur-jalur lainnya yang memungkinkan. Di samping itu juga mampu mengakibatkan terjadinya perubahana atau kelainan seksual pada manusia.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu bentuk aksi kimia mempunyai bentuk dan variasi yang luas. Asam-asam kuat atau alkalis, yang mengalami kontak langsung dengan organ mata, kulit dan atau saluran pencernaan, dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan dan bahkan kematian pada sel-sel. Di samping itu, kemasukan atau keterpaparan oleh uap atau senyawa logam berat dapat mengakibatkan terganggunya system metabolism atau system fisiologi tubuh.
Suatu bentuk aksi serangan dari suatu toksikan secara fisika bebeda dengan bentuk serangan toksikan secara kimia. Pada aksi fisika ini, bentuk serangan cenderung dalam bentuk penghancuran dan peradangan. Sebagai contoh adalah kasus dermatitis yang terjadi pada kulit, kekeringan, kulit pecah-pecah dan lain-lain.
Kenyataan itu kemuidan mengungkapkan secara jelas bahwa masalah-maslah toksikologi tidak dapat dipisahkan dari masalah-masalah lingkungan hidup seperti pencemaran lingkungan.

IV.  HASIL PENGAMATAN
Perlakuan
tawal
takhir
Ak
A1
A2
A3
A4
Sabtu, 14 November 2009, jam 10.05
-
22. 15
17. 23
16.45
13. 32                     
Bk
B1
B2
B3
B4
Sabtu, 14 November 2009, jam 10.05
-
18. 21
16. 33
14. 55
13.36
Ck
C1
C2
C3
C4
Sabtu, 14 November 2009, jam 10.05
-
21.10
Minggu, 09.55
17.44
16. 23 wita

Keterangan :
A = pengulangan pertama
B = pengulangan kedua
C = pengulangan ketiga
1 = perlakuan 1 (konsentrasi 1 ml)
2 = perlakuan 2 (konsentrasi 2 ml)
3 = perlakuan 3 (konsentrasi 3 ml)
4 = perlakuan 4 (konsentrasi 4 ml)
k = kontrol

V.   ANALISIS DATA
Dari hasil pengamatan pada percobaan yang dilakukan dengan memberikan 4 macam perlakuan dan satu control, dimana perlakuan pertama air ditambah dengan 1 ml bayclin, perlakuan kedua air ditambah dengan 2 ml bayclin, perlakuan ketiga air ditambah dengan  3 ml bayclin dan perlakuan keempat air ditambah dengan 4 ml bayclin. Setelah diamati maka didapatkan hasilnya sebagai berikut:
a.      Perlakuan pertama
Ikan pepuyu yang dimasukkan ke dalam air sebanyak 5,5 liter yang dicampurkan dengan 1 ml bayclin dapat bertahan hidup selama:
·         Pengulangan pertama (A1) selama 12 jam 10 menit.
·         Pengulangan kedua (B1) selama 8 jam 16 menit.
·         Pengulangan ketiga (C1) selama 11 jam 10 menit.
Perbedaan waktu bertahan hidup ikan pada kondisi air yang sama yaitu pada penambahan 1 ml bayclin disebabkan oleh perbedaan daya tahan tubuh ikan yang berbeda-beda. Semakin kuat daya tahan tubuhnya, semakin lama ikan tersebut dapat bertahan dalam kondisi air yang telah ditambahkan dengan 1 ml bayclin.
b.      Perlakuan kedua
Ikan pepuyu yang dimasukkan ke dalam air sebanyak 5,5 liter yang dicampurkan dengan 2 ml bayclin dapat bertahan hidup selama:
·         Pengulangan pertama (A2) selama 7 jam 18 menit.
·         Pengulangan kedua (B2) selama 6 jam 28 menit.
·         Pengulangan ketiga (C2) selama 23 jam 50 menit.
Pada pengulangan ketiga (C2) terlihat perbedaan waktu yang sangat jelas dibandingkan dengan pengulangan pertama (A2) dan pengulangan kedua (B2). Hal ini disebabkan karena daya tahan tubuh ikan yang lebih kuat dan selama pengamatan, ikan pada perlakuan ini tidak terlalu aktif.
c.       Perlakuan ketiga
Ikan pepuyu yang dimasukkan ke dalam air sebanyak 5,5 liter yang dicampurkan dengan 3 ml bayclin dapat bertahan hidup selama:
·         Pengulangan pertama (A3) selama 6 jam 40 menit.
·         Pengulangan kedua (B3) selama 4  jam 50 menit.
·         Pengulangan ketiga (C3) selama 7  jam 39 menit.
Perbedaan waktu bertahan hidup ikan pada penambahan 3 ml bayclin tidak terlalu mencolok. Hal ini mungkin disebabkan karena ikan tersebut memiliki daya tahan tubuh yang sama.



d.      Perlakuan keempat
Ikan pepuyu yang dimasukkan ke dalam air sebanyak 5,5 liter yang dicampurkan dengan 4 ml bayclin dapat bertahan hidup selama:
·         Pengulangan pertama (A4) selama 3 jam 27 menit.
·         Pengulangan kedua (B4) selama 3 jam 31 menit.
·         Pengulangan ketiga (C4) selama 6 jam 18 menit.
Perbedaan waktu bertahan hidup ikan pada kondisi air yang sama yaitu pada penambahan 4 ml bayclin disebabkan oleh perbedaan daya tahan tubuh ikan yang berbeda-beda. Semakin kuat daya tahan tubuhnya, semakin lama ikan tersebut dapat bertahan dalam kondisi air yang telah ditambahkan dengan 4 ml bayclin.

Dari keempat perlakuan dapat dilihat bahwa semakin besar volume bayclin yang ditambahkan dalam 5,5 liter air maka semakin cepat ikan tersebut mati. Kematian yang terjadi pada ikan tersebut juga disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor luar seperti kondisi air yang berbau, kadar oksigen terlarut, intensitas cahaya yang kurang, ukuran tubuh, dan sebagainya. Faktor dalam diantaranya adalah daya tahan tubuh ikan yang kurang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungannya.
Alasan kami memilih ikan pepuyu sebagai bahan percobaan ini adalah karena ikan pepuyu ini biasa hidup di rawa. Sedangkan pemilihan bayclin sebagai bahan ml, hidupnya penguji toksisitas karena, bayclin merupakan limbah rumah tangga, yang pembuangannya langsung ke lingkungan. Sehingga limbah bayclin tersebut langsung berpengaruh terhadap ikan pepuyu tersebut.
Adanya bayclin yang dimasukkan tersebut berpengaruh terhadap kadar garam yang terkandung dalam air yang menyebabkan air menjadi berbau, dan berubah warnanya menjadi hitam. Dimana zat-zat tau bahan yang terkandung pada deterjen tersebut seperti :
  • Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang termasuk bahan kimia organik. Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan, atau istilah teknisnya, ia berfungsi sebagai emulsifier, bahan pengemulsi. Zat kimia ini bersifat toksik (beracun) bila dihirup, diserap melalui kulit atau termakan.
  • Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air dan filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contohnya Sodium sulfat.
  • Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst.                              
Hal tersebut adalah salah satu penyebab mengapa ikan nila menjadi mati disamping faktor-faktor seperti, daya tahan tubuh (internal), intensitas cahaya, kondisi air, dan sebagainya.
Pada ikan yang mati terlihat adanya perubahan morfologi berupa munculnya bercak kemerah-merahan pada tubuh ikan, pada daerah insang mengeluarkan darah, dan pada bagian tubuhnya banyak mengeluarkan lendir.

V.   KESIMPULAN
1.         Faktor-faktor yang menyebakan ikan nila mati diantaranya yaitu, daya tahan tubuh (internal), intensitas cahaya, kondisi air, dan sebagainya.
2.         Semakin tinggi kadar konsentrasi bayclin maka semakin cepat pula menyebabkan kematian pada ikan, namun hal tersebut juga tergantung pada daya tahan tubuh ikan.
3.         Morfologi ikan setelah dicampurkan bayclin ditemukan munculnya bercak kemerah-merahan pada tubuh ikan, pada daerah insang mengeluarkan darah, dan pada bagian tubuhnya banyak mengeluarkan lendir.
4.          

VI. DAFTAR PUSTAKA

Palar, Heryando. 1994. Pencemaran & Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Welcome to my Activity

disini aq nampilin segala macam aktivitasku dan suasana hatiku baik senang, sedih, galau, gundah, gulana dll.

Total Tayangan Halaman