Minggu, 08 Januari 2012

7 buah langka dari kalimantan

Mengunjungi Kalimantan di kala musim buah adalah sebuah anugerah yang tiada tara. Apalagi jika anda bersedia untuk masuk hutan. Kita akan dimanjakan oleh alam dengan berbagai macam buah yang tak bisa kita dapatkan di pasar, apalagi di supermarket. Bulan November sampai Maret adalah bulan yang cocok untuk berburu buah hutan Kalimantan Timur. Ada banyak lagi jenis buah yang aneh dan sungguh sensasional, baik dari segi bentuk dan rasa. Buah-buah tersebut bahkan hanya dikenal oleh beberapa kampung saja. Jangan coba mencarinya di kota kecamatan. Di kampung berbeda saja kita akan mendapatkan jenis buah yang berbeda. Berikut 7 Buah Langka Dari Pulau Kalimantan, yaitu :
1. Buah wanyi
[IMG]
Buah wanyi ini dagingnya bewarna putih rasanya manis keasam-asaman dan berbau sangat tajam. buahnya lonjong seperti mangga, ukurannya lebih besar dari buah mangga. Ada yang bahanya darai wanyi ini, yaitu Getah pohonnya, jika kita terkena getahnya efeknya gatal-gatal. Buah wanyi hidup di hutan kalimantan, dan paling banyak terdapat di Kaltim, sayang buah ini susah sekali di temui apa lagi daerah di kota-kota, kalau pun ada palingan cuma 1 pohon saja yang masih hidup.
2. Buah Ihau
[IMG]
Buah yang satu ini dikenal dengan beberapa nama sebutan. Ada yang menyebutnya Ihau, masyarakat Tanjungselor Kabupaen Bulungan menyebutnya Mata Kucing karena isi buah dan bijinya mirip dengan mata kucing yang bersinar, sedangkan masyarakat Dayak Kenyah di Tering Kabupaten Kutai Barat menyebutnya Duku. Buah Ihau merupakan buah asli Kalimantan Timur (dan mungkin juga ada di hutan-hutan wilayah Kalimantan lainnya termasuk di hutan Malaysa dan Brunai Darussalam). Bentuknya bundar sebesar kelereng dengan daging buah mirip klengkeng dengan rasa manis yang juga menyerupai rasa buah klengkeng. Tak heran sebagian masyarakat kota menyebutnya sebagai buah Klengkeng asli Kalimantan. Layaknya pohon-pohon yang tumbuh dihutan Kalimantan, pohon ihau memiliki batang yang besar dan kokoh serta menjulang tinggi. Memiliki dua jenis warna, yaitu berwarna kuning kecoklatan dan ada juga yang berwarna hijau, menjadikan ihau atau si mata kucing ini sebagai santapan lezat para monyet, burung enggang dan satwa lainnya. Pada musim buah kali ini (Desember-Pebruari) buah Ihau masih dapat ditemukan dipasar-pasar tradisional di pedalaman Mahakam. Namun kali ini buah Ihau juga dapat ditemukan di penjual buah pinggir jalan di Samarinda. Ketika ditanya asal buah, penjual menjawab asalnya bukan lagi dari pedalaman Mahakam yang memikili hutan-hutan yang lebat, namun buah ihau telah dikebunkan oleh petani di pinggiran kota Samarinda, tepatnya di Desa Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Jika dahulu orang menjual buah ihau dengan takaran bekas kaleng susu ukuran kecil, kini buah ihau dijual dengan takaran kilogram layaknya buah-buah lainnya. Harga satu kilo gram yang ditawarkan pedagang buah berkisar antara Rp.15.000 hingga Rp. 20.000. Harga ini cukup pantas jika bersaing dengan buah klengkeng impor apalagi mengingat sudah langkanya buah ini.
3. Buah Rambai
[IMG]
Musim buah Rambai ini setahun sekali ini. Buah rambai berasa manis-manis masam, dengan buah yang berisi 2-4 juring. Buah ini hampir mirip dengan langsat / Duku, yang membedakanyaRambai menyebar dari Indomalesia ke arah Pasifik Barat. Biasanya kemunculan buah rambai ini merupakan tanda bahwa musim buah akan segera berakhir. Alhamdulillah, beberapa jenis buah telah kucicipi pada musim buah kali ini. Sebenarnya masih banyak buah-buahan khas pedalaman yang belum sempat kurasakan karena memang tidak terlalu banyak dihasilkan dan hanya dijual pada daerah-daerah tertentu saja, seperti buah durian merah, lahong dan buah tarap.
4. Buah Kapul
[IMG]
Buah Kapul sungguh sangat mirip dengan buah mangis. Hanya kulitnya persis seperti kulit kayu. Beda lainnya adalah pada ujung buah tidak terdapat bentuk bintang, sedangkan di pangkal tangkainya tidak terdapat mahkota. Buahnya ada dua jenis Kapul berdaging putih dan kapul berdaging kuning. Jika manggis setiap buahnya terdiri atas lima biji, kapul hanya terdiri dari empat buah saja. Warna daging buah putih. Ada juga kapul yang daging buahnya kuning. Rasanya? Persis rasa manggis.
5. Buah Keledang
[IMG]
Buah Keledang termasuk buah langka bumi Kalimantan. Bentuknya persis nangka. Demikianpun daging-bu. Hanya ukurannya mini. keledang merupakan buah yang mulai terlupakan seiring dengan habisnya hutan-hutan alami. Pohonnya dapat menjulang tinggi mencapai 30 meter dan berdaun lebar dan sedikit berbulu. Pohon keledang dapat berbuah sejak 5 tahun setelah tanam. Tumbuh diberbagai jenis tanah dan umumnya dihutan tropis dan penuh dengan humus. Buah Keledang (Artocarpus lancifolius Roxb) termasuk Famili Moraceae (suku nangka-nangkaan). Kerabat dekatnya buah Mentawa, Kluwih, Pintau, Cempedak, Sukun, Selanking, Benda, dan Nangka. Buah Keledang rasanya manis dan daging buahnya terpisah dari bijinya seperti nangka. Sensasi rasanya merupakan campuran antara nangka dan manggis. Warna kulit buahnya jingga kemerahan dan bentuk buahnya seperti cempedak. Buah keledang termasuk salah satu buah buahan eksotis hutan Kalimantan (Borneo) yg tumbuh merata di seluruh daratan pulau ini. Bersyukur, ketika musim buah pada Desember ini di Kota Samarinda, masih banyak penjaja buah dipinggir jalan yang menjualnya. Buah sebesar genggaman tangan orang dewasa dijual dengan harga Rp. 2500 per buahnya. Sungguh harga yang murah untuk buah yang sudah jarang ditemukan ini. Pelestarian Pohon Keledang belum mendapat perhatian, begitupun dengan buah buah eksotis hutan Kalimantan lainnya. Padahal potensi tumbuhnya sangat mudah dengan perbanyakan melalui biji yang disemai. Jika buah nangka harus dibuka dengan pisau, buah keledang cukup diputar saja. Setelah diputar, buah akan terbuka. Selanjutnya, biji-biji ranum berwarna orange yang terpisah dari kulit buah segera tampak dan menantang kita untuk menikmatinya. Rasanya sangat nikmat. Jika nangka dan cempedak berbau, keledang sama sekali tidak. Sehingga mereka yang tidak suka buah yang beraroma pasti akan menyukai keledang.
6. buah Tarap
[IMG]
Buah tarap mirip sekali dengan buah sukun. Kulitnya bagaikan karet yang ditata rapi. Jika kita raba, kulitnya akan menempel ke telapak tangan, seperti kaki cicak. Buah tarap adalah sumber energi. Sebab rasanya sangat manis. Segera setelah kita memakannya, maka energi kita akan segera pulih. Cara membukanya adalah dengan membelah buah tarap secara membujur. Kemudian kulit buah akan dengan mudah kita kelupas. Yang tertinggal adalah butiran-butiran ranum berwarna putih yang siap dinikmati. Sayang, buah tarap menyebarkan bau seperti cempedak. Sehingga bagi mereka yang tak menyukai buah beraroma, mungkin tak akan menyukai buah tarap.
7. Buah Bemotong
[IMG]
Buah bemotong menggerombol di pangkal batang, tepat diatas tanah. Warnanya merah segar. Namun segera akan berubah kecoklatan begitu kita kutip dari pohonnya. Buah yang ukurannya seujung balpoin ini tersusun dalam tandan. Warna daging buahnya ungu atau putih. Rasanya manis. Ada biji kecil ditengahnya. Saat menikmati, kita bisa telan saja biji kecil ini, seperti saat kita makan manggis.

Misteri Ini

Adakalanya senja tak selalu membenamkan sang mentari, kekuatan alam memiliki kuasa. . .

Sering kali hujan tak selalu menyejukkan, dan panas tak selalu menghangatkan. . .

Misteri ini selalu ada seiring dgn berputarnya dimensi waktu tanpa batas, beriringan dgn kehadiran takdir yg tak bisa lepas dari kehidupan manusia, . .

Dan manusia tetaplah manusia, hanya bisa berharap dan berharap. . .

Tak bisa mengubah takdir yg tlah di gariskan,,ada kalanya menerima dgn ikhlas,dan tak jarang menghujat,menyesali apa yg tlah ditakdirkan utknya. .

Simponi kehidupan ini membuatku trsadar, . .

Manusia hanya bisa berjalan, menentukan arah dan mengambil keputusan yg tepat. . Kehidupan adalah jalan,. .

Jalan menuju sebuah keabadian,tak ada yg tahu kpn akan berhenti, menatap kebelakang dan memandang ke depan dgn pasti. . Tak ada yg tahu. .

Misteri ini tetap ada. .

Dan takkan pernah berakhir,selama waktu masih mendengungkan detak poros perputarannya. . .

SEMU

aku tidak tau

bila dalam jalan yang jauh ini

harus kusaksikan kau Bersinar matahariku

dan tak bisa kugapai

apa yang akan terjadi padaku

bahkan sebaris puisi takkan bisa mengobati


apalagi ini

perasaan yang timbul tenggelam tiap jam menunjukkan hampir tengah malam

kebencian, kecemburuan, dan cinta

aku mencintai kau bahagia

senyummu, hari - hari indahmu

tapi aku benci pada ketidakmampuanku meraih mu


sepagi ini

aku mengeluh

mabuk dalam kebencian akan hidup

tergeletak disepanjang gelaran pagi yang mulai menghangat

Maafkan Aku..

kini kusayangi engkau
pada tulus yang teramat
tak pernah beranjak sejak kemarin, hari ini... dan besok..
tak pernah berubah, sejak dulu, sekarang dan nanti...
agar hadirku tenangkan mu
agar keberadaanku nyamankan mu...
agar diriku bahagiakanmu...
dan bukan meresahkanmu
maafkan lah akan semua egoku
maafkan juga untuk semua ulahku...
yang mungkin membuatmu resah, membuatmu gundah, membuatmu luka...
tak seharusnya kupinta
apa yang seharusnya tak kupinta
tak seharusnya kumengharap
apa yang seharusnya tak mungkin kuharap...
kini biarlah aku menyayangimu
tanpa harus ku tau tentang rasamu akanku
biarkan lah aku mencintamu
tanpa harus ku minta kamu mempunyai rasa yang sama...
biarlah aku memujamu...
tanpa harus kau tahu bahwa aku memujamu...
maafkan aku kalau aku mencintamu
maafkan aku kalau salah caraku menunjukkannya.
 maafkan aku kalau cara ini membuatmu sakit hati
semua ini kulakukan tidak lain karena aku sangat menyayangimu dan tidak mau melibatkamu dengan masalah yang pelik ini
wahai malam, jangan tawarkan aku kesunyian!
karena dengannya aku bimbang
dengannya aku merasakan kenyamanan
dengannya aku memimpikan kekasih yang tak kunjung datang

wahai bintang, bulan, aku muak dengan angan-angan!
aku bosan mengharapkan seorang pujaan
aku bosan dengan khayalan berhiaskan kebahagiaan
aku bosan dengan semua fatamorgana kehidupan yg engkau tawarkan

wahai angin, aku ingin kau mengusir impianku!
jangan biarkan aku larut dalam bayang semu
sadarkan aku!tampar aku dengan dinginmu!
tunjukkan aku arah melangkah
papah aku sebelum aku menyerah

wahai dunia, tunjukkan padaku apa itu cinta!
CINTA yang berasal dari hati bukan PAMRIH
karena aku lelah mencari
aku lelah jatuh
aku lelah mengukir mimpi-mimpi
yang akhirnya tak pernah pasti, tak pernah terjadi..


di saat Kamu di sana untuk Aku.
Aku tak terbiasa.
Kamu memintal untuk Aku apa yg Aku sebut sebuah rasa.
Kamu rajut saat Kamu di sana seolah semua mimpi yg nyata.

di saat Kamu mulai berjalan, Kamu sentuh jemari ini.
mudah bagi diri ini untuk mengikuti kemana arah angin pergi.
Aku seolah terbuai angan dan awan yg setinggi mimpi.
agar Aku bisa bersama diri Kamu merasakan rasa yg tiada tersakiti.

di saat Kamu mulai berlari, Kamu genggam erat jemari ini.
sulit bagi diri yg tak lagi sanggup berdiri untuk imbangi.
tapi, Aku berusaha. sebuah usaha agar Aku tak terjungkal.
agar Aku bisa bersama diri Kamu merasakan rasa yg seolah kekal.

di saat Kamu mulai terbang, Kamu ikat jemari Aku menyatu bersama Kamu dengan hati
sangat sangat menderita diri aku untuk imbangi.
tapi lagi dan lagi, Aku berusaha. sebuah usaha agar Aku tak terjatuh.
Aku tidak sudi tubuh ini menerpa tanah yg kotor nan keruh.

namun apa daya usaha Aku?
saat Kamu terbang tinggi makin menjauh, akhirnya Aku tak sanggup dan terjatuh.
ikatan jemari Kamu dan Aku tidak lagi menyatu.
seolah terpisah jurang ruang dan lembah waktu.

keras tubuh Aku menghujam tanah, merasakan sakit seolah Aku binasa.
tidak bisa Aku merasakan hati yg rusak akibat jatuh dari angkasa.
bersusah payah Aku berusaha, kembali merangkai serpihan satu-satu.
berharap Kamu di atas sana melihat Aku yg kini tidak seperti dulu.

ADA BAIT YANG HILANG

ada bait yang hilang
terbawa tawamu yang singkat

aku berdamai dengan catatan - catatan lugu
yang kau tinggalkan dalam buku hidupku

pada lepas
pada cemas
pada semua merah, biru, dan abu - abu

kebun itu masih kujaga
seperti pesanmu
kurawat dengan hati - hati
seperti hatimu
..
dulu

TIDAK ADA JUDUL

bagaimana caranya ucapkan aku sayang dia?
di kala aku dan dia tidak saling berdekatan.
waktu aku masih ada di dekatnya.
tak pernah terucap sepatah kata kiasan.

aku tidak suka dengan rayuan gombal yg busuk tak bermakna.
aku wanita yg tak pandai bermain kata untuk memanja.
takut hati engkau tertusuk dengan manis pedas kata-kata.
tapi di kala engkau tak ada, batin ini seolah tersiksa.

sekarang aku bagai mengemis kasih sayang.
tapi engkau bagai rasa yg susah menghilang.
mungkin bayang itu masih terpatri padaku.
sayang sekali, padahal aku tak ingin begitu.

bagaimana cara ungkapkan aku sayang dia?
saat aku dan dia benar-benar terpisah.
kini seolah semua sirna seketika.
rasa yg dulu kupendam tak punya tempat bermakna.


Sabtu, 07 Januari 2012

UJI TOKSISITAS


Topik               :  Uji Toksisitas Dengan Bayclin Pada Ikan Pepuyu
Tujuan             :  Untuk mengetahui pengaruh bayclin terhadap daya tahan tubuh ikan pepuyu

1.          ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan adalah :
1.        Bak plastik
2.        Saringan ikan
3.        Gelas ukur
4.        Suntikan
5.        Alat tulis
Bahan yang digunakan adalah :
1.        Ikan Pepuyu
2.        Bayclin
3.        Air
4.         Kertas label

II.          CARA KERJA

a.    Uji Pendahuluan
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Menyediakan 15 bak, memberi label A untuk pengulangan pertama, B untuk pengulangan kedua dan C untuk pengulangan ketiga.
3.      Mengisi air sebanyak 5,5 liter kedalam masing-masing bak.
4.      Memberi label pada 3 bak dengan huruf k sebagai control.
5.      Memasukkan bayclin sebanyak 1 ml kedalam kedalam bak A, B, dan C dan beri label 1 pada masing-masing bak.
6.      Memasukkan bayclin sebanyak 2 ml kedalam kedalam bak A, B, dan C dan beri label 2 pada masing-masing bak.
7.      Memasukkan bayclin sebanyak 3 ml kedalam kedalam bak A, B, dan C dan beri label 3 pada masing-masing bak.
8.      Memasukkan bayclin sebanyak 4 ml kedalam kedalam bak A, B, dan C dan beri label 4 pada masing-masing bak.
9.      Memasukkan ikan kedalam masing-masing bak.
10.  Mengamati reaksi yang terjadi pada ikan.
11.  Mencatat waktu setiap ikan dapat bertahan hidup.
                                    

III.    TEORI DASAR

Toksikologi merupakan salah satu pecahan dari bidang biologi terapan seperti kedokteran, farmasi, ilmu lingkungan sanitasi, dan lain sebagainya. Dalam bidang ilmu khusus ini dipelajari tentang racun (daya tacun dan keracunan) yang dapat ditimbulkan oleh sesuatu.
Toksikologi berasal dari kata toksik yang berarti racun dan logos yang berarti ilmu. Pengertian lain yang dikemukakan tentang toksikologi adalah semua substansi yang digunakan, dibuat atau hasil dari suatu formulasi dan produk untuk menimbulkan pengaruh-pengaruh negative bagi manusia. Ada beberapa bentuk aksi penyerangan dari suatu toksikan. Semua itu ditentukan bentuk toksisitas atau daya racun yang dimiliki oleh toksikan. Bentuk-bentuk toksisitas tersebut adalah:
-          Toksisitas fisika
-          Toksisitas kimia
-          Toksisitas fisiologi
Toksisitas pada toksikologi berkaitan erat dengan terjadinya pencemaran lingkungan. Masalah pencemaran lingkungan mulai terangkat kepermukaan dunia dan menjadi topic utama berkisar pada tahun 50-an. Tepatnya ketika ditemukan suatu penyakit mental dan kelainan pada syaraf (penyakit minamata) yang diderita oleh penduduk yang hidup di sekitar teluk Minamat di Jepang.
Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dan kondisi asal paa kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya mempunyai sifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organism hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan itulah yang kemuidan menjadi pemicu terjadinya pencemaran.
Lingkungan dapat diartikan sebagai media atau suatu areal, tempat atau wilayah yang didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk aktivitas yang berasal dari ornamen-ornamen yang saling mengikat, saling menyokong kehidupan mereka. Karena itu suatu tatanan lingkungan yang mencakup segala bentuk aktivitas dan interaksi di dalamnya disebut dengan ekosistem.
Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan itu. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kemasukan benda asing itu, memberikan pengaruh (dampak) buruk terhadap organism yang sudah ada dan hidup dengan baik dalam tatanan lingkungan tersebut. Sehingga pada tindak lanjut dalam arti bila lingkungan tersebut telah tercemar dalam tingkatan yang tinggi, dapat membunuh dan bahkan menghapuskan satu atau lebih jenis organism yang tadinya hidup normal dalam tatanan lingkungan itu. Jadi pencemaran lingkungan adalah terjadinya perubahan dalam suatu tatanan lingkungan asli menjadi suatu tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan aslinya.
Suatu substansi toksik atau suatu substansi racun yang secara demonstrative mempunyai kemampuan untuk menimbulkan kanker, tumor, atau pengaruh neoplastik pada manusia, ataupun pada hewan percobaan, juga mampu menyebabkan terjadinya perubahan permanen dari suatu keturunan atau perubahan genetis yang bersifat permanen pada keturunan baik pada manusia ataupun hewan, menyebabkan cacat fisik pada perkembangan janin manusia ataupun hewan dan bahkan dapat mengakibatkan terjadinya kematian bila substansi tersebut masuk ke dalam tubuh baik melalui jalur pernafasan, kulit, mata, mulut, ataupun jalur-jalur lainnya yang memungkinkan. Di samping itu juga mampu mengakibatkan terjadinya perubahana atau kelainan seksual pada manusia.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu bentuk aksi kimia mempunyai bentuk dan variasi yang luas. Asam-asam kuat atau alkalis, yang mengalami kontak langsung dengan organ mata, kulit dan atau saluran pencernaan, dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan dan bahkan kematian pada sel-sel. Di samping itu, kemasukan atau keterpaparan oleh uap atau senyawa logam berat dapat mengakibatkan terganggunya system metabolism atau system fisiologi tubuh.
Suatu bentuk aksi serangan dari suatu toksikan secara fisika bebeda dengan bentuk serangan toksikan secara kimia. Pada aksi fisika ini, bentuk serangan cenderung dalam bentuk penghancuran dan peradangan. Sebagai contoh adalah kasus dermatitis yang terjadi pada kulit, kekeringan, kulit pecah-pecah dan lain-lain.
Kenyataan itu kemuidan mengungkapkan secara jelas bahwa masalah-maslah toksikologi tidak dapat dipisahkan dari masalah-masalah lingkungan hidup seperti pencemaran lingkungan.

IV.  HASIL PENGAMATAN
Perlakuan
tawal
takhir
Ak
A1
A2
A3
A4
Sabtu, 14 November 2009, jam 10.05
-
22. 15
17. 23
16.45
13. 32                     
Bk
B1
B2
B3
B4
Sabtu, 14 November 2009, jam 10.05
-
18. 21
16. 33
14. 55
13.36
Ck
C1
C2
C3
C4
Sabtu, 14 November 2009, jam 10.05
-
21.10
Minggu, 09.55
17.44
16. 23 wita

Keterangan :
A = pengulangan pertama
B = pengulangan kedua
C = pengulangan ketiga
1 = perlakuan 1 (konsentrasi 1 ml)
2 = perlakuan 2 (konsentrasi 2 ml)
3 = perlakuan 3 (konsentrasi 3 ml)
4 = perlakuan 4 (konsentrasi 4 ml)
k = kontrol

V.   ANALISIS DATA
Dari hasil pengamatan pada percobaan yang dilakukan dengan memberikan 4 macam perlakuan dan satu control, dimana perlakuan pertama air ditambah dengan 1 ml bayclin, perlakuan kedua air ditambah dengan 2 ml bayclin, perlakuan ketiga air ditambah dengan  3 ml bayclin dan perlakuan keempat air ditambah dengan 4 ml bayclin. Setelah diamati maka didapatkan hasilnya sebagai berikut:
a.      Perlakuan pertama
Ikan pepuyu yang dimasukkan ke dalam air sebanyak 5,5 liter yang dicampurkan dengan 1 ml bayclin dapat bertahan hidup selama:
·         Pengulangan pertama (A1) selama 12 jam 10 menit.
·         Pengulangan kedua (B1) selama 8 jam 16 menit.
·         Pengulangan ketiga (C1) selama 11 jam 10 menit.
Perbedaan waktu bertahan hidup ikan pada kondisi air yang sama yaitu pada penambahan 1 ml bayclin disebabkan oleh perbedaan daya tahan tubuh ikan yang berbeda-beda. Semakin kuat daya tahan tubuhnya, semakin lama ikan tersebut dapat bertahan dalam kondisi air yang telah ditambahkan dengan 1 ml bayclin.
b.      Perlakuan kedua
Ikan pepuyu yang dimasukkan ke dalam air sebanyak 5,5 liter yang dicampurkan dengan 2 ml bayclin dapat bertahan hidup selama:
·         Pengulangan pertama (A2) selama 7 jam 18 menit.
·         Pengulangan kedua (B2) selama 6 jam 28 menit.
·         Pengulangan ketiga (C2) selama 23 jam 50 menit.
Pada pengulangan ketiga (C2) terlihat perbedaan waktu yang sangat jelas dibandingkan dengan pengulangan pertama (A2) dan pengulangan kedua (B2). Hal ini disebabkan karena daya tahan tubuh ikan yang lebih kuat dan selama pengamatan, ikan pada perlakuan ini tidak terlalu aktif.
c.       Perlakuan ketiga
Ikan pepuyu yang dimasukkan ke dalam air sebanyak 5,5 liter yang dicampurkan dengan 3 ml bayclin dapat bertahan hidup selama:
·         Pengulangan pertama (A3) selama 6 jam 40 menit.
·         Pengulangan kedua (B3) selama 4  jam 50 menit.
·         Pengulangan ketiga (C3) selama 7  jam 39 menit.
Perbedaan waktu bertahan hidup ikan pada penambahan 3 ml bayclin tidak terlalu mencolok. Hal ini mungkin disebabkan karena ikan tersebut memiliki daya tahan tubuh yang sama.



d.      Perlakuan keempat
Ikan pepuyu yang dimasukkan ke dalam air sebanyak 5,5 liter yang dicampurkan dengan 4 ml bayclin dapat bertahan hidup selama:
·         Pengulangan pertama (A4) selama 3 jam 27 menit.
·         Pengulangan kedua (B4) selama 3 jam 31 menit.
·         Pengulangan ketiga (C4) selama 6 jam 18 menit.
Perbedaan waktu bertahan hidup ikan pada kondisi air yang sama yaitu pada penambahan 4 ml bayclin disebabkan oleh perbedaan daya tahan tubuh ikan yang berbeda-beda. Semakin kuat daya tahan tubuhnya, semakin lama ikan tersebut dapat bertahan dalam kondisi air yang telah ditambahkan dengan 4 ml bayclin.

Dari keempat perlakuan dapat dilihat bahwa semakin besar volume bayclin yang ditambahkan dalam 5,5 liter air maka semakin cepat ikan tersebut mati. Kematian yang terjadi pada ikan tersebut juga disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor luar seperti kondisi air yang berbau, kadar oksigen terlarut, intensitas cahaya yang kurang, ukuran tubuh, dan sebagainya. Faktor dalam diantaranya adalah daya tahan tubuh ikan yang kurang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungannya.
Alasan kami memilih ikan pepuyu sebagai bahan percobaan ini adalah karena ikan pepuyu ini biasa hidup di rawa. Sedangkan pemilihan bayclin sebagai bahan ml, hidupnya penguji toksisitas karena, bayclin merupakan limbah rumah tangga, yang pembuangannya langsung ke lingkungan. Sehingga limbah bayclin tersebut langsung berpengaruh terhadap ikan pepuyu tersebut.
Adanya bayclin yang dimasukkan tersebut berpengaruh terhadap kadar garam yang terkandung dalam air yang menyebabkan air menjadi berbau, dan berubah warnanya menjadi hitam. Dimana zat-zat tau bahan yang terkandung pada deterjen tersebut seperti :
  • Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang termasuk bahan kimia organik. Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan, atau istilah teknisnya, ia berfungsi sebagai emulsifier, bahan pengemulsi. Zat kimia ini bersifat toksik (beracun) bila dihirup, diserap melalui kulit atau termakan.
  • Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air dan filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contohnya Sodium sulfat.
  • Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst.                               
Hal tersebut adalah salah satu penyebab mengapa ikan nila menjadi mati disamping faktor-faktor seperti, daya tahan tubuh (internal), intensitas cahaya, kondisi air, dan sebagainya.
Pada ikan yang mati terlihat adanya perubahan morfologi berupa munculnya bercak kemerah-merahan pada tubuh ikan, pada daerah insang mengeluarkan darah, dan pada bagian tubuhnya banyak mengeluarkan lendir.

V.   KESIMPULAN
1.         Faktor-faktor yang menyebakan ikan nila mati diantaranya yaitu, daya tahan tubuh (internal), intensitas cahaya, kondisi air, dan sebagainya.
2.         Semakin tinggi kadar konsentrasi bayclin maka semakin cepat pula menyebabkan kematian pada ikan, namun hal tersebut juga tergantung pada daya tahan tubuh ikan.
3.         Morfologi ikan setelah dicampurkan bayclin ditemukan munculnya bercak kemerah-merahan pada tubuh ikan, pada daerah insang mengeluarkan darah, dan pada bagian tubuhnya banyak mengeluarkan lendir.
4.          

VI. DAFTAR PUSTAKA

Palar, Heryando. 1994. Pencemaran & Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta: Jakarta.

PENGARUH WIFOL TERHADAP KETAHANAN HIDUP IKAN NILA

LAPORAN PENELITIAN
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
( AHYT 256)


 PENGARUH WIFOL TERHADAP KETAHANAN HIDUP IKAN NILA



Dosen Pengasuh :
Drs. Bunda Halang, MT





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN







I.                   ALAT DAN BAHAN

A.    Alat
1.      Ember Plastik
2.      Suntikan
3.      Penghitung waktu (jam)
B.     Bahan
1.      Ikan Nila                    .           
2.      Wifol
3.      Air

II.                CARA KERJA

1.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2.      Mengukur larutan Wifol dengan konsentrasi yang berbeda, yakni 1 ml; 2 ml; 3 ml dan 4 ml.
3.      Menyediakan 15 buah ember plastik dan memberi label untuk kontrol dan masing-masing konsentrasi.
4.      Mengisi masing-masing ember plastik tersebut dengan air ± 5 liter.
5.      Memasukkan larutan Wifol dengan konsentrasi berbeda tersebut kedalam masing-masing ember yang telah berisi air.
6.      Memasukkan ikan nila pada tiap ember tersebut.
7.      Mengamati perubahan yang terjadi.

III.             TEORI DASAR

Toksikologi merupakan salah satu pecahan dari bidang biologi terapan seperti kedokteran, farmasi, ilmu lingkungan sanitasi, dan lain sebagainya. Dalam bidang ilmu khusus ini dipelajari tentang racun (daya tacun dan keracunan) yang dapat ditimbulkan oleh sesuatu.
Toksikologi berasal dari kata toksik yang berarti racun dan logos yang berarti ilmu. Pengertian lain yang dikemukakan tentang toksikologi adalah semua substansi yang digunakan, dibuat atau hasil dari suatu formulasi dan produk untuk menimbulkan pengaruh-pengaruh negative bagi manusia. Ada beberapa bentuk aksi penyerangan dari suatu toksikan. Semua itu ditentukan bentuk toksisitas atau daya racun yang dimiliki oleh toksikan. Bentuk-bentuk toksisitas tersebut adalah:
-          Toksisitas fisika
-          Toksisitas kimia
-          Toksisitas fisiologi
Toksisitas pada toksikologi berkaitan erat dengan terjadinya pencemaran lingkungan. Masalah pencemaran lingkungan mulai terangkat kepermukaan dunia dan menjadi topic utama berkisar pada tahun 50-an. Tepatnya ketika ditemukan suatu penyakit mental dan kelainan pada syaraf (penyakit minamata) yang diderita oleh penduduk yang hidup di sekitar teluk Minamat di Jepang.
Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dan kondisi asal paa kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya mempunyai sifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organism hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan itulah yang kemuidan menjadi pemicu terjadinya pencemaran.
Lingkungan dapat diartikan sebagai media atau suatu areal, tempat atau wilayah yang didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk aktivitas yang berasal dari ornamen-ornamen yang saling mengikat, saling menyokong kehidupan mereka. Karena itu suatu tatanan lingkungan yang mencakup segala bentuk aktivitas dan interaksi di dalamnya disebut dengan ekosistem.
Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan itu. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kemasukan benda asing itu, memberikan pengaruh (dampak) buruk terhadap organism yang sudah ada dan hidup dengan baik dalam tatanan lingkungan tersebut. Sehingga pada tindak lanjut dalam arti bila lingkungan tersebut telah tercemar dalam tingkatan yang tinggi, dapat membunuh dan bahkan menghapuskan satu atau lebih jenis organism yang tadinya hidup normal dalam tatanan lingkungan itu. Jadi pencemaran lingkungan adalah terjadinya perubahan dalam suatu tatanan lingkungan asli menjadi suatu tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan aslinya.
Suatu substansi toksik atau suatu substansi racun yang secara demonstrative mempunyai kemampuan untuk menimbulkan kanker, tumor, atau pengaruh neoplastik pada manusia, ataupun pada hewan percobaan, juga mampu menyebabkan terjadinya perubahan permanen dari suatu keturunan atau perubahan genetis yang bersifat permanen pada keturunan baik pada manusia ataupun hewan, menyebabkan cacat fisik pada perkembangan janin manusia ataupun hewan dan bahkan dapat mengakibatkan terjadinya kematian bila substansi tersebut masuk ke dalam tubuh baik melalui jalur pernafasan, kulit, mata, mulut, ataupun jalur-jalur lainnya yang memungkinkan. Di samping itu juga mampu mengakibatkan terjadinya perubahana atau kelainan seksual pada manusia.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu bentuk aksi kimia mempunyai bentuk dan variasi yang luas. Asam-asam kuat atau alkalis, yang mengalami kontak langsung dengan organ mata, kulit dan atau saluran pencernaan, dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan dan bahkan kematian pada sel-sel. Di samping itu, kemasukan atau keterpaparan oleh uap atau senyawa logam berat dapat mengakibatkan terganggunya system metabolism atau system fisiologi tubuh.
Suatu bentuk aksi serangan dari suatu toksikan secara fisika bebeda dengan bentuk serangan toksikan secara kimia. Pada aksi fisika ini, bentuk serangan cenderung dalam bentuk penghancuran dan peradangan. Sebagai contoh adalah kasus dermatitis yang terjadi pada kulit, kekeringan, kulit pecah-pecah dan lain-lain.
Kenyataan itu kemuidan mengungkapkan secara jelas bahwa masalah-masalah toksikologi tidak dapat dipisahkan dari masalah-masalah lingkungan hidup seperti pencemaran lingkungan.

IV.       HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan
Percobaan
Perlakuan
Tawal
Takhir
∆ T
I
(Minggu, 15/11/09)
Jam 10.00 wita
Kontrol
10.00


Konsentrasi: 1 ml
10.00
11.44
1 jam 44 menit
Konsentrasi: 2 ml
10.00
11.23
1 jam 23 menit
Konsentrasi: 3 ml
10.00
10.54
54 menit
Konsentrasi: 4 ml
10.00
10.31
31 menit

II
(Senin, 16/11/09)
Jam 13.00 wita
Kontrol
13.00


Konsentrasi: 0,1 ml
13.00
-
Ket: masih hidup
Konsentrasi: 0,2 ml
13.00
-
Ket: masih hidup
Konsentrasi: 0,3 ml
13.00
-
Ket: masih hidup
Konsentrasi: 0,4 ml
13.00
-
Ket: masih hidup

III
(Selasa, 17/11/2009, Jam 19.00 Wita)
Kontrol
19.00


Konsentrasi: 0,5 ml
19.00
04.25
9 jam 25 menit
Konsentrasi: 0,6 ml
19.00
03.55
8 jam 55 menit
Konsentrasi: 0,7 ml
19.00
02.45
7 jam 45 menit
Konsentrasi: 0,8 ml
19.00
01.10
6 jam 10 menit


V.          ANALISIS DATA
Pada percobaan ini, praktikan melaksanakan uji daya ketahanan hidup ikan nila, menggunakan wifol sebagai toksin. Wifol banyak digunakan masyarakat untuk pembersih lantai dan secara tidak langsung dari pemakaian rumah tangga tersebut, Wifol dapat mencemari air (habitat ikan).
Ikan nila telah banyak digunakan dalam penelitian toksikologi karena respon ikan nila yang cukup cepat terhadap perubahan lingkungan, ikan nila biasa dipelihara di tambak-tambak yang terpelihara dengan baik dan jauh dari pencemar, namun lain halnya dengan ikan nila yang ada di sungai-sungai (tidak ditambak) yang hidup secara alami, ikan-ikan ini rentan terhadap pencemaran lingkungan air. Dari percobaan ini praktikan dapat membuktikan bahwa ikan nila dapat digunakan sebagai bioindikator bagi pencemaran air, artinya pada tingkat pencemaran tertentu ikan nila tidak dapat hidup.
Pada percobaan ini, praktikan melaksanakan 3 kali percobaan dengan adanya perubahan konsentrasi pada setiap percobaan. Pada uji pendahuluan (percobaan I), digunakan konsentrasi Wifol sebanyak 1 ml, 2 ml, 3, ml, dan 4 ml, pada uji pendahuluan ini, percobaan gagal karena ikan-ikan nila mati sebelum 2 jam setelah dimasukkan ke dalam ember yang berisi air + Wifol, pada konsentrasi 4 ml, dalam waktu 31 menit ikan nila telah mati, kemudian menyusul ikan dalam konsentrasi 3 ml, mati dalam waktu 54 menit, pada konsentrasi 2 ml, ikan mati setelah 1 jam 23 menit, dan pada konsentrasi 1 ml ikan mati setelah 1 jam 44 menit, waktu ini dihitung dari awal memasukkan ikan ke dalam ember yang berisi air yang telah diberi wifol masing-masing konsentrasi. Rendahnya ketahanan hidup ikan nilai pada percobaan I ini, disebabkan oleh konsentrasi detol yang terlalu tinggi, dan ikan nila yang digunakan cukup kecil (masih belum dewasa), sehingga daya tahan terhadap konsentrasi yang tinggi sangat lemah.
Pada percobaan II, digunakan konsentrasi 0,1 ml, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, pada pengamatan percobaan ini, ikan nila tetap hidup sampai hari berikutnya (Senin jam 13.00 wita sampai Selasa 19.00 wita), karena ikan tidak ada yang mati, maka konsentrasi ditambahkan menjadi masing-masing 0,5 ml, 0,6 ml, 0,7 ml, dan 0,8 ml, penambahan konsentrasi dilakukan pada hari Selasa pukul 19.00 wita. Dari Selasa 19.00 wita, dikatakan sebagai percobaan III karena adanya penambahan konsentrasi, akhirnya pada pukul 01.10 ikan nila pada konsentrasi 0,8 ml mati (6 jam l0 menit dari pukul 19.00), disusul ikan pada konsentrasi 0,7 pada pukul 02.45 (8 jam 45 menit dari pukul 19.00), kemudian ikan pada konsentrasi 0,6 ml mati pada pukul 03.55 (8 jam 55  menit dari pukul 19.00), dan yang terakhir ikan pada konsentrasi 0,5 ml mati pada pukul 04.25 (9 jam 25 menit dari pukul 19.00).
Dari ketiga percobaan di atas, ikan nila yang sebagai kontrol tetap hidup sampai akhir percobaan, hal ini membuktikan bahwa ikan nilai dapat digunakan sebagai bioindikator.
Dari konsentrasi terendah 0,5 ml per 5 liter air, Wifol sudah mampu mengganggu ketahanan hidup ikan nila, hal ini berarti jika Wifol banyak mencemari lingkungan air, bukan tidak mungkin habitat ikan menjadi tercemar, dan akhirnya populasi ikan akan menurun, atau ikan tersebut menjadi berbahaya jika dikonsumsi manusia.

VI.       KESIMPULAN

1.      Ikan nila dapat digunakan sebagai bioindikator terhadap pencemaran Wifol pada air.
2.      Ketahanan hidup ikan nila mulai terganggu pada konsentrasi wifol 0,5 ml per 5 liter air.
3.      Tinggi konsentrasi zat pencemar mempengaruhi ketahanan hidup ikan secara signifikan, artinya semakin tinggi konsentrasi zat, maka ketahanan hidup ikan semakin terganggu, sehingga memberikan efek negatif.


VII.  DAFTAR PUSTAKA

Kaspul. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. PMIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin.

Kimball, J.W. 1992. Biologi Jilid I. PN. Erlangga. Jakarta.

Suntoro, S. S. 1994. Anatomi Hewan Materi Pokok Modul 1 – 6. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wulangi, Kartolo. S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Depdikbud. Jakarta.

Welcome to my Activity

disini aq nampilin segala macam aktivitasku dan suasana hatiku baik senang, sedih, galau, gundah, gulana dll.

Total Tayangan Halaman