7 buah langka dari kalimantan
Mengunjungi Kalimantan di kala musim buah adalah sebuah anugerah yang
tiada tara. Apalagi jika anda bersedia untuk masuk hutan. Kita akan
dimanjakan oleh alam dengan berbagai macam buah yang tak bisa kita
dapatkan di pasar, apalagi di supermarket. Bulan November sampai Maret
adalah bulan yang cocok untuk berburu buah hutan Kalimantan Timur. Ada banyak lagi jenis buah yang aneh dan sungguh sensasional, baik dari segi bentuk dan rasa.
Buah-buah tersebut bahkan hanya dikenal oleh beberapa kampung saja.
Jangan coba mencarinya di kota kecamatan. Di kampung berbeda saja kita
akan mendapatkan jenis buah yang berbeda. Berikut 7 Buah Langka Dari
Pulau Kalimantan, yaitu :
1. Buah wanyi
Buah wanyi ini dagingnya bewarna putih rasanya manis keasam-asaman dan
berbau sangat tajam. buahnya lonjong seperti mangga, ukurannya lebih
besar dari buah mangga. Ada yang bahanya darai wanyi ini, yaitu Getah
pohonnya, jika kita terkena getahnya efeknya gatal-gatal. Buah wanyi
hidup di hutan kalimantan, dan paling banyak terdapat di Kaltim, sayang
buah ini susah sekali di temui apa lagi daerah di kota-kota, kalau pun
ada palingan cuma 1 pohon saja yang masih hidup.
2. Buah Ihau
Buah yang satu ini dikenal dengan beberapa nama sebutan. Ada yang
menyebutnya Ihau, masyarakat Tanjungselor Kabupaen Bulungan menyebutnya
Mata Kucing karena isi buah dan bijinya mirip dengan mata kucing yang
bersinar, sedangkan masyarakat Dayak Kenyah di Tering Kabupaten Kutai
Barat menyebutnya Duku. Buah Ihau merupakan buah asli Kalimantan Timur
(dan mungkin juga ada di hutan-hutan wilayah Kalimantan lainnya termasuk
di hutan Malaysa dan Brunai Darussalam). Bentuknya bundar sebesar
kelereng dengan daging buah mirip klengkeng dengan rasa manis yang juga
menyerupai rasa buah klengkeng. Tak heran sebagian masyarakat kota
menyebutnya sebagai buah Klengkeng asli Kalimantan. Layaknya pohon-pohon
yang tumbuh dihutan Kalimantan, pohon ihau memiliki batang yang besar
dan kokoh serta menjulang tinggi. Memiliki dua jenis warna, yaitu
berwarna kuning kecoklatan dan ada juga yang berwarna hijau, menjadikan
ihau atau si mata kucing ini sebagai santapan lezat para monyet, burung
enggang dan satwa lainnya. Pada musim buah kali
ini (Desember-Pebruari) buah Ihau masih dapat ditemukan dipasar-pasar
tradisional di pedalaman Mahakam. Namun kali ini buah Ihau juga dapat
ditemukan di penjual buah pinggir jalan di Samarinda. Ketika ditanya
asal buah, penjual menjawab asalnya bukan lagi dari pedalaman Mahakam
yang memikili hutan-hutan yang lebat, namun buah ihau telah dikebunkan
oleh petani di pinggiran kota Samarinda, tepatnya di Desa Lempake
Kecamatan Samarinda Utara. Jika dahulu orang
menjual buah ihau dengan takaran bekas kaleng susu ukuran kecil, kini
buah ihau dijual dengan takaran kilogram layaknya buah-buah lainnya.
Harga satu kilo gram yang ditawarkan pedagang buah berkisar antara
Rp.15.000 hingga Rp. 20.000. Harga ini cukup pantas jika bersaing dengan
buah klengkeng impor apalagi mengingat sudah langkanya buah ini.
3. Buah Rambai
Musim buah Rambai ini setahun sekali ini. Buah rambai berasa manis-manis
masam, dengan buah yang berisi 2-4 juring. Buah ini hampir mirip dengan
langsat / Duku, yang membedakanyaRambai menyebar dari Indomalesia ke
arah Pasifik Barat. Biasanya kemunculan buah rambai ini merupakan tanda
bahwa musim buah akan segera berakhir. Alhamdulillah, beberapa jenis
buah telah kucicipi pada musim buah kali ini. Sebenarnya masih banyak
buah-buahan khas pedalaman yang belum sempat kurasakan karena memang
tidak terlalu banyak dihasilkan dan hanya dijual pada daerah-daerah
tertentu saja, seperti buah durian merah, lahong dan buah tarap.
4. Buah Kapul
Buah Kapul sungguh sangat mirip dengan buah mangis. Hanya kulitnya
persis seperti kulit kayu. Beda lainnya adalah pada ujung buah tidak
terdapat bentuk bintang, sedangkan di pangkal tangkainya tidak terdapat
mahkota. Buahnya ada dua jenis Kapul berdaging putih dan kapul berdaging
kuning. Jika manggis setiap buahnya terdiri atas lima biji, kapul hanya
terdiri dari empat buah saja. Warna daging buah putih. Ada juga kapul
yang daging buahnya kuning. Rasanya? Persis rasa manggis.
5. Buah Keledang
Buah Keledang termasuk buah langka bumi Kalimantan. Bentuknya persis
nangka. Demikianpun daging-bu. Hanya ukurannya mini. keledang merupakan
buah yang mulai terlupakan seiring dengan habisnya hutan-hutan alami.
Pohonnya dapat menjulang tinggi mencapai 30 meter dan berdaun lebar dan
sedikit berbulu. Pohon keledang dapat berbuah sejak 5 tahun setelah
tanam. Tumbuh diberbagai jenis tanah dan umumnya dihutan tropis dan
penuh dengan humus. Buah Keledang (Artocarpus lancifolius Roxb) termasuk
Famili Moraceae (suku nangka-nangkaan). Kerabat dekatnya buah Mentawa,
Kluwih, Pintau, Cempedak, Sukun, Selanking, Benda, dan Nangka. Buah
Keledang rasanya manis dan daging buahnya terpisah dari bijinya seperti
nangka. Sensasi rasanya merupakan campuran antara nangka dan manggis.
Warna kulit buahnya jingga kemerahan dan bentuk buahnya seperti
cempedak. Buah keledang termasuk salah satu buah buahan eksotis hutan
Kalimantan (Borneo) yg tumbuh merata di seluruh daratan pulau ini.
Bersyukur, ketika musim buah pada Desember ini di Kota Samarinda, masih
banyak penjaja buah dipinggir jalan yang menjualnya. Buah sebesar
genggaman tangan orang dewasa dijual dengan harga Rp. 2500 per buahnya.
Sungguh harga yang murah untuk buah yang sudah jarang ditemukan ini.
Pelestarian Pohon Keledang belum mendapat perhatian, begitupun dengan
buah buah eksotis hutan Kalimantan lainnya. Padahal potensi tumbuhnya
sangat mudah
dengan perbanyakan melalui biji yang disemai. Jika buah nangka harus
dibuka dengan pisau, buah keledang cukup diputar saja. Setelah diputar,
buah akan terbuka. Selanjutnya, biji-biji ranum berwarna orange yang
terpisah dari kulit buah segera tampak dan menantang kita untuk
menikmatinya. Rasanya sangat nikmat. Jika nangka dan cempedak berbau,
keledang sama sekali tidak. Sehingga mereka yang tidak suka buah yang
beraroma pasti akan menyukai keledang.
6. buah Tarap
Buah tarap mirip sekali dengan buah sukun. Kulitnya bagaikan karet yang
ditata rapi. Jika kita raba, kulitnya akan menempel ke telapak tangan,
seperti kaki cicak. Buah tarap adalah sumber energi. Sebab rasanya
sangat manis. Segera setelah kita memakannya, maka energi kita akan
segera pulih. Cara membukanya adalah dengan membelah buah tarap secara
membujur. Kemudian kulit buah akan dengan mudah kita kelupas. Yang
tertinggal adalah butiran-butiran ranum berwarna putih yang siap
dinikmati. Sayang, buah tarap menyebarkan bau seperti cempedak. Sehingga
bagi mereka yang tak menyukai buah beraroma, mungkin tak akan menyukai
buah tarap.
7. Buah Bemotong
Buah bemotong menggerombol di pangkal batang, tepat diatas tanah.
Warnanya merah segar. Namun segera akan berubah kecoklatan begitu kita
kutip dari pohonnya. Buah yang ukurannya seujung balpoin ini tersusun
dalam tandan. Warna daging buahnya ungu atau putih. Rasanya manis. Ada
biji kecil ditengahnya. Saat menikmati, kita bisa telan saja biji kecil
ini, seperti saat kita makan manggis.
Welcome to my Activity
disini aq nampilin segala macam aktivitasku dan suasana hatiku baik senang, sedih, galau, gundah, gulana dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar